KELAS PUISI Master DEDI W (Kelas ke 1 dan 2)
[23:17, 25/6/2018] +62 819-3263-8479: Duduk di pantai
dekat bongkahan batu cadas
dibawah sinar matahari
dengan butiran pasir
dan rasa asin pada kulit
sambil tak lepas tersenyum
dia menyentuh topinya
Kemudian dia melangkah
dengan pikiran yang tenang
menatap ke depan sesekali memandangi awan
Rambutnya yang hitam terurai tidak teratur
dan masih basah
Ahh dia begitu cantik!
Nadiyah, 25 Juni 2018
[23:39, 25/6/2018] Fitria Linda: TITIPAN DOA
Oleh : Fitria Linda K
Serunai bakti pada Ilahi
Bertauhid pilar jiwa insani
Cipta karya sang penguasa semesta
Sebagai hamba perindu surga
Buih dosa terapung dan mengepung
Sejak lahir dari ibu kandung
Menguntai butiran jelaga hitam menjulang
Sesangguh kefakiran yang panjang
Malaikat tanpa sayap
Bermunajad kala senyap
Lentik jemari memainkan tasbih mihrab cinta
Mengusung ribuan bait doa
Saat dua pertiga setiap malam-malamnya
Malaikat tanpa sayap
Titah doanya mencengkram 7 lapis langit
Hikmah ujarnya berakhir legit
Bertarung dengan doa-doa para iblis semakin sengit
Doanya penolong di tengah lautan layaknya rakit
Titipan doa…
Lembut lembayung lantunmu mengeja
Derai tangismu menghujam jiwa
Ratapan tengadahmu hentikan masa
Hingga…
Sang pencipta kabulkan setiap doa
Titipan doa…
Terpaut saat aku dikandungnya
Gelayut doanya mampu menggetarkan dinding surga
Hingga…
Sang pemilik semesta tak mampu menolaknya
Titipan doa…
Darinya…
Untuk kita…
Blitar, 25-06-2018 #23:39
[00:05, 26/6/2018] +62 819-3263-8479: Poetry is the hidden beauty of the soul~ nadiyah
[07:48, 26/6/2018] Risna: Orang yang mencintaimu takkan pernah mengajakmu untuk melakukan dosa.
Orang yang mencintaimu takkan pernah mengotori tangannya padamu.
Orang yang mencintaimu takkan pernah meniti jalan yang salah bersamamu.
Orang yang mencintaimu takkan pernah menunjukan arah ke jurang nista.
Orang yang mencintaimu takkan mengahncurkan kemuliaanmu.
Orang yang mencintaimu takkan membuatmu menjadi murahan.
Orang yang mencintaimu takkan pernah membuat hatimu hancur.
Orang yang mencintaimu takkan membuat hidupmu berantakan.
Karena orang yang mencintaimu akan menjemput hatimu dengan cara sebagaimana cinta itu diciptakan.
#IMC RISNA
[10:27, 26/6/2018] Dedi Gdn: Terus saja menulis.
Salah atau benar soal belakang.Jangan peduli apapun dan siapapun.Tulisan kita disimpan dlm satu file biar nggak hilang.apa saja bisa jadi sumber inspirasi.
[11:29, 26/6/2018] Nik Bu: Tunggu aku di dermaga yang dulu
Janji yang pernah terucap
Terpatri di sanubari
Tak lekang oleh waktu
Tak hilang oleh badai
Hanya dikau Kanda yang dinanti 😃
[11:37, 26/6/2018] Bapaknya Ivan: Ini juga lagi ngumpulkan piring untuk nampung sebongkah puisi warna biru
[11:37, 26/6/2018] Dwi Farida: Warna ungu simbul keperkasaan
Warna unggu isyaratkan keteguhan cinta dan kesetiaan
Warna ungu melambangkan ketegasan
Warna ungu melukiskan bagaimana dirimu begitu mempesona
😍😍😍😍 mewakili seseorang
Mlg, 26 06 18
[11:39, 26/6/2018] Nik Bu: Senang sekali aku melihat semangat Pak Dedi
Patut dicontoh selalu memotivasi
Orangnya kreatif dan berbudi
Selalu berkarya menarik hati
Tidak pelit selalu berbagi
Sangat cocok untuk teman sejati
Syukur2 sampai di surga nanti
Diam2 aku jatuh hati
Yah sebatas bersahabat di grup ini
[11:50, 26/6/2018] Utami Siti S: Warna ikatan hati dan pikiranmu
Setiap orang bebas menyukai warna
Aku suka semua warna
Yang membuat hidup lebih berwarna
Seperti sekarang ini
Aku berada diantara kalian
Hidupku serasa berwarna warni
Ooh bahagianya😃
Semoga bisa bertahan
Sampai akhir hayatku
Terimakasih kawan mau menerima ku apa adanya
Yang tak memiliki rupa dan harta
Ku hanya bisa berdoa memohon kebaikan untuk semua yang ada di group ini
🌹😍😘😘
Utami Siti Sundari _Bandung,26618
[11:54, 26/6/2018] Harry Agus Y: Sudah bagus kok … pemikiran puisi tidak pernah sama antara satu orang dg orang lain. Terus menggores tinta pasti akan terlihat gaya berpuisi kita pada,akhir sebuah karya. Tidak usah ragu, tulis tulis dan tulis secara berulangkali, pasti akan ada bedanya antara satu puisi ibu dg puisi ibu yg lainnya
[11:55, 26/6/2018] Dwi Farida: Warna BIRU
Warna biru kiasan dari cara berfikir bagai samudra luas
Warna biru mengandung pesan tentang pribadi tang tenang tapi menggemaskan
Warna biru adalah lambang kesejukan
Berbahagialah penyuka warna biru
Biru mempunyai makna akan pengharapan yang tiada batas sampai asa itu menjadi nyata
😍😍😍 buat yg suka warna biru
[12:00, 26/6/2018] Nik Bu: Oh ,,, Biru
By : Nik Sumarni
Biru cintaku
Biru pesonamu
Biru anganku
Seindah bayangmu
Laut biru membentang di cakrawala
Begitu juga rindu yang kutitipkan di sana
Langit biru menaungi asamu di jagad raya
Kepak sayapku menggapaimu berkendara awan dirgantara
Kutelusuri jejakmu, kapan bertemu
Di angkasa biru
Di awan biru
Di langit biru
Di Laut biru
Di matamu yang biru
Di senyummu yang biru
Atau di mimpimu yang biru
[12:17, 26/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ayunda cerminan ratu
Syair kubaca tersentuh hatiku
Kelana menanti di dermaga dulu
Berharap cemas mengharu biru
Membekas kuat rona wajahmu
Menanti pelangi syair syairmu
[12:21, 26/6/2018] Rubaidarose: Tuan Biru
Oleh Rubaida Rose
Sebab *Biru*
Hadirmu ku tunggu
Kuasa itu
Menawan
Hati
Aku dan kamu
Sebab Biru
Membinar asa rindu
Rekahan mu
Menawanku
Gelap malam
Membias sepi ku
Sebab Biru
Merangkai kisah ku
Kamu dan aku
Terjatuh di satu qalbu
Merayu
Sebab Biru
Sebongkah rindu
Gontai menyerah
Hanya satu
Sapa mesrah
Diranum bulatan
Lesungmu
Sebab biru
Aku hadir
Meramu pilu
Di taman cintaku
Kupukupu
Menarinari mengitari
Hari dan hari
Sebab biru
Di warna cintamu
Menyerupa alam
Penuh kecerian
Bergayut
Aku dan kamu
Didahan
Pohon cinta kita
Biru biru
Dekaplah aku dan dia
Satu disanubari biru
Kuansing.26062018
[12:26, 26/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ada apa dengan biru
Penuh pesona membikin rindu
Senyumannya mekar selalu
Sinar matanya membekas rindu
Langkah kakinya tiada ragu
Menjemput asa pemberi ilmu
#menunggu saat tanam padi
[14:42, 26/6/2018] Bu Samaah: Indah
Hari ini biru
Membuat aku rindu
hujan turun tak menganggu lamunanku
Melayang diawan
Menetes bersama daun
Bening bilur-bilur kenangan
Indah bersama angan
Yang terukir indah
Dalam hati penuh berkah
Ku baca kembali
Indah
Senyum sumringah
Sendiri
Saamah, 260618
[15:15, 26/6/2018] Dedi Gdn: Biru mengharu biru
Ketika ku sebut namamu
Jauh diujung nusa beribu-ribu batu
Kapankah kita bisa bertemu
Ku tanya pada jam dinding di kamarku
Ia diam membisu
Ku tanya pada dinding yg biru
Ia juga tak tahu
Pada siapa aku mengadu
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Membuka hari dengan silaunya mentari.
Aah.. panas sekali pagi ini!
Duh, sudah jam 9!
Masih pagi sepertinya,
ku minta waktu pada diri untuk bersabar satu jam lagi.
Sekilas aku melirik jam bertanggal di samping tempat tidurku, dan langsung terlonjak kaget.
Ya ampun! 21 Juni!
Telaaatt…
Terlambatt..
Hari pertama kerjaku yang buruk!
Maafkan🙏
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: “KEANGKUHAN”
Megah tampak istanamu
Berdiri tegak bertiang kuat
Berlantai kaca dan porselin
Berpagar tinggi sekuat besi
Di sana berjajar kendaraan
Di dalam isi garasi….
Dengan nuansa warna
Merk dari berbagai negara
Siap mengantar tuan bepergian
Di sakumu tersimpan buku catatan
Catatan rekening tak terbilang
Hingga ke mana harus dihabiskan
Setiap malam keluyuran
Mencari hiburan
Karena hidup tak punya aturan
Tak ada sandaran
Tak ada tujuan
Walau harta bergelimpangan…
Tapi….
Nampak di sebelahmu
Bangunan reot dan usang
Tak kau lirik tak kau lihat
Entah makan atau tidak
berkumpul seanak pinak
Kesombongan telah melupakan asalmu
Keangkuhan tlah menjerumuskanmu
Hingga lupa arti kehidupan
Yang diingat hanya kemewahan
Tak berfikir kepulangan
Ke mana akan kau bawa hartamu
Hingga tak pandang ke depan belakang
Sampai ajal menjemput
Maut menanti…
Tak ada bekal pulang
Tak ada amal dibawa
Karena hanya harta yang kau fikirkan….
HjNenengHendrayati
SMI, 21-06-18
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Kakek Pengikat Mata Rantai
Saat mata ini mengintai dunia
Ada sosok tegas penuh kasih
Tangannya merengkuhku dengan penuh iba
Menimangku sembari bersenandung lirih
Kakek, begitu aku mengejanya dengan terbata
Kata sulit yang sering kuucapkan
Namun melekat erat dalam semua pinta
Menjadi saksi seorang kesayangan
Kakek … mungkin sekarang kita berbeda alam
Berada di dua pusaran dalam diam
Merenda masa yang menjadi suratan
Merajut semua kisah dalam perbedaan
Hanya untaian doa yang sanggup mengikat jalinan
Menerobos ke dalam qodho dan qodar Sang Rahman
Mendamaikan kehidupan aku pun beliau
Menyemai rindu kelak di surga bersama beliau
Semoga Allah menerima semua amal ibadah beliau
Mengampuni semua dosa beliau
Memberikan tempat terindah di sisi-Nya untuk beliau
Dan menjadikan surga sebagai muara terakhir beliau
Aamiin Yaa Rabb…
By. Ely Rose
Waru, 21 Juni 2018
07.54 WIB
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Sahabat,
Tidak semua puisi dikomentari
Berbeda dengan syair latihan diksi
Puisi bagaikan masakan yang siap dikonsumsi
Sedangkan syair baru sebuah resep inspirasi
Semakin kemari karya semakin mempesona
Sebagai bukti adanya materi dari Mr Dedi sangat berguna
Sahabat marilah berkarya
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Pagi ini indah
Mentari tersenyum menerobos dedaunan
Jingga
Menghangatkan hati
Kususuri jalanan
Bersama kekasih tersayang
Diatas roda dua yang mulai renta
Pagi ini indah
Isi hari pergi k sekolah
Setumpuk kertas menunggu
Untuk kujamah
Bersenda gurau bersama tinta hitam
Pagi ini indah
Harus banyak bebenah
Menanti warga sekolah
Berkaki kecil siap melangkah
Ramaikan khasanah
Berlari, melompat main Sondlah
Mengenal budaya khasanah
Pagi ini indah
Karunia illahi yang harus senantiasa kusyukuri
Saamah
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Jikalau syair laksana masakan
Maka kan ku gubah setiap waktu
Kunikmati indah tampilannya
Kupahami nikmat manfaatnya.
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Indah dirasa
Pagi ini indah
Mentari tersenyum menerobos dedaunan
Jingga
Menghangatkan hati
Kususuri jalanan
Bersama kekasih tersayang
Diatas roda dua yang mulai renta
Pagi ini indah
Isi hari pergi k sekolah
Setumpuk kertas menunggu
Untuk kujamah
Bersenda gurau bersama tinta hitam
Pagi ini indah
Harus banyak bebenah
Menanti warga sekolah
Berkaki kecil siap melangkah
Ramaikan suasana
Berlari, melompat main Sondlah
Mengenal budaya khasanah
Pagi ini indah
Karunia illahi yang harus senantiasa kusyukuri
Saamah
Cimahi, 21 Juni 18
Terimakasih P Pujo
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Pagi yg indah
Bertemu dengan sahabat semua
Yg selalu hadir dalam untaian kata
Kata yg dirajut laksana mutiara
Selamat pagi sahabat semua
Semoga senantiasa bhgia
Dimanapun berada
Walau tak pernah jumpa
Tpi serasa saudara
Yg selalu hadir dalam dunia maya
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Dunia Maya
Ceritamu terdengar indah
Dalam lembaran kertas
Penuh warna
Barisan aksara berbaris
Tertata bagai kalung ibu
Bertahtakan mutiara
Ingin rasanya kau lantunkan puisi penuh makna
Kan kunikmati
Dengan hati penuh rasa
Disini
Didunia Maya
Tak kudengar
Indahnya rasa yang bersuara
Kapankah kita dapat bersua
Tuk dengarkan syair-syair
Dalam Nada syahdu
Yang membelenggu tuk syukuri indahnya karuniaMu
Dalam coretan para pujangga yang indah dirasa
Saamah
Cimahi, 2 Juni 18
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Sahabat penaku B Ani yang ceria
Aku hanya mencoba
Torehkan pena mengikuti suara
Barlah waktu yg mengajarkan kita
Bersama bimbingan master Dedy sang pujangga
P Pujo yang kian berkelana meninggalkan kita-kita yang terpana
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Betul sahabatku
Disini kita bersatu
Dengan niat mengharap sesuatu
Mendapat bimbingan juga ilmu
Agar hidup ini makin bermutu
Belajar terus tanpa ragu
Tepiskan malas juga malu
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Kado
Untuk bunda tami
Bunda..
Aku tahu lembut hatimu
Tulus kasihmu
Dapat aku rasakan
Walau jauh di mata
Bunda..
Walau belum pernah jumpa
Hati kita sudah berpaut oleh ikatan pena
Bunda..
Trimakasih tak terhingga
Terimalah sayang dan hormat
Dari ananda.
😘😘😘😘 with love and pray..
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Emak belum pulang
Sore menggelantung mengikuti malam
Kutunggu bersama adik tersayang
Menanti emak yang belum pulang
Kududuk menatap
Disudut teras tanah yang keras
Adikku tertidur pulas
Dalam perut kosong yang memelas
Kuusap
Air mata
Jatuh
Dalam kasih sayang
Adikku
Dalam perut kosongnya
Kulihat napas
Berselimut pilu
Emak
Hari semakin petang
Kenapa kau belum pulang
Adakah sesuatu kau bawa pulang
Tuk adikku tersayang
Yang menangis diujung petang
Menantimu
Mengais rejeki
Banting tulang
Menopang kehidupan yang terus menggelandang
Dalam penantian
Kapankah sang bapak kan pulang
Membawa harapan
Saamah
Cimahi, 21 Juni 18
(Mengenang masa kecil yg sunyi)
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: 😭
Sungguh Bundamu menangis terharu
Mendapat kado spesial darimu
@Dwi Farida
Kukenali dirimu satu persatu
Kukenali tingkah lakumu
Dirimu penuh warna, engkaulah permata hatiku
Sudah kuanggap seperti anakku
Tak kubedakan antara satu dengan yang lain
Ku slalu berdoa
Semoga kau hidup mulia😇
Utami Siti Sundari_Bandung,21618
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Simbokku.. Elusan jemarimu dengan lembut menari nari diatas kepalaku dengan sejuta kata kata petuah petitih kau selipkan diantara ribuan dongeng penghantar tidurku. Dengan harapan anakmu jadi anak yg solehah harapan kebanggan keluarga. Seperti tokoh yg ada dalam dongeng Malam semakin larut membawaku terlena dalam dekapan kasih sayang tulus dari simbok tercinta. Sesekali kau tepuk nyamuk yg menggigitku.. Simbok aku kangen.. Dengan semua ini. Ingin kuulang lagi dengan dongeng masa kecilku kradenan Etty. P 210618
[10:06, 21/6/2018] samanibadar123: Musim kehidupan
Oleh Endang Puspitasari
Aku punya hidup yang tak sekedar dua musim..
Tertatih, berjalan dan berlari adalah awal musim pertamaku.
Gagal, berhasil, jatuh, bangun lagi adalah semangat ku.
Sorak sorai, genit nakal manja adalah romansa musim pertamaku.
Penuh peluh keringat orang tua membimbingku belajar.
Hingga tibalah aku memasuki musim kedua.
Musim yang amat sangaaaaaat panjang!
Musim aku menjadi ibu!
Pedih peluh keringat tak cukup.
Sepat mata, lapar perut tak jua sanggup mempercepat akhir musim ini.
Musim ibu
Pasti didamba dan dinanti.
Tapi tak semua mulus menjalani.
Kering suara berteriak meminta waktu berjalan cepat.
Tak sabar lihat buah hati bergegas besar.
Abaikan waktu yang tak kembali pulang.
Hingga musim ketiga pun datang.
Musim dimana buah hati pergi berlari.
Tak pulang bila tak dicari.
Tak renang bila dipeluk hati yang menua.
Sang buah hati beranjak menjauh.
Menuai hasil didikan musim ibu.
Sang ibu tertunduk sepi. Hening sunyi dalam hijau tak bertepi.
Sejuk memang.
tapi nelangsa jiwa.
Wahaiiii… Sang Berpunya Musim!
Izinkan aku kembali menikmati rusuhnya musim ibu.
Takkan kuulangi keluh kusut ku.
Kan kujalani hari dengan semangat cintaku.
Tapiii.. mungkinkah itu?
Waktu tak pernah mundur sedetik pun!
Dan disini,
Aku, si ibu tua, merajut sepi yang hijau bestari.
Lubuklinggau
21 April 2018
10:02
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Hari nan Fitri
Kemilau Jingga menghias langit sore tadi
Semburat warnanya senantiasa meneduhkan hati
Aroma kemenangan terasa begitu kuat sekali
Bagaikan kudapan siap santap untuk dinikmati
Alangkah gembira riang hatiku kini
Mendapatkan Ramadhan terakhir menuju hari nan Fitri
Walau tak rela melepaskannya
Bulan penuh keberkahan bagi kita semua
Bulan suci hadiah Yang Maha Esa
Bulan penuh ampunan atas semua dosa
Bulan spesial setahun sekali adanya
Akankah bisa kutemui lagi dirinya ?
Penuh asa menggapaimu kembali segenap jiwa
Semua sudah suratan takdir aku ikhlas menjalaninya
Ketika malam berganti terdengar kumandang-kumandang penggetar Sukma
Gemuruh gema takbir membahana memenuhi alam semesta
Gegap gempita sorak sorai seantero jagad raya
Menyeruak meluluh lantakkan nafsu angkara insan manusia
Kebesaran-kebesaran Sang Khaliq tersirat dalam genggaman kekuasaanNya
Hari nan Fitri begitu dinanti
Bagai metamorfosa kupu-kupu terakhir kali
Lepas dari kepompong siap menikmati nektar bunga di pagi hari
Wajah elok rupawan penuh dengan warna-warni
Tertunduk pasrah pada Illahi
Merindukan ampunan dari Rabbul Izzati
Menyambut dengan sukacita berseri seri
Hari nan Fitri
Kembali menjadi makhluk yang lebih baik lagi
Menumbuhkan iman penguat taqwa dalam diri
Do’a jadi tambatan jiwa raga ini
***Taqobbalallahu Minna wa Minkum
Barakallahu fikum
Buat keluarga q di SGI kelas Puisi***
( Terimakasih Mr Pujo🙏🙏🙏)
Si Comel Cantiiiik
Yogyakarta, 14 Juni 2018
Salam cantiiiik dari si Comel Cantiiiik 😍😍😍
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Selendang emas tenunan bali,
Elok dipakai sambil menari,
Pantun dikirim pengganti diri ,
Sebagai tanda silaturrahmi.
Tari guci rentak melayu ,
Rentak langkah hitung delapan,
Bulan Syawal di ambang pintu,
Khilaf dan salah mohon dimaafkan
SELAMAT IDUL FITRI 1439 H
TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM
BARAKALLAH FIIKUM.
yudie dan keluarga
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Assalamu’alaikum.wr.wb,
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1439 H
Taqobalallohu minna wa minkum, Taqobalallohu Yaa Kariim. Semoga kita meraih rahmat, ampunan dan kemenangan di bulan penuh berkah ini. Aamiin…aamiin.
Mohon maaf lahir dan batin.🙏😊
Wassalamu’alaikum.wr.wb,
Rita Nurunnisa & Keluarga
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Jalan2 ke pasar raya
Hendak membeli ikan patin
Kini sudah tiba hari raya
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat hari raya Idul Fitri1439 H
(Dedi Wahyudi sekeluarga)
[09:39, 21/6/2018] Sam As: KETUPAT DARI IBU
Gema ramadhan bergemuruh malam ini
Beriring menyambut asma Ilahi
Berbesit dayaku untuk yang kucintai
Bulan ini kulewati penuh arti
Memanjakanku dalam masakan serupa surgawi
Subhanallah…
Ibu menggulainya dengah susah
Namun senyum digurat keriputnya tak nampak payah
Untuk seikat cintanya ibu menahan lelah
Subhanallah…
Masih kudengar itu
Riuh penggorengan yang bertalu
Serupa genderang sungguh merdu
Maha karya ibu semanis madu
Membuaiku dan mencium kalbu
Ketupat rindu…
Kusambut sentuhan dilidahku
Terlukis rona bahagia dirimu
Hanya dirimu yang kuatkan seluruh nadi bersyahdu
Memainkan dawai bakti sebagai darmaku
Ketupat rindu…
Anyaman kuat seperti waktu itu
Diri ini terbawa sembilan bulan dalam kandungmu
Isinya putih seputih hatimu
Nikmat senikmat cintamu
Ketupat dari ibu…
Mengurai kisah beberapa tahun lalu
Menggendongku dan menimangku
Tubuh mungilku selalu kau pangku
Erat…
Hangat…
Sedalam ibu memelukku
Hanya aku
Dalam dahaga rindu
Ketupat dari ibu…
Gurat anyam serupa keriputmu
Masa usia tuamu merayu
Terpa sang bayu membuat matamu sayu
Ibu…
Gelayut memanjakan seluruh doa untukmu
Namun doamu mampu tembus langit ke tujuh
Sudut tahajudmu selalu ada setiap malammu
Zikirmu tiada putus tiap waktu
Ibu…
Ketupat darimu
Kukenang selalu
Untuk sekarang, besok, nanti, sampai mati
Fitria Linda_@16-06-2018@
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Do’a Dari Pena
nasrolnasrullah
Pena berbisik do’a-do’anya di telinga ku
Dan ia berkata kenapa ku di jadi kan tempat pelapiasan keresahan hati
Pena pun memiliki hati yang mulia
Do’a yang selalu di bisikan oleh pena adalah do’a terbaik
Dia berbisik do’anya di atas kertas putih yang suci
Seperti anak kecil yang baru lahir dari ibunya
Do’a yang di panjatkan selalu tertulis di atas kertas tidak pernah akan hilang walaupun dia sampai usang
Tersimpan rapi di dalam setiap baris di atas kertas yang tertulis
Goresan pena berbisik dengan do’a
Sigli,16 Juni 2018
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Saatnya tiba kembali
Seuntai bait padat berisi
Sapa sahabat di kelas SGI
Segera kau bagi syair puisi
Sebagai obat penghibur diri
Sembari berlatih cipta kreasi
Seperti permintaan Mr Dedi
Sosok pujangga masa kini
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Selamat pagi Nini
Seakan dunia makin berseri
Sambut sahabat di kelas ini
Senyuman indah ikut menemani
Sambil menunggu karya puisi
Selalu kita jaga silahturahmi
Sahabat mari kita berbagi
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Sosok pujangga masa kini
Gelar baru yang diberi
Oleh pak pujo jenggot dari ranah jawi
Pagi ini ku buka telepon genggam milik sendiri
Rasanya diriku melayang di awan yg tinggi
Terlalu tinggi memuji
Takut cepat puas diri
Lalu menyombongkan akan hebatnya potensi diri
Ilmu yang ada di dalam diri
Tak lebih dari seujung kuku ini
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Siapa
Siapa sih aku
Siapa sih anda
Siapa sih dia
Siapa sih kalian
Siapa sih mereka
Ya siapa sih kita ini
Saya, anda, dia, kalian, mereka
Adalah hamba Allah
Yang ada di sini
Di dunia ini karena kemurahan Allah
Karena ke Rahmanan ke Rahiman Nya
Jogjakarta, 170618, 08.45
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Selamat pagi hari
Cerah nian wajah berseri
Indah dipandang cerah mentari
Kian bersinar diterpa matahari
Senyum merekah elok terpatri
Dalam hati nan merajai
Aroma bunga harum mewangi….
Andai…..
Tangan bisa menggapai
Ingin kujabat walau dalam hati
Andai…
Rupa dapat bersua di sini
Ingin kulihat walau hanya di hati…
Andai….
Semua bukan hanya mimpi
Walau khayal hadirlah di sisi….
Selamat silaturahmi semangat idul fitri
Raih jati diri
Di hari nan berseri..
Apa kabar Pak Pujo…semoga sehat selalu …..
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Aamiin
Wahai para penulis puisi penuh makna
Doaku bersamamu semangatmu berkobar dalam jiwa
Memberi aura pad kami sang pembelajar
Walau pena tak bisa mengejar
Larimu melesat bersama angan Dalam beribu lembar kertas puisi penuh isi
Dalam berjuta kata penuh makna
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Sungguh hebat engkau Mr.dedi
Pemberi semangat
Untuk kami tetap berkarya
Goreskan kata yang sarat makna
Menggapai mimpi melalui pena
Sungguh engkau akan berjaya
Demikian juga kami semua
Yang rindu belajar bersama
Mengisi hidup penuh cinta
Untuk Indonesia tercinta
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Aku dan dirimu juga dirinya
Bertemu di dunia maya
Saling menyapa dalam mimipi yang sama
Aku dirimu dan dirinya
Seiya sekata
Saling mengisi dan sejiwa
Tebarkan semua kata
Untuk membangun dunia
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Senja hadir kembali
Seulas senyum mekar kembali
Sejenak aku terbuai kembali
Semasa bersama rekreasi ke Bali
Setangkai mawar indah berseri
Semerbak harum mewangi
Senantiasa tetap menghiasi ruang hati
Semoga abadi
[09:39, 21/6/2018] Sam As: FITRI
Harry Agus Yasrianto
Mengurai satu kata terbesit
Bukan hanya sekedar
Menyatukan kalimat kalimat indah
Menitilah pada irisan irisan makna terdalamnya
Pasir pasir yang sulit berbisik
Ke mana saja angin mengiringi
Ke arah kiblat
Duduk diantara doa doa sederhana
Coba memahami
Sesuatu tersembunyi
Hijrah
Bersama kesucian
Mungkin lebih bernilai
Pada segala kesempurnaan jiwa
Berau, 17juni2018
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Semilir angin dingin menyapa tubuh renta ini
Senyapnya malam ini terasa menyiksa diri
Sepi menanti hadirnya sebuah janji
Sepanjang waktu napas tersengal-sengal tiada henti
Separuh usia berlalu menjadi bukti
Saksi perjalanan hidup ku kini
Sisa waktu ku masih menjadi misteri
Seraut wajah ayu mengusik hati
Serangkaian kisah bersama turut menyertai
Sepasang hati terbingkai memori
Satu kata satu janji
Setia sampai mati
Semoga abadi
Sunyi
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Kicau burung di pagi ini
Kedengarannya merdu sekali
Keren bernada simponi
Keberkahan dari Sang Illahi
Kedamaian yang patut kita syukuri
Kini kemarin dan esok yg menjadi misteri
Kawan aku merasa senang sekali
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Lumuran luka dan perih sayatan kalimat..
Basah jiwa dengan darah mendidih..
Goresan tamparan merah di pipi dan di qalbu..
Di sengaja walau tanpa kuasa…
Susunan jari sepuluh dan sebelas dengan tundukan kepala..maaf dipinta kepada semua…
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Kubaca berita di pagi ini
Kisah sahabat penuh inspirasi
Kemuliaan sosok sosok insani
Kata terangkai penuh motivasi
Kalimat tersusun sedemikian rapi
Kado indah dari profil diri
Kesahajaan sahabat patut diteladani
Keluasan ilmunya layak dibagi
Kembali aku doakan lagi
Kehangatan mentari turut menjadi saksi
Keberhasilan sahabat mengukir prestasi
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Kutelusuri hamparan pohon-pohon perdu
Hijau terhampar di kaki bukit
Sejauh mata memandang
Terpampang keindahan
Hijau,sejuk,lepas mata memandang
Tak perlu jauh ke sana
Cukup di sini saja
Di ranah kita
Hamparan kebun teh
Terpampang elok dipandang
Sejuk udaranya
Semilir angin menyentuh sukma
Menenangkan lara di kalbu
Semburat cahaya putih
Membuat nikmatnya memandang alam
#menikmati kebun teh di Alahan Panjang
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Sri Haryani Puji Astuti
Harry Agus Yasrianto
Aku di sini Yan
Di atas pusaramu
Menaburi sisa bunga terakhir di tanganku
Mengurai sisa cerita kita
Menguras siraman air mataku
Tepat di hamparan tanah basahmu
Aku masih di sini Yan
Melucuti ketakutanku
Mengggemakan doa tulusku
Untukmu
Tak engkau dengarkah tangisku
Begitu menyayat hati manusia di sekelilingku
Seribu hari tanpamu
Kesenyapan begitu nyata
Begitu juga hariku
Tergantikan sunyi
Maafkan aku yang lalai mengingatmu
Melenakanmu
Sendiri
Diantara suara jangkrik
Diantara gesekan daun bambu
Diantara sisa daun kering
Terhempas jauh melebihi kemampuan arah angin
Aku di sini Yan
Menikmati detik detik kita
Bercengkrama
Menemanimu di luang waktuku
Menggores kanvas milik kita
Berau 18juni2018
[09:39, 21/6/2018] Sam As: Ku larut dalam kesunyian mu
Turut berduka
Atas kepergiannya
Insyaallah ia
Tidur panjang
DiharibaanNya
Yang penuh kasih dan sayang
🙏🏻🙏🏻🙏🏻
[09:40, 21/6/2018] Sam As: MALAM
Gelap tiada berbintang
Ku tatap langitku
Ku lihat bumiku
Sunyi dan sepi
Hanya bunyi desir angin
Meniup dedaunan
Membisikan sebuah pesan
Yang tak aku mengerti
Jiwaku hampa
Seribu tanya
Tiada jawaban
[09:40, 21/6/2018] Sam As: PENAT RASA
Menjalar lesu jiwa raga
Menyusuri jeruji besi dunia
Penuh kemunafikan bagai secawan raksa
Menikam di balik jubah hitam senyum maya
Ingkar…
Rimbun layaknya belukar
Yang tumbuh subur secara liar
Membusung dada mulut manis berkoar
Seakan berwajah naif namun berhati sangar
Siapa…
Yang mampu menjinjing kejujuran jiwa
Dari sempitnya kebenaran dunia mayapada
Siapa…
Yang kokoh menyangga dengan bangga nilai keadilan dunia fana
Saat si miskin menjerit kelaparan dan putus asa
Siapa…
Dengan mata terbelalak namun tuna netra
Saat melihat teriak ketakutan melanda
Dengar…
Sang bayu telah berbisik membawa pesan dari langit
Bahwa kita melihat dan mendengar peperangan sengit
Namun hati ini sungguh sempit
Karena mencicip racun dunia yang semakin legit
Hingga lupa diantara kita menelan penderitaan pahit
Lihat…
Butakah netra kita
Saat selongsong peluru bertebaran serupa panen raya
Tangis dan jerit mereka bukan cuma legenda
Atau cerita dongeng semata
Penat rasa…
Mengaum dalam raga
Mencengram dan mencakar jantung jiwa
Netra ini tetap mengais berita
Saudara-saudara kita
Terbelenggu kenistaan para penguasa
Merampas hak-hak kehidupan dari Ilah-nya
Penat rasa…
Menjambuk tubuh dengan rotan tak kuasa
Rungu ini masih mencerca bait-bait pahit di sana
Saudara kita masih dahaga
Kedamaian serta kesejahteraan nyata
Fitria Linda_#18-06-2018#
[09:40, 21/6/2018] Sam As: GELAYUT RINDU
Gurindam asmara mesra menjamu
Manis bagai secawan madu
Punai merajut sarang rindu
Hingga sesak asaku menampung cinta syahdu
Pujangga itu…
Elok merayu perawan ayu
Yang berbinar mata nan sayu
Bersemilir berhembus sang bayu
Memainkan dawai irama lagu
Memboyong bunga setaman untuk sang perindu
Duh bekatik rasa…
Pegang erat pedati asa
Agar jiwa ini tak hilang arah dan jiwa
Saat diri jatuh dalam belaian surga
Duh pelantun jiwa…
Redam gaung hingga hampa
Hanya…
Terdengar sayup kidung seroja
Berhias tata mahkota raja
Biarkan terapung di atas samudera cinta
Dan membentangkan layar perahu asmara
Hingga berlabuh di pulau asa
Gelayut rindu…
Melantun ijab janji tanpa palsu
Hasil pinangan sang wulan merindu
Berharap kasih tanpa gurat pilu
Gelayut rindu…
Sajak ini begitu menggebu
Ingin mempercepat waktu
Memadu kasih dengan sang prabu
Fitria Linda_^18-06-2018*
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rindu se rindu rindunya
Selalu dan selalu datang
Sekarang hanya bisa menatap photomu
Ingat selalu akan petuahmu
Ooh Tuhan hanya do.a dan do,a yang bisa kupanjatkan untuknya
Sosok ayah yg selalu kurindu petuahnya
Ampunilah dosanya dan tempatkan di syurga Mu ya Allah..
Saat bahagia sèperti ini
Serasa tiada berarti
Ingin rasanya bahagia ini berbagi
Tapi dirimu tiada lagi
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rinduku dan rindumu bertemu
Dalam satu perahu
Mengayuh samudra kelaut biru
Mengarungi angan
Bersama ikan-ikan
Penuh keceriaan
Berbalut peluh berselimut harapan
Tuk sampai ketepian
Menggapai harapan
Bersama penuh kesyukuran
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Pagi pesona membuka mata.
Gaung mesra terurai lewat angkasa.
Menggetarkan relung dibilik sana.
Untaian kata terajut menyapa.
Hingga kuterpana mati seketika.
Terjerat sapa penuh makna,
Hingga ku tak bisa berkata apa apa…..
🤭🤭🤭🤭🤭 Tutup mulut takut salah kata.
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Memberanikan Diri
Goreskan pena
Walau sadar diri
Tak mampu menuai kata
Biarlah para pujangga
Membaca kata
Yang salah mohon koreksinya
😚😚😚😚 Malu ah pada pinter
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Walau diam adalah emas
Namun ujarmu adalah nada selaras
Jangan malu melantun syair rindu
Walau menyapa tanpa jabat tanganmu
Selamat pagi menyambut siang Bunda… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Jangan malu bergurindam aksara
Karena kita adalah pujangga maya
Berjinjit menyeru elok seroja
Sesembahan untuk grup SGI puisi bersama
Assalamuallaikum Bunda… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rindu ini begitu menyiksa
Segala nikmat dan keindahan hidup tak dapat menghapus rindu yang bergelora di dada
Ayah..
Cintamu kasihmu tak lekang di makan waktu
Seandainya dapat ku putar kembali
Khan ku berikan limpahan kasih sayang
Ku sadar diri semua tak bisa terulang
Yang ku tahu kini
Engkau sudah tenang
Bahagia..
Bersama Bapa di surga
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Merindukan dirimu bukan kesalahan
Mengharapkan perhatianmu bukan tanpa alasan
Menantikan kabar darimu membutuhkan kesabaran
Membayangkan saat bersamamu sungguh menyenangkan
Mendengarkan prestasimu betapa menakjubkan
Menyapa dirimu bagaikan kewajiban
Menjaga amanahmu penuh kesadaran
Menerima apa adanya dirimu tanpa penyesalan
Menjauh darimu teramat sangat menyakitkan
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rindu, Hujan dan Aku
By Endang Puspitasari
Rindu itu hujan.
Dia datang tak selalu mengikuti mendung.
Rindu itu hujan.
Bisa gerimis pun lebat tak terkira.
Bila kau sepakat, rindu itu hujan, tentu telah kau siapkan pelindung hatimu.
Dan pelindung itu adalah
Aku.
Kukira aku dan kamu merindu
☺😅😋
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Disini
Hujan lama tak datang
Kutunggu dalam kemarau yang gersang
Bersama dinginnya malam bersama kau seorang
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Masihkah ada setitik harapan bagiku
Mungkinkah tak pantas aku bagimu
Membekas erat jejak bayangmu
Mengukir sejarah dalam kehidupanku
Membuka tabir perjalananku
Mengubah haluan garis hidupku
Menyelamatkan jalur nasibku
Meretas dosa dari perbuatanku
Maafkan akal duhai batinku
Menyesal akal tiada menghiraukanmu
Kecamuk akal dan batin
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rindumu dan rinduku tak jua menyatu
Kau berkelana lewat aksara
Yang tertuang indah dalam lembaran syahdu
Sementara aku disini
Setapak demi setapak
Ku ikuti jejak mu
Tak terlihat
Hingga senyap
Bayangmu lenyap
Melesat
Tinggalkan ku
Dalam coretan
Yang masih beku
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Rindu tak terbatas
Rindu tak terbalas
Rindu tiada jelas
Rindu tiada berbekas
Rindu yang terlarang
Rindu yang hilang
Rindu pada bayang
Rindu pada tersayang
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Merangkai kata di awal senja
Menaburkan beragam makna
Membariskan beberapa darinya
Menguntai ekspresi jiwa
Mengobati duka dan lara
Mengusir sepi kala nestapa
Merindukan hari bahagia
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Assalamualaikum wr wb
Terimakasih sdh boleh bergabung di grup ini
Ingin belajar bisa membuat puisi sehebat puisi teman ”
Mohon bimbingan, bantuan dan arahannya
Semangat ✊
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Salam hangat dari kami semua
Ada pak pujo jenggot pujangga cinta
Ada adik comel pembawa ceria
Ada pak dedi sang master kira
Ada bunda cuho
Yang baik hatinya
Ada kak rose yang penuh wibawa
Ada bunda fitri sang pujinggi kita🤭😊😊
Tidaklah menyesal datang di rumah ini
Rumah yang nyaman saling berbagi cerita
Lewat alunan puisi
Selalu memberi sukacita
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Ada kak rose💝
Terenyuh saat pemilik alam menyergap
Gemerincing kaki mungil
Menerbangkan puing terbuang
Andai saja aku mampu
Menumpahkan kebisuan hati itu
Nirwana penuh rona datang
Melempar kehangatan dalam isyarat maya pemilik hati meronta
Menyerah tanpa deretan kata”
Selamat malam kak ida💝
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Sahabat semuanya tentu sudah hebat
Sahabat tak disebut bukan berarti warga biasa
Sahabat semuanya masing” punya keunikan
Sahabat jangan merasa minder apalagi kecil hati
Sahabat mari kita saling berbagi
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Menyeruput secangkir kopi pekat.
Menunggu dentang bel jam usang sembilan kali.
Teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..
Dan,
Gooool..!!
Seketika mata segar terbuka,
Kuhitung dentang bel usang itu,
Kutanya siapa pencetak gol kali ini,
Ternyata tak ada yang tau.
Apakah kau tau kawan?
Ku tunggu jawabanmu esok hari.
🤪☺😁😉
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Piala dunia ohhh piala dunia
Semua jadi lupa
Tua muda pria wanita
banyak yg suka
Kopi tlah dingin di meja
Tak jua diminum nya
Mati lampu pun masih usaha
Download di hp ya
[09:40, 21/6/2018] Sam As: SECANGKIR KOPI
Abdul Basith Bahur
Secangkir kopi tanpa gula
Pahit terasa bagimu, bagi mereka, tidak bagiku
Secangkir kopi tanpa gula
Dihindari olehmu, oleh mereka, tidak olehku
Secangkir kopi tanpa gula
Sekedar sarana, bukan tujuan
Semakin kuyakini, tidak hanya harum aroma, berjuta nikmat prima kurasa
Secangkir kopi tanpa gula
Sarat makna, bermiliar nilai terseduh di dalamnya
Secangkir kopi tanpa gula
Mengajariku merajut badai pada lembar nikmat hidup takberbilang, takberbatas, takberkurang walau sedetik
Secangkir kopi tanpa gula
Memicu dan memacuku tetap tersenyum, ikhlas, dan bersyukur
Sidoarjo, 19 Juni 2018
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Kopi minuman rakyat
Kopi sudah merakyat
Kopi milik semua rakyat
Kopi tak kenal kasta
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Ku tatap secangkir kopi
Wanginya kian menggugah hati
Maksud hati ingin mencicipi
Tapi kuurngkan karena aku ga berani
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Jangan takut karena kopi
Jangan ragu menyeduh kopi
Jangan malu karena mengopi
Jangan pernah membenci kopi
[09:40, 21/6/2018] Sam As: KOPI
K_upilih sesuatu untukmu
O_bat penawar rasa rindu
P_engusir kantuk dan sepimu
I_katan silahturohmi nan syahdu
[09:40, 21/6/2018] Sam As: SERING
S_eiring doa kupanjatkan
E_ngkau wahai sahabat
R_angkaian aksara ku untaikan
I_ndah layaknya seruling mengalun
N_amun jauh jemari menggapaimu
G_urindamku cukup temani malam syahdu
[09:40, 21/6/2018] Sam As: Di mana adik ku comel
Sudah terlelap berpeluk bantal
Di dalam selimut membelit badan
Adik comel sayang
Tidurlah dengan aman dqn nyaman
Sambil bermimpi indah tentang bulan dan bintang
Kk ida akan menjaga dengan penuh kasih sayang
😘😘😘 lope..lope..kk ida
[09:40, 21/6/2018] Sam As: S ahdu mendayudayu
U ntaian syair buluh perindu
S emerbak mengitari suasana kalbu
U ntuk melerai asa dari mimpi tak bersumbu
Bunda cucu
I live you
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Secangkir kopi susu penawar sepi merindu
Secangkir kopi susu
Isyarat ingin bertemu
Secangkir kopi susu
Ku sruput..sambil memangilmu
Memanggil dalam heningnya kalbu
Secangkir kopi susu
Saksi bisu ikatan janji diriku dan dirimu😘
[09:41, 21/6/2018] Sam As: SUSU HANGAT
S_etiap saat kebersamaan kita
U_ntaian penuh makna
S_ekiranya ku ukir lantunan aksara
U_ntuk kita memadu rasa
H_ujan malam ini terasa
A_da senandung sang purnama
N_amun purnama berselimut mendung di sana
G_ugusan bintang pun enggan menampak muka
A_kan tetapi jiwa ini tetap membara
T_eruntai kata dariku wahai sahabat semua
U’RE THE BEST FRIENDS
😍😍😍❤❤❤
[09:41, 21/6/2018] Sam As: KOPI RINDU
K_iranya wahai bidadari
O_bati luka rasa ini
P_etik bunga di kaki rinjani
I_tu untuk menemani
R_inai hujan membias pelangi
I_lalang berseru memohon pada Ilahi
N_antikan sang sahabat sejati
D_imanakah saat ini
U_jarku selalu memanggilnya tanpa henti
Bunda Ida sayanggg 😘😘😘😍😍😍
[09:41, 21/6/2018] Sam As: KOPI TANDA CINTA
Ketika kau memanggilku.
Oh , giranglah hati.
Pikirku menerawang jauh penuh tanya
Inikah rindu.
Tetap aku bertanya.
Apakah benar dirimu rindu seperti diriku.
Narunikupun berkata.
Dirimu memang bagian sepengal jiwa.
Akan selalu melekat setiap masa
Curahan cinta.
Inilah yang kurasa.
Nanti sekarang dan selamanya.
Tuk bunda fitri yang selalu..
Ada untuk memberi cinta pada sesama.
😘😘😘 kk ida.
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Hangatmu mengantarku pada desahdesah pilu
Menjalar merasuki uraturat penyekat waktu
Menatapmu butuh seribu tumpukan rindu
Menyapamu kembali mengoyak qalbu rapuhku
Diantara batas dan perapian cawan ungu
Kuhantarkan riak qalbu dalam gempita biru
Melewati rentasan malam semakin menghujam kebekuan indah parasmu
Dalam samar kembali kumengharu biru
Ingin mendekap kesunyian dalam perahu kertas milikmu
Bersama mimpi kuterbangkan semua rasa tanpa ragu
Selamat malam sahabatku
Rose🌹
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Jam berdentang dua belas malam.
Tanda hari sudah tengah malam.
Wahai teman teman sekalian.
Mohon ijin untuk rebahan.
Esok kita khan datang.
Saling bertukar pujian.
Lewat syair kita berdendang.
😘😘😘 kk ida
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Jangan biarkan rinduku menjalar setiap nadi
Agar jiwa ini tak sesak akan risau sanubari
Duhai Peri hati
Cerca aksaramu bergelayut jiwa rinjani
Mencambukku dengan cemeti rindu
Kubersihkan jelaga kalbu
Dengan secawan candu
Biar membangkitkan gairah hatiku
(Bobok dulu yukk Kak Rosss)
😉
[09:41, 21/6/2018] Sam As: P_agi t’lah siap menghampiri
A_jak kita ‘tuk bersemangat menjemput rizki
G_elisah galau merana enyahkan dari hati
I_ringan doa selalu diharap dari sahabat juga sanak famili
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Bismillah…
Pagi cerah…
Kubangun lalu ayunkan langkah…
Menapak mencari cercah
Semoga hari ini menjadi hari yang berokah….
Aamiin
By Tri Purwanti
Sapaan pagi, Rabu 20 Juni 2018. 05.12 in Bara City.
[09:41, 21/6/2018] Sam As: KUSAPA PAGI
By : Cuho
Kusapa pagi…
Kusibakkan kabut pagi
Kulawan dinginnya udara pagi
Kumelangkah pasti untuk mencari rido illahi
Kusambut pagi
Dengan secawan teh melati
Ditemani belahan hati
Berdua menikmati pagi
Kusuapi sedikit sedikit roti
Kusapa pagi….
Kutatap wajahmu sepi
Kulihat bola matamu layu dan sunyi
Kuusap rambutmu yg mulai tipis dan memutih
Kusapa pagi
Dengan seulas senyum mensyukuri
Hampir lima tahun aku berbakti
Semoga kami bisa bersama sampai nanti
Aamiin……..
Coretan pagi, cimahi 20-6-2018
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Pagi ini sinar matahari begitu hangat menyapa
Seiring kicauan burung terdengar di telinga
Salam hangat dari bunda cuho ku terima
Juga semua kawan penikmat aksara
😘😘😘😘 kk ida
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Semalam..
Aku memanggil mu adik comel sayang
Semalam..
Aku menunggu mu
Adik comel sayang
Semalam…
kami menikmati kopi susu sebagai pengikat kehangatan
Semalam..
Engkau di mana adik comel sayang
Tersiar kabar engkau sudah lelap di telan malam
Sekarang aku tahu
Signal yang nakal
Sebagai penghalang
Jawan engkau tak datang
😘😘😘 buat adik comel sayang
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Selamat pagi
Sambut mentari
Cari inspirasi
Dengan semangat tinggi
Agar diri terus berkreasi
Untuk ibu pertiwi
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Iya Kak Ida sayangku
Gerimis menyambut kami semalam
Rasa rindu derasnya hujan terbayang
Namun sang Kuasa belum berkehendak
Sapaan rintik air saja membalur bumi kami
Tak kuasa signalpun ikut tersapu
Tertutup halimun malam
Hanya pelukan si kecil penghangat diri
Dalam tidurnya raga ini
Hingga terlelap
Pagi Kak Ida😍😍😍😘😘😘
Dan sahabat semua😍😍😍😘😘😘
❤❤❤❤❤
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Disini saya masih limbung
karena bingung
Ibarat masuk dialas luwung.
Belantara berdiding gunung.
Saya bukan pujangga
Hingga susah merangkai kata.
Dan tidak tahu puisi itu apa
Tapi biarlah berlalu.
Yang penting saya pingin maju.
Ikut disini pasti tambah ilmu.
Hingga nanti bisa meramu.
Kata menjadi puisi bermutu
Nek ini bukan puisi tapi ungkapan hati karena benar2 bingung 🤣🤣🤣😇😇😇😇✌✌✌
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Rindu si Kakek
Selepas senja bergulir malam
Seiring nyanyian desiran bambu
Dedaunan kian nyaring mendendangkan tembang kerinduan
Kuat tiupan baskara mengiris jiwa
Menghantam sembilu kalbu yang membiru
Si Kakek tak beranjak dari dipan teras rumahnya
Wajah gusar penuh harap terlukis jelas dalam guratan-guratan tangan sang Kuasa
Menunggu buah hati cucu menantu dalam hitungan masa
Setahun akankah terbayar oleh kehangatan canda tawa si penghuni rumah?
Ataukah hanya memasang mimik bahagia lewat suara dari siempunya?
Jika duniawi tak membutuhkan harta aku ingin engkau tetap di sini
Memadu kisah mengiris waktu
Gumam si Kakek bergulat dengan siksaan angin yang kian merobohkan tubuhnya
Teruslah dia beradu menikmati kesendirian
Kelamnya malam mengunci do’a dari lisannya
Rindu berkalung untaian do’a
Asa inginkan sua bercengkrama hangatkan rumah yang sunyi tiada kicau
Yogyakarta, 20 Juni 2018 @17.20 WIB
Si Comel Cantiiiik
Selamat sore sahabat
😍😍😍😍😍
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Kek,
Tubuh mu memang sudah renta
Hanya bisa mengharap anak cucu mantu datang bersua
Kek,
Rambutmu memang memutih di makan usia
Duduk di pintu rumah menunggu kedatangan keluarga tercinta
Kek,
Suaramu yang lemah menandakan kekuatanmu sudah tidak berjaya
Tapi, kek..
Semua wujud yang nyata
Adalah gambaran betapa engkau berjuang untuk kita
Maaf, kek..
Tak dapat membalas dengan harta
Kasih sayang yang kami terima
Percayalah, kek..
Anak cucu mantu dan seluruh rumah
Selalu berdoa yang terbaik untuk kakek tercinta
Supaya setiap libur tiba
Semburan kebahagiaan tetpancar di wajah
Karena ada canda di beranda rumah
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Senangnya punya kakek, titip salam juga ya buat kakenya
Kalau dekat kakenya akan kutemui
Mendengarkan kisah-kisah zaman dulu yang seru
[09:41, 21/6/2018] Sam As: Bersyukurlah yang masih punya kakek..
Walaupun sudah tua dan cerewet
Saya tau beliau sangat sayang pada cucunya..
Melebihi sayangnya pada putra putrinya..
Andai saja aq masih punya kakek..
Aq pasti kan slalu ada didekatnya…
Sayangnya aq sudah tak punya kakek..
Namun rasa kasih kakek tak pernah hilang dari ingatan..
Smoga Allah slalu menjaga kakek..
Bersama nenek di tempat yang penuh dengan keteduhan…
Aamiin..
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Assalamualaikum,
masih dalam suasana lebaran sy haturkan taqoballallominnawaminkum…mohon mf lahir dan bathin.
Selamat datang, dan selamat bergabung bgi yg baru bergabung di kelas puisi 1, pembelajaran akan dimulai pukul 19.45 s/d 20.45 WIB.
Tujuan akhir kelas adalah menghasilkan karya antalogi puisi yang berkwalitas
PERATURAN KELAS PUISI :
- Aktif selama mengikuti kelas
- Saat Pembelajaran berlangsung tidak menyela dan mengganggu kenyamanan belajar
- Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang di sampaikan setelah dipersilahkan oleh moderator
- Pelanggaran akan diberikan nasihat
- Berpamitan jika hendak keluar dari grup dan tidak diperkenankan lagi memasuki grup
- Saling menghargai sesama peserta
7.Tidak mengunggah apa pun yang tidak berkaitan dengan kegiatan kelas
- Mengerjakan tugas yang diberikan pemateri.
Belajar adalah proses tiada akhir, kenikmatan didapat saat melalui proses dengan baik. Ikutilah prosesnya dengan nyaman dan bersahabat.
Kelas ini, gratis tanpa bayar.
20 Juni 2018
Admin:
Bu Elis
Bu Mimin
Pak Sam
Pemateri Master Dedi Wahyudi
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Wajah tampannya masih terlihat dibalik kulit keriputnya
Badannya terlihat tegap meskipun usianya sudah
Tidak muda lagi
Panas matahari tak kau rasakan kau tetap berdiri di depan gerobak minuman yang kau jual
Pulang sekolah ku berlari menghampirimu
Untuk mendapatkan hadiah peluk cium darimu
Dan..minuman segar buatanmu
Semua teman ku ajak tuk membeli minuman segar buatan kakek
Aku bangga memiliki kakek yang tak pernah mengeluh
Kau selalu tersenyum gembira membuatku selalu bahagia berada di dekatmu..
Kenangan itu masih melekat dibenakku
Dan tak mungkin hilang..
Kakek..
Maafkan cucumu ini
Yang belum dapat membalas jasamu
Hanya untaian doa yang dapat kupersembahkan untukmu
Kakek..
Aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu dan berkumpul kembali
Di tempat yang indah yang selalu kau ceritakan
Utami Siti Sundari_ Bandung,20618
Terinspirasi oleh @Erni Ekawati
#maaf ya..baru mencoba, berusaha percaya diri🙏🤭
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Cucu cucuku
Candamu membuat aku malu
Cerita masa lalu diriku teramat lucu
Cobalah kalian tertawa dulu
Cicak saja ikut tersenyum melihatku
Cemara pun tertunduk tersipu sipu
Cermati apa semua kataku
Catatan pada zaman dahulu
Coretan kakek yang masih lugu
Curahan isi otak yang dungu
Cukup indah kata nenekmu
Cacing menari simbol aksara tulisanku
Cuma itu yang aku mampu
Cemas sungguh hati nenekmu
Cari tahu kemana kepergianku
Cinta kasihnya kepada diriku
Cepat berubah bikin cemburu
Cewek pujaan hatiku
Cantik bagaikan seorang ratu
Cerdik banyak berilmu
Cahaya belahan jiwaku
Ceriwis namun slalu kurindu
[09:42, 21/6/2018] Sam As: DEK COMEL
D_irimu laksana lintang kemukus senja
E_lok gempita dalam rumbai langit jingga
K_ilaumu menggugah sang purnama
C_andu senyummu bangunkan tubuh tanpa daya
O_bat mujarab pengusir dahaga rasa
M_ungkinkan syairmu untuk kakak juga dinda
E_ntah rindu ini semakin membara
L_antas menuai hasrat untuk menyapa
Dek Comel Sayaaanggg… 😘😘😘😍😍😍
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Apa ada bapak ku mak
Kaya apa rupanya🤭
Bapak membuat ku
Jadi penyair malam
Relung malam bercelah membias perapian ungu
Dahagaku bersingkut
Belati berkarat ikut menatap sendu
Pilu
Bapakku ditelan malam
Bapakku berputar di langit tak berbintang
Sungguh mencekam
Merobek guratan payau
Melepaskan ku dari sutra pembalut diri
🤭🤭🤭
[09:44, 21/6/2018] Sam As: KAK FITRI
K_au wanita manis
A_yu wajahnya berhati malaikat
K_au seorang lihai berolah kata merangkainya dalam kalimat puitis
F_itrahmu sebagai Kakaknya si Comel
I_nginkan adiknya selalu belajar
T_ak lupa kau beri cinta
R_ias diri dengan akal dan budi
I_ngatkan akan kelembutan hati
Love you😍😍😍❤❤❤😘😘😘😘😘
[09:44, 21/6/2018] Sam As: Nenek
Begitu damai saat bersamamu
Begitu bahagia saat melihat senyummu
Nenek
Meski kulit sudah mulai keriput
Tapi kecantikanmu tak pernah surut
Meski warna telah berubah di rambut
Tapi hatimu tetap lembut
Nenek sayang
Sungguh tak akan pernah rindu ini hilang
Karena semua akan selalu dikenang
Nenek tercinta
Nikmatilah hidup ini dengan penuh suka cita
Agar hidup anak dan cucu-cucu lebih tertata
Milla Efendy_200618
Tahap belajar mencoba membuat puisi
😊🙏🙏🙏
[09:44, 21/6/2018] Sam As: Dibawah sengatan sang surya
Kokoh berdiri laki-laki tangguh
Gigih bergelut mencari nafkah
Saat sang surya lelah menyinari
Laki-laki itu masih berjuang
Tak jua jenuh meraih harapan
Itulah bapakmu nak..
Ayah yang selalu berjuang untuk anak-anaknya
Utami siti sundari_Bandung,20618
[09:44, 21/6/2018] Sam As: BUNDA TAMI
B_ingkisan ini terbawa sang bayu
U_ngkapan rindu dari semua sahabatmu
N_an jauh di mata namun syahdu merayu
D_an membuat hati menanti syairmu
A_langkah senangnya melihat ranum senyum wajah ayu
T_itian hati terbuai menjalar kalbu
A_ku terkesima tetembangan rindu
M_embuai serunai butiran segar laut biru
I_nilah daya ucapan untukmu
[09:44, 21/6/2018] Sam As: Biarlah ia tak ada
Disini didekapan
Menemaniku menapaki hari
Kuberjalan sendiri
Bibir mencibir
Tak kuhiraukan
Biarlah
Ia tak ada
Ku bersama ibu
Yang tegar
Memoles ubun-ubun
Tuk dapatkan harapan dihari Sabtu
Berkawan malam gelap sendiri
Kutunggu ibu dibalik pintu
[09:44, 21/6/2018] Sam As: Suratan
nasrolnasrullah
Ingin ku menangis saat ku terpaku
Mengenangkan nasib diri yang tiada arti
Tak pernah ku nikmati megahnya dunia
Bahkan ku tak pernah tau cantiknya rawut wajah mu
Hari-hari berlalu bagai dalam mimpi
Seakan ku berjalan di balik awan kelabuh
Yang ada hanya hitam,yang ada hanya kelam
Aku melangkah dengan perasaan
Mengapa daku terlahir ke dunia ini
Hanya menanggun beban duka dan derita
Pernah ku sesalin namun itu tiada arti
Kini aku sadari semua itu suratan dari-Nya
Sigli,20 Juni 2018
[09:44, 21/6/2018] Sam As: Peraturan kelas puisi :
- Aktif selama mengikuti kelas
- Saat kelas berlangsung tidak menyela dan mengganggu kenyamanan belajar
- Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang di sampaikan
- Pelanggaran akan diberikan nasihat
- Berpamitan jika hendak keluar dari grup dan tidak diperkenankan lagi memasuki grup
- Saling menghargai sesama peserta
7.Tidak mengunggah apa pun yang tidak berkaitan dengan kegiatan kelas
Belajar adalah proses tiada akhir, kenikmatan didapat saat melalui proses dengan baik.
Kelas ini, gratis tanpa bayar.
20 Juni 2018
Admin:
Bu Elis
Bu Mimin
Pak Sam
Pemateri Master Dedi Wahyudi
[09:45, 21/6/2018] Sam As: Assaalamualaikum wrwb.Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.Sholawat serta salam selalu tercurah kpd junjungan alam Nabi Muhammad SAW.sahabat dan keluarga serta umat Islam yg tetap istiqomah dijalanNya.Amin.
Jalan2 ke pasar ikan
Membeli si ikan patin
Silap dan salah pasti ada kan
Mohon maaf lahir dan batin
Pergi ke simpang empat
Hendak ke rumah sanak saudara
Bertemu sahabat guru Indonesia yang super hebat
Dengan semangat yang begitu membara
[09:45, 21/6/2018] Sam As: Malam hari ini kita akan mendiskusikan tentang bahasa puisi yang terdiri dari:
1.Konotasi
2.Mengandung majas
3.Mementingkan irama
[09:45, 21/6/2018] Sam As: 1.Konotasi
Bahasa puisi itu memiliki karakteristik yg berbeda dgn bahasa pada karya atau tulisan lain.Selain bertumpu pada diksi yg cermat juga mengandung sifat konotatif.
Perhatikan contoh2 berikut. Selembar daun tanggal,jatuh,rontok,luruh,gugur,rebah,melayang.
Kata tanggal,jatuh,rontok,luruh,gugur,rebah,melayang sebenarnya memiliki makna yg serupa tetapi memiliki nuansa yg berbeda yg bisa menimbulkan efek berbeda bagi pembacanya.
[09:45, 21/6/2018] Sam As: 2.Majas
Bahasa puisi juga memanfaatkan majas atau gaya bahasa.Menurut HB Jassin,majas atau gaya bahasa adalah perihal memilih dan mempergunakan kata sesuai dgn isi yg disampaikan.Majas juga menyangkut masalah bagaimana menyusun kalimat secara efektif,secara estetis dan mampu memberikan gambaran pada diri pembaca.
Majas terdiri dari majas perbandingan,penegasan,sindiran dan pertentangan.
[09:45, 21/6/2018] Sam As: Untaian dlm WA
Setiap jelujur kata kau rangkai kalimat bermakna.
Entahlah
Pesona makna apa yang kau semaikan
Hingga bertebaran kelopak impian.
Emmm…gaya dan logatmu memikat rasa.
Mengiang hingga ke sudut jiwa.
Ahhhhh…
Bisikanmu semakin mendayu.
Menimang aku kian tersipu.
Kalimat demi kalimat
Kau sulap menjadi pemikat.
Kata hati tak perlu kau ucap,
Ujudkan rasa melalui tarian jemarimu
Dari goresan penamu.
Semua rasa bisa ku baca.
By Tri Purwanti,
Rabu, 20 Juni 2018. Menikmati berbagai puisi buatan teman hatikuku jadi terkesima.
[09:45, 21/6/2018] Sam As: Saat WS Rendra masih ada, sering kali saya berdiskusi dg beliau, kebetulan anak beliau, Isaias Sadewa adalah teman satu kelas saya…pesan beliau, ketika menulis, RASA, HATI dan kemampuan MENGOLAH kata kata Indah…tidak usah dipaksakan…MENGALIR SAJA…maka gaya bahasa akan tercipta dengan sendirinya
[09:45, 21/6/2018] Sam As: My Beloved Grandfather
Engkau terbaring lemah tak berdaya
Di ranjang yg usang penuh riwayat
Engkau sudah lanjut usia
Jasamu tiada tara
Tapi kini engkau telah tiada di dunia
Menuju alam lain
Kita pasti menyusul juga ke sana
Entah bila
Hanya waktu yg mampu menjawabnya
[09:45, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Kulit keriput krna dimakan usia
Tenaga yg lemah masih menyimpan asa
Asa yg membara
Ingin melihat anak cucu hidup bahagia
Niat belum lah terlaksana
Kini engkau telah tiada
Hanya doa yg bisa kupanjatkan
Untuk kakek ku tersayang
Semoga engkau mendapat tempat yg terbaik disisi Nya
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Keriputmu menunjukkan juangmu
yg tiada henti tuk anak turunmu
Putih rambutmu tunjukkan perjalananmu
Yg penuh kasih untuk orang disekelilingmu.
Kek…
Jasamu tiada henti terkenang
Berkatmu, kami hadir
Tp kami…
Blm mampu teruskan juangmu
Harapanmu
Anganmu..
Doakan kami kek..
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Wajah tampannya masih terlihat dibalik kulit keriputnya
Badannya terlihat tegap meskipun usianya sudah
Tidak muda lagi
Panas matahari tak kau rasakan kau tetap berdiri di depan gerobak minuman yang kau jual
Pulang sekolah ku berlari menghampirimu
Untuk mendapatkan hadiah peluk cium darimu
Dan..minuman segar buatanmu
Semua teman ku ajak tuk membeli minuman segar buatan kakek
Aku bangga memiliki kakek yang tak pernah mengeluh
Kau selalu tersenyum gembira membuatku selalu bahagia berada di dekatmu..
Kenangan itu masih melekat dibenakku
Dan tak mungkin hilang..
Kakek..
Maafkan cucumu ini
Yang belum dapat membalas jasamu
Hanya untaian doa yang dapat kupersembahkan untukmu
Kakek..
Aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu dan berkumpul kembali
Di tempat yang indah yang selalu kau ceritakan
Utami Siti Sundari_ Bandung,20618
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek ku Pahlawanku
Meskipun peluh jatuh berbulir
Dia tak perduli
Semangat tetap jaya menggelora
Kerja keras penuh asa
Kutunjukkan pada dunia
Dia…dialah..kakekku
Sang Pahlawanku
Utami Siti Sundari_Bandung,20618
[09:46, 21/6/2018] Sam As: My Beloved Grandfather
Engkau terbaring lemah tak berdaya
Di ranjang yg usang penuh riwayat
Engkau sudah lanjut usia
Jasamu tiada tara
Tapi kini engkau telah tiada di dunia
Menuju alam lain
Kita pasti menyusul juga ke sana
Entah bila
Hanya waktu yg mampu menjawabnya
Untaian doa kuhadiahkan buatnya
Kudekap sukma dalam indahnya pembaringan nyata
Lapisan tanah liat menguning menghantar malam terjaga
Tetesan air mata beradu pandang saatnya tiba
Malaikat menuliskan kisah kakek renta
Meriak dalam kebekuan lukisan penuh noda
Hanya kata kata penuh sesal menyela jiwa
Tak lagi ada pintu penyulut rasa hampa
Tersisa arti kekakuan yang pasti nyata
Kakek kau telah tiada😭
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek
Di sudut teras halaman
Engkau duduk termenung di kursi goyang
Ditemani secangkir teh pahit dan juga rengginang
Entah pikiran apa yang tengah terngiang
Meski warna hitam rambut mulai menghilang
Tapi semangatmu tak pernah usang
Kakek
Begitu besar perhatian yang engkau berikan dengan kasih sayang
Sungguh tak akan pernah rindu ini hilang
Karena semua akan selalu dikenang
Milla Efendy_200618
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Ada dalam bayang masa lalu
Kakekku
Bersorban menuju suraumu
Saat ku berlari kecil mencari ibu
Ku dipangku
Tau kau hiraukan sorbanmu jadi kelabu
Kakek tak jemu
Ucap rambutku
Bisikan sesuatu
Ibumu tak ada cucuku
Ia pergi ke langit biru
Aku tak tahu
Ku pandang
Tak jua bertemu
Kakekku bilang
Ibumu dipanggil yang maha tahu
Aku diam membisu
Biarlah tak ada ibu
Ada kakek yang selalu membantu
Saamah,
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek
Kepulan asap tembakau mu mengusir pencuri darah
Kelopak mata cekung mu menyimpan selaksa kisah
Keriput kulit renta semakin parah
Kelu lidah mu berucap barang sepatah
Kemenyan merebak mantra terarah
Kamboja semakin dekat ke rumah
Kini kakek telah berubah
Kaku terbujur di dalam tanah
Keluarga ditinggal berpisah
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Sesaat Kau Datang
Hari ini kau hadirkan dirimu
Menjamah rumah yang rindu tuannya
Mungkin terlambat tapi hadirmu buatnya special
Kumasakkan mie goreng dan telur
Rasa cinta kuat terbumbui
Tak lupa sambal bawang khas racikanku
Obat penawar lidah yang kelu
Ungkusan kelapa hidangan sederhana
Masakan nenek kusuguhkan untukmu
Kakek yang tak biasanya ikut serta menikmatinya
Begitu lahap dia membersamai
Memanjakan lidah dengan masakan si cucu ditemani
Si tamu yang tak lain cucunya
Melahap apa yang dihidangkan
Kakek mampu meluluhkan kerasnya hati
Begitu kental kurasa
Atau aku yang merasakannya saja?
Kakek tak pernah mau mencicipi jamuan teruntuk sang tamu
Kakek merujuk sendiri menyiapkan makanan untuknya di dapur menikmatinya bersama si kucing peliharaannya
Hal ajaib duduknya bersama kami tadi siang
Serasa angin surgawi
Cinta rasa bangga ditaruhnya padamu
Penerus perjuangan
Semangat hidup untuk Kakek
Kakekku tersayang
Yogyakarta, 20 Juni 2018 @20.30 WIB
Si Comel Cantiiiik
[09:46, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Aku rindu…
Wajah keriput,
Tubuh tinggi,
Langkah tertatih,
Kek, hendak kemana ?
Tanyaku lirih dalam hati…
Kakek ku tak menjawab tanyaku,
Kembali ku tanya….
Kek, mau kemana ?
Dengan raut wajah yang sama, kakek enggan menjawabku…
Ingin ku gapai tangan keriputnya,
Ingin ku genggam tangannya, tapi tak bisa ku sentuh, tak bisa ku gapai, tak bisa ku raih…
Seketika, deraian air mata membasahi pipi ku,
Aku kenapa ?
Tanya ku dalam diam, dihati terdalam…
Dan tak ada yang mampu menjawab.
Seketika aku tersadar, dan terbangun dari lelap panjangku,
Ternyata aku bermimpi bertemu kakek ku yang telah lama pulang kepangkuan ilahirobbi..
Tenanglah disana,
Bersama Allah, dalam pangkuan amal dan ibadah terindah semasa hidupmu…
Aku merindukanmu, kakekku..
Sumbawa Besar, NTB
20 Juni 2018 // 10.42Pm
Ayu Safitri, S.Pd
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek
Duduk disudut
Asyik mengepulkan asap abu-abu
Berteman kopi dicangkir biru
Ia yang semakin layu
Tak lekang oleh waktu
Kau pangku cucu-cucu
Ceritakan buku
Kisah Rosul penuh ilmu
Kini kakek terbujur kaku
Dipusaramu
Dalam doa kukatakan rindu
Semoga kakek dalam pangkuanMu
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek ku pejuang subuh
Setahun sudah ku tak mendengar nasehatmu
Rambut putihmu mengingatkanku akan kharismamu
Kerutan diwajahmu menunjukkan keperkasaanmu
Kakek
Kamu selalu membelaku di hadapan ayah bunda
Kakek
Kamu tidak pernah membentak ku sekalipun aku sering memecahkan gelas kopi mu
Kakek
Aku rindu digendongmu menuju surau dekat rumahmu
Kakek ku seorang pejuang subuh yang tak lekang di makan waktu
Walau tubuhnya renta, lemah, dan tak berdaya
Kakek tidak pernah melupakan kewajibanya
Subuhku selalu terjaga karena suara adzan kakek yang sangat merdu
Kakekku pejuang subuh sejati
Hingga maut menjemputnya
Semua orang merindukan suara adzan subuhmu kek
Semoga aku bisa sepertimu
By. Ita rosita
Bgr 200618
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Diam
Harry Agus Yasrianto
Tinggalkan saja
Jangan ragu
Mengingkari janji
Itu bukan dirimu
Aku diam
Bukan tidak sedang berfikir
Aku terkesima
Hanya coba menatapmu
Sebentar
Aku coba menata hati
Menarikan kepedihan
Biarkan larut ini
Milik kita berdua
Bukan menampikan ingin mereka
Bicaralah
Satu kata lebih baik
Atau pergi saja
Jangan memilukan jiwaku
Sarungku terangkat
Bersama detak jarum jam
Mengejutkan
Berlari cepat
Sekelebat bayangmu
Menjauhlah
Dari bayang kacamataku yang terpelanting
Memecah sudut diamku
Kesabaran seakan musnah
Menelisik keraguan demi keraguan
Percuma
Menembus rasamu
Detik ini
Entah sampai kapan
Kembalilah
Jika ingin mengulang bahagia
Atau lenyap menunggu kehancuran
Kesetiaan
Satu kunci tersisa
Simpanlah
Bukalah hatiku
Meski tanyaku
Tak akan pernah terhenti
sepi
Senyap
Menggores kanvas hitam
Haruskah semua berakhir
Di sisa sisa doa sederhanaku
Untukmu
Untuk kita
Jepara, 23 september 1999
[09:47, 21/6/2018] Sam As: “Bahagia”
Bahagia tidak pernah mengenal kasta
Meski bahagia itu kadang sederhana
Bahagia tidak mengenal usia
Semua berhak untuk merasa
Dan akan terpancar alami dari mata
Tidak perlu ada yang disesali
Tapi harus disyukuri
Karena semua sudah suratan illahi
😊
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Tongkat ditanganmu
Menamani tiap langkahmu
Tak peduli tertatih
Tapi tetap melangkah
Temui kewajiban ilahiyahmu
Bersujud, bertengadah
Untuk anak cucumu
Kek…
Kau tak peduli
Sisa usia masih berapa
Dan mencoba tegap
Walau sesekali meluruskan bongkokmu
Kakek…
Malam ini kuraba
Guratan wajahmu
Bersama bayang kasihmu
Kukenang perjalananmi
Seraya berharap
Semoga mampu meneruskan juangmu
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek yang kukenal
Kakek Parto
Ayah dari ayahku
Sudah dipanggil pemiliknya
Saat aku masih kecil
Tak paham akan kehilanganmu
Kakek yang kutahu sayang pada ayahku
Semoga Allah menerima amal ibadahmu
Kakek Sukiyar
Ayah dari ibuku
Sosok yang motivasi diri
Pernah berjuang menjadi guru
Kini akupun ingin mengikuti jejakmu
Semoga sehat selalu ya kek
Kakek Surani
Paman dari ibuku
Suka duka kulalui di rumahmu
Terima kasih atas kasih sayangmu
Walau kadang kita bersebrangan
Kan kuingat pesanmu
Beruntungnya diriku punya banyak kakek
Kukirimkan untaian do’a untukmu kek
Meini Tri Utami
Gading, 20 Juni 2018
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Pasar
Berangkatnya agak gerimis mengumandang
Roda dua menggelinding mengantarkan keramaian pasar Cikurubuk baru saja
Masuk tepat dengan dijajakan sayuran hijau dan buah- buahan nan segar Nampak
kulalui pasar Cikurubuk namanya
Proses jual beli terjadi
Ramai, senang, bisa berbelanja di pasar tradisional itu
karena menanti acara syukur nikmat yang akan digelar
Memandangi sekitar pasar yang baru kualami di malam hari
Tetap hadir keramaian menyisir walau suasana cuaca agak dingin karena baru saja hujan mengguyur merata menyelami massa
Berbelanja sambil tawar menawar sesikit dengan logat sundanya para penjual yang ditujunya
Ramainya pasar
bergeliat ku pandangi sekitar pasar itu
Sambil melirik catatan yang akan dibeli
Wahana pasar malam cukup ramai tetapi tidaklah seramai pagi yang biasanya lebih hiruk pikuk dan padat para pembeli
Ada masa hadir pasar waktu malam hari
Terpikat malam sembari rasa keinginan tahuan wajah pasar di malam hari
Kenangan tetap tercatat disana
Dewi Astuti
Rabu, 20 Juni 2018
Tasikmalaya
Masih Suasana Mudik ceria..🙏🏻💐👍😊😇
Mencoba master DEDY 🙏🏻
TEMA YANG DIRASAKAN BARU SAJA SEPULANG DARI PASAR …mohon maaf dan masukannya
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Silahkan sahabat mencoba membuat puisi sendiri berdasarkan materi yg telah diberi.Semoga puisinya langsung jadi dan unjuk gigi.Saya pingin permisi dan undur diri karena mata ini tidak kuat lagi.Besik berjumpa lagi.
[09:47, 21/6/2018] Sam As: KATAKU UNTUK KAKEK
Kek…
Lihat sang surya malu-malu dibalik bukit itu
Memanggil riuh kokok ayam bertalu
Kek…
Lihat serumpun padi hasta karyamu menguning
Serupa permadani emas pesanggrahan gemilang
Kek…
Lihat gemercik nadi sungai itu
Serupa liuk tubuh ular menyusup beradu
Kek…
Lihat cakrawala di sana
Begitu luas tanpa batas seluas angkasa biru
Kek…
Dengar kicau burung pipit mengalun syahdu
Memainkan serunai nada berlagu
Kek…
Lihat senja memanggilmu
Keriputmu guratan waktu
Kek…
Nyanyian rindu gemintang
Serasa kidung doa bergeming
Kek…
Pegang hasta ini erat-erat
Jangan lepaskan untaian doa berkerat
Kek…
Saat kau bertemu Allah
Yakinlah doa anak cucumu tiada lelah
Blitar, 20 Juni 2018_22.16
Fitria Linda K.
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek
Kerutan menjadi guratan lukisan sang Kuasa
Lembut melumuri sekujur tubuhmu
Senja ini tuapun pasti
Seiring pendengaran yang sudah berkurang
Jalan yang terhuyung
Dibatas netra yang kabur
Kakek
Kala ku kecil
Acap kali kau mendendangkan dongeng
Ukiran sejarah kala kau menapak
menjelajah di bumi sang Khaliq
Aku cucumu menaruh rasa kagum
Buih asa menggelayut dalam pikiran si kecil
Aku ingin seperti Kakek
Kakek
Biarlah perjuanganmu berbalas luka
Tiada sesal karena bumi tak kan berhenti untuk berputar
Kakek
Kini asaku telah sampai
Perjuanganmu aku teruskan
Kagum dan bangga tersematkan di senyummu
Pengabdi dunia pendidikan
Mendidik generasi penerus bangsa
Bangsa Indonesia tanah yang engkau pupuk
Ibu Pertiwi yang selalu kau banggakan dan kau junjung tinggi
Kakek
Aku ingin balurkan sejarahmu
Terukir dalam rangkaian kata
Kutuliskan kisahmu dalam bait-bait kalimat
Biar semua tahu bahwa engkau pejuang sejati
Walau engkau tak inginkan itu
Bulat sudah tekadku
Kakek
Aku menyayangimu
Kuukir namamu dalam karyaku
Kakekku Sukiyar
Mbah Iyang aku menyebutmu
Pahlawan tanpa tanda jasa
Yogyakarta, 20 Juni 2018 @20.10 WIB
Si Comel Cantiiiik 😍
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Eyang
Harry Agus Yasrianto
Tongkat tua itu
Cermin hatimu
Gigih
Menembus waktu
Menyulut ambisi
Gemetar langkahmu
Tak surut detak nadimu
Aku di sini
Mengurut waktu
Bersamamu
Hari ini
Esok
Lusa
Entah sampai kapan
Membelai lembutmu
Bicaramu
Getar suaramu
Mendengar dengkurmu
Asma mu
Diantara keheningan suara alam
Jelas teringat
Kanvas hidupmu
Mengabdi
Menyembah sang khalik
Dalam ketakjuban
Terduduk diam
Di sujud terakhirmu
Di sana
Setiamu terujikan
Di helaan ujung nafasmu
Menyebut kebesaran sang Rabb
Dalam ketenangan
Begitu khusyu
Melupakan waktu
Menikmati syukur
Aku di sini
Melihatmu
Terbujur lemah
Dalam senyum manismu
Memeluk tubuh mungil itu
Melampiri doa doa yang terdengar dalam sunyi
Mengantar di liangmu
Berkiblat pada nilai baktimu
Pada sang penguasa segala jiwa
Depok, 31 agustus 2015
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakek
Kek,
Kau duduk membisu menatap serpihan rindu
Senyum mu di sela-sela usia renta mu
Tatapan sendumu tak bermakna
Helaan nafasmu menyiratkan sukma
Kek,
Jalan hidupmu berliku rapuh
Segala beban ada di pundakmu
Perih, sakit, tak lagi kau rasa
Beban itu terlalu berat tuk kau pikul
Terseok-seok langkah kaki mu
Keriput tulang mu gambaran perjuangan hidup mu
Kek,
Walaupun kau tak ada
Tancapan cangkul mu bukti cinta kepada turunan mu
Kaulah figur tuk anak cucu mu
Kerja keras, wibawamu selalu mengasap dari celah wajahmu
Kek,
Sampai kapan kah diri ini
Bisa meneladani perjuangan mu
Hanya doa dan cinta sejati selalu untuk mu
Bogor 20 Juni 2018
Aini#SGI Puisi 1
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Doa untuk Kakek
Kursi ini bergoyang manja tertiup angin yang menerobos jendela bertirai biru.
Hujan mulai turun.
Angin dingin menyentuh wajahku yang bersimbah air mata.
Tanah itu masih merah.
Jejak pekat tanah liat masih jelas menempel di sandal para pengantarmu.
Semua terlihat dan terasa tulus mendoakan dan memberikan penghormatan terakhir.
Sungguh aku bangga dan semakin kagum pada mu, kek.
Atas semua karya dan teladan yang telah terukir pada peluh hidup keras kakek.
Aku, sang cucu tunggal hidupmu yang tak berpenerus, berasa kecil tak memiliki arti.
Betapa abai aku atas semua nasehatmu.
Aku terlalu nyaman dalam genggaman perlindunganmu.
Hingga,
Aku jatuh tersungkur menyesali Sang Maha Pemberi, manakala Dia mengambil kembali dirimu.
Hujan makin deras membasahi tanah merah sore ini mengiringi semua doa terbaikku untuk kakek tersayang.
“Allahummaghfir lahu, warhamhu, wa ‘aafihi wa’ fu’anhu, wa akrim nuzulahu, wawassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmaa i, wattlji walbardi wanaqqihi minalkhaayaa kamaa yunaqqattubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wazaujihi wa adkhilhuljannata wa a’idzhu min ‘adzaabilqabri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar”
Oleh Endang Puspitasari
Lubuklinggau, 20 Juni 2018
22:21 WIB.
[09:47, 21/6/2018] Sam As: Kakekku
Nampak terlihat guratan sabar menjelma
Wajah yang tersisa ketika itu
Terdiam tetapi sangat perhatian
Tidak lupa selalu mengingatkan sholat dan berbagi
“Jangan tinggalkan kewajiban,
“Manusia hidup dengan biasa – biasa saja tidak perlu mencolok”
Itu pesan lisan beliau selalu terngiang dalam ingatanku
Kek, kau nampak selalu hadir dengan ketulusan
Selalu mencoba untuk menyemangati dan tak bosan menasihatiku
Merasakan asa sang kakek ketika itu
Aku sadar kakek begitu besar harapan dari kami cucu cucunya
Walau kau sudah tiada tetapi untaian doa selalu ‘kan hadir
Malam selalu kuingat tak banyak bicara tapi sangat bijaksana dalam membimbingku
Kemana pergi doa selalu terucap💐🙏🏻
Semoga disana kakek ada dalam khusnul khotimah
Aamiin
Tasikmalaya, 20 Juni 2018
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Terima Kasih Masterku
Aku merasa ragu
Aku merasa malu
Aku merasa tak mampu
Bagai anak ayam kehilangan induknya
Berbeda dengan sahabat baruku
Yang serba luar biasa
Pintar bertutur kata
Pintar merangkai aksara yang berjiwa
Sopan santun luhur budinya
Bagai langit dan bumi
Ironi yang menyayat hati
Prosa aku tak bisa
Cerpen aku tak biasa
Puisi hanyalah sebuah impian
Bijaksana, sabar, tulus
Asah asih asuh
Kau mainkan jemarimu
Kau mainkan jemarimu
Untuk memberi bekal ilmu
Petuahmu kuingat selalu
Jangan pernah puas
Jangan pernah bosan
Jangan pernah berhenti
Jangan pernah mengeluh
Jangan pernah menyerah
Terima kasih Master
Jasamu tiada tara
Malam yang hening dan sepi sebagai saksi bisu
Jemariku nemegang pena
Merangkai aksara sepenuh jiwa selesaikan tugas pertama
Ku hanya bisa panjatkan
Doa terbaik untukmu
Kepada yang kuasa
Terima kasih masterku
Agus Istanto,
Surakarta, 20 Juni 2018
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Terima Kasih Masterku
Aku merasa ragu
Aku merasa malu
Aku merasa tak mampu
Bagai anak ayam kehilangan induknya
Berbeda dengan sahabat baruku
Yang serba luar biasa
Pintar bertutur kata
Pintar merangkai aksara yang berjiwa
Sopan santun luhur budinya
Bagai langit dan bumi
Ironi yang menyayat hati
Prosa aku tak bisa
Cerpen aku tak biasa
Puisi hanyalah sebuah impian
Bijaksana, sabar, tulus
Asah asih asuh
Kau mainkan jemarimu
Kau mainkan jemarimu
Untuk memberi bekal ilmu
Petuahmu kuingat selalu
Jangan pernah puas
Jangan pernah bosan
Jangan pernah berhenti
Jangan pernah mengeluh
Jangan pernah menyerah
Terima kasih Master
Jasamu tiada tara
Malam yang hening dan sepi sebagai saksi bisu
Jemariku nemegang pena
Merangkai aksara sepenuh jiwa selesaikan tugas pertama
Ku hanya bisa panjatkan
Doa terbaik untukmu
Kepada yang kuasa
Terima kasih masterku
Agus Istanto,
Surakarta, 20 Juni 2018
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Terima Kasih Masterku
Aku merasa ragu
Aku merasa malu
Aku merasa tak mampu
Bagai anak ayam kehilangan induknya
Berbeda dengan sahabat baruku
Yang serba luar biasa
Pintar bertutur kata
Pintar merangkai aksara yang berjiwa
Sopan santun luhur budinya
Bagai langit dan bumi
Ironi yang menyayat hati
Prosa aku tak bisa
Cerpen aku tak biasa
Puisi hanyalah sebuah impian
Bijaksana, sabar, tulus
Asah asih asuh
Kau mainkan jemarimu
Untuk memberi bekal ilmu
Petuahmu kuingat selalu
Jangan pernah puas
Jangan pernah bosan
Jangan pernah berhenti
Jangan pernah mengeluh
Jangan pernah menyerah
Terima kasih Master
Jasamu tiada tara
Malam yang hening dan sepi sebagai saksi bisu
Jemariku nemegang pena
Merangkai aksara sepenuh jiwa
selesaikan tugas pertama
Ku hanya bisa panjatkan
Doa terbaik untukmu
Kepada yang kuasa
Terima kasih masterku
Agus Istanto,
Surakarta, 20 Juni 2018
[09:48, 21/6/2018] Sam As: “Jabat hati di awal jumpa”
Malam ini 20 juni
Malam yang punya cerita tersendiri dalam hidup ini
Malam ini jabat pertama kutambatkan di halaman ini
Halaman yang sudah lama kucari.
Ada harap yang kupahat disini,…….indah……cerah..
Ada rindu yang telah merimbun dijiwa ini
Dan malam ini kuhampar bagaikan permadani.
Permadani yang tak bertepi…….
Semoga bunga – bunga terpetik jua oleh jemari ini, terangkai, teruntai dan meronakan indah yang syahdu diseluas permadaniku. Aamiin
Padamu wahai para piawai, para bijak perangkai makna,
Ijinkan jamari renta ini menumpang otak menggelar haus dan lapar disini.
Meski terseok, belepot tak tahu apa kata yang tepat untuk gores demi goresku, hati ini bersikukuh, kekeh butuh
Berikan untukku secuil tempat indahmu.
Biarkan hasrat ini merambat meski teramat lambat.
Terimakasih wahai sang piawai
Terimakasih wahai teman
Senyum hangatmu membingkai halaman ini penuh kasih
Rasanya diri ini ada dalam peluk hangat yang pekat penuh ilmu yang ramah.
Semoga kau tangkap jabat awal ini dan biarkan kegenggam erat jabatmu dalam dekap syukur dan terimakasihku teman.
Karanganyar 21062018 03.48.
Srium Sri Umiyati.
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Senja yang jingga
By: Cuho
Lembayung semurat jingga
Kuterobos jalanan kekuningan
Kutelusuri hiruk pikuk kepadatan kota
Walau lelah kupaksakan
Langit terlihat biru keemasan
Awanpun terhilat berkilauan
Kupacu kudaku tanpa aral rintangan
Kuharap sampai ditempat tujuan
Malampun beranjak tiba
Langitpun mulai gulita
Lampu jalan pun mulai menyala
Aku masih diantara keramaian kota…..
Cimahi,20-6-2018
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Seribu bahasa terlukiskan
Sejuta kata sambung menyambung
Kala suasana hati indah bertaut
Dunia terasa faham akan hasrat hati
Setelahnya mengapa?
Meraba lagi untuk berkarya.
Pasokan materi pembuka mata.
Untaian puisi saudara jadi lentera.
Gatal jari untuk mengejakan kilasan perasaan yg selalu bergejolak.
Efayanti _ bukittinggi 21 juni 18
[09:48, 21/6/2018] Sam As: PAK PUJO
P_emikirannya ekpresi natural jiwa
A_langkah indahnya syair yang dibawanya
K_reasi pasti karsa pujangga
P_enguntai aksara sarat makna
U_jarnya greget bawa bahagia
J_ernih sejernih telaga surga
O_bat sahabat pelipur lara
Selamat menyambut fajar Pak Pujo…
🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Assalamu’alaikum
Pagi ini terasa cerah.
Biasanya sampai ke segala arah.
Tadi malam kita dapat ceramah.
Materi puisi yang indah.
Bu Elis cantik dan pak Dedi yang gagah.
Ilmunya sungguh sangat meriah.
Tak jemu mereka berpetuah.
Agar ilmunya menjadi berkah.
Sayang aku semalam lengah.
Lupa jadwal jadi Bubrah.
Materi sudah diunggah.
Tamu pulang daku langsung terperangah.
Membuka Wa materi sudah punah…..
Ahhhhh…nasib loadingnya juga sangat susah.
Daku menangis hingga pipinya basah.
Hati pun resah
Karena otak gak bisa ngeh….
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
[09:48, 21/6/2018] Sam As: MENTARI
Udara sejuk di pagi hari
Semilir angin membelai
Kau datang malu malu tuk sinari bumi
Pancaran ihlasmu tak mengharap ganti
cerahkan dunia hingga senja nanti
mentari kaulah karunia Ilahi
jadikan bumi ini selalu berseri seri
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Alhamdulillah syukur pada Illahi Rabbi
Ada untaian kata hadir di sini
Asma diri berwujud kreasi
Asyik sungguh menarik hati
Adakah malam aku bermimpi
Ada yang hadir untuk menemani
Ajari aku bikin puisi
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Untuk semua sahabat di kelas puisi ini
Silahkan berbagi 2 hal kreasi
Sekedar syair latihan diksi, boleh tanpa judul ataupun tanggal dan lokasi.
Sebuah puisi penuh ekspresi, lengkap judul, nama pembuat, di akhir paling bawah tempat lokasi pembuatan dan tanggal.
Karya syair akan jadi referensi.
Karya puisi akan jadi bahan buku antologi.
Jangan ragu wahai sahabat dalam berpuisi.
Setiap sahabat pasti mampu berkreasi.
Saya yakin semua sahabat mulai percaya diri.
Setiap ada karya terbagi, jangan diukur ke dalam diri.
Sahabat segeralah merangkai kata meski belum padat berisi.
Jangan takut atau ragu di kelas ini, di sini kita bersama saling memahami.
Tiada yang merasa diri paling mumpuni.
Teruslah mencoba jangan berhenti.
Salam literasi.
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Membuka hari dengan silaunya mentari.
Aah.. panas sekali pagi ini!
Duh, sudah jam 9!
Masih pagi sepertinya,
ku minta waktu pada diri untuk bersabar satu jam lagi.
Sekilas aku melirik jam bertanggal di samping tempat tidurku, dan langsung terlonjak kaget.
Ya ampun! 21 Juni!
Telaaatt…
Terlambatt..
Hari pertama kerjaku yang buruk!
Maafkan🙏
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Kakek Pengikat Mata Rantai
Saat mata ini mengintai dunia
Ada sosok tegas penuh kasih
Tangannya merengkuhku dengan penuh iba
Menimangku sembari bersenandung lirih
Kakek, begitu aku mengejanya dengan terbata
Kata sulit yang sering kuucapkan
Namun melekat erat dalam semua pinta
Menjadi saksi seorang kesayangan
Kakek … mungkin sekarang kita berbeda alam
Berada di dua pusaran dalam diam
Merenda masa yang menjadi suratan
Merajut semua kisah dalam perbedaan
Hanya untaian doa yang sanggup mengikat jalinan
Menerobos ke dalam qodho dan qodar Sang Rahman
Mendamaikan kehidupan aku pun beliau
Menyemai rindu kelak di surga bersama beliau
Semoga Allah menerima semua amal ibadah beliau
Mengampuni semua dosa beliau
Memberikan tempat terindah di sisi-Nya untuk beliau
Dan menjadikan surga sebagai muara terakhir beliau
Aamiin Yaa Rabb…
By. Ely Rose
Waru, 21 Juni 2018
07.54 WIB
[09:48, 21/6/2018] Sam As: “KEANGKUHAN”
Megah tampak istanamu
Berdiri tegak bertiang kuat
Berlantai kaca dan porselin
Berpagar tinggi sekuat besi
Di sana berjajar kendaraan
Di dalam isi garasi….
Dengan nuansa warna
Merk dari berbagai negara
Siap mengantar tuan bepergian
Di sakumu tersimpan buku catatan
Catatan rekening tak terbilang
Hingga ke mana harus dihabiskan
Setiap malam keluyuran
Mencari hiburan
Karena hidup tak punya aturan
Tak ada sandaran
Tak ada tujuan
Walau harta bergelimpangan…
Tapi….
Nampak di sebelahmu
Bangunan reot dan usang
Tak kau lirik tak kau lihat
Entah makan atau tidak
berkumpul seanak pinak
Kesombongan telah melupakan asalmu
Keangkuhan tlah menjerumuskanmu
Hingga lupa arti kehidupan
Yang diingat hanya kemewahan
Tak berfikir kepulangan
Ke mana akan kau bawa hartamu
Hingga tak pandang ke depan belakang
Sampai ajal menjemput
Maut menanti…
Tak ada bekal pulang
Tak ada amal dibawa
Karena hanya harta yang kau fikirkan….
HjNenengHendrayati
SMI, 21-06-18
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Sahabat,
Tidak semua puisi dikomentari
Berbeda dengan syair latihan diksi
Puisi bagaikan masakan yang siap dikonsumsi
Sedangkan syair baru sebuah resep inspirasi
Semakin kemari karya semakin mempesona
Sebagai bukti adanya materi dari Mr Dedi sangat berguna
Sahabat marilah berkarya
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Syukur kehadirat Illahi
Menjadikan hamba bermanfaat buat sesama insani
Itulah yg dikehendaki oleh Sang Pencipta seisi langit dan bumi
Semoga tidak lupa diri
Itulah doa hamba saban hari
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Karyamu kan slalu menginspirasi
Tiada jemu ku menanti
Tuk belajar setiap hari
Mencoba lagi dan lagi
Walaupun belum sesuai kata hati
Semoga menambah semangat diri
[09:48, 21/6/2018] Sam As: Pagi ini indah
Mentari tersenyum menerobos dedaunan
Jingga
Menghangatkan hati
Kususuri jalanan
Bersama kekasih tersayang
Diatas roda dua yang mulai renta
Pagi ini indah
Isi hari pergi k sekolah
Setumpuk kertas menunggu
Untuk kujamah
Bersenda gurau bersama tinta hitam
Pagi ini indah
Harus banyak bebenah
Menanti warga sekolah
Berkaki kecil siap melangkah
Ramaikan khasanah
Berlari, melompat main Sondlah
Mengenal budaya khasanah
Pagi ini indah
Karunia illahi yang harus senantiasa kusyukuri
Saamah
[09:49, 21/6/2018] Sam As: Indah dirasa
Pagi ini indah
Mentari tersenyum menerobos dedaunan
Jingga
Menghangatkan hati
Kususuri jalanan
Bersama kekasih tersayang
Diatas roda dua yang mulai renta
Pagi ini indah
Isi hari pergi k sekolah
Setumpuk kertas menunggu
Untuk kujamah
Bersenda gurau bersama tinta hitam
Pagi ini indah
Harus banyak bebenah
Menanti warga sekolah
Berkaki kecil siap melangkah
Ramaikan suasana
Berlari, melompat main Sondlah
Mengenal budaya khasanah
Pagi ini indah
Karunia illahi yang harus senantiasa kusyukuri
Saamah
Cimahi, 21 Juni 18
Terimakasih P Pujo
[09:49, 21/6/2018] Sam As: Pagi yg indah
Bertemu dengan sahabat semua
Yg selalu hadir dalam untaian kata
Kata yg dirajut laksana mutiara
Selamat pagi sahabat semua
Semoga senantiasa bhgia
Dimanapun berada
Walau tak pernah jumpa
Tpi serasa saudara
Yg selalu hadir dalam dunia maya
[09:49, 21/6/2018] Sam As: Dunia Maya
Ceritamu terdengar indah
Dalam lembaran kertas
Penuh warna
Barisan aksara berbaris
Tertata bagai kalung ibu
Bertahtakan mutiara
Ingin rasanya kau lantunkan puisi penuh makna
Kan kunikmati
Dengan hati penuh rasa
Disini
Didunia Maya
Tak kudengar
Indahnya rasa yang bersuara
Kapankah kita dapat bersua
Tuk dengarkan syair-syair
Dalam Nada syahdu
Yang membelenggu tuk syukuri indahnya karuniaMu
Dalam coretan para pujangga yang indah dirasa
Saamah
Cimahi, 2 Juni 18
[09:49, 21/6/2018] Sam As: Sahabat penaku B Ani yang ceria
Aku hanya mencoba
Torehkan pena mengikuti suara
Barlah waktu yg mengajarkan kita
Bersama bimbingan master Dedy sang pujangga
P Pujo yang kian berkelana meninggalkan kita-kita yang terpana
PERATURAN KELAS PUISI :
- Aktif selama mengikuti kelas
- Saat Pembelajaran berlangsung tidak menyela dan mengganggu kenyamanan belajar
- Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang di sampaikan setelah dipersilahkan oleh moderator
- Pelanggaran akan diberikan nasihat
- Berpamitan jika hendak keluar dari grup dan tidak diperkenankan lagi memasuki grup
- Saling menghargai sesama peserta
7.Tidak mengunggah apa pun yang tidak berkaitan dengan kegiatan kelas
- Mengerjakan tugas yang diberikan pemateri.
Belajar adalah proses tiada akhir, kenikmatan didapat saat melalui proses dengan baik. Ikutilah prosesnya dengan nyaman dan bersahabat.
Kelas ini, gratis tanpa bayar.
20 Juni 2018
Admin:
Bu Elis
Bu Mimin
Pak Sam
Pemateri Master Dedi Wahyudi
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Kakek…
Wajah tampannya masih terlihat dibalik kulit keriputnya
Badannya terlihat tegap meskipun usianya sudah
Tidak muda lagi
Panas matahari tak kau rasakan kau tetap berdiri di depan gerobak minuman yang kau jual
Pulang sekolah ku berlari menghampirimu
Untuk mendapatkan hadiah peluk cium darimu
Dan..minuman segar buatanmu
Semua teman ku ajak tuk membeli minuman segar buatan kakek
Aku bangga memiliki kakek yang tak pernah mengeluh
Kau selalu tersenyum gembira membuatku selalu bahagia berada di dekatmu..
Kenangan itu masih melekat dibenakku
Dan tak mungkin hilang..
Kakek..
Maafkan cucumu ini
Yang belum dapat membalas jasamu
Hanya untaian doa yang dapat kupersembahkan untukmu
Kakek..
Aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu dan berkumpul kembali
Di tempat yang indah yang selalu kau ceritakan
Utami Siti Sundari_ Bandung,20618
Terinspirasi oleh @Erni Ekawati
#maaf ya..baru mencoba, berusaha percaya diri🙏🤭
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Cucu cucuku
Candamu membuat aku malu
Cerita masa lalu diriku teramat lucu
Cobalah kalian tertawa dulu
Cicak saja ikut tersenyum melihatku
Cemara pun tertunduk tersipu sipu
Cermati apa semua kataku
Catatan pada zaman dahulu
Coretan kakek yang masih lugu
Curahan isi otak yang dungu
Cukup indah kata nenekmu
Cacing menari simbol aksara tulisanku
Cuma itu yang aku mampu
Cemas sungguh hati nenekmu
Cari tahu kemana kepergianku
Cinta kasihnya kepada diriku
Cepat berubah bikin cemburu
Cewek pujaan hatiku
Cantik bagaikan seorang ratu
Cerdik banyak berilmu
Cahaya belahan jiwaku
Ceriwis namun slalu kurindu
[09:42, 21/6/2018] Sam As: DEK COMEL
D_irimu laksana lintang kemukus senja
E_lok gempita dalam rumbai langit jingga
K_ilaumu menggugah sang purnama
C_andu senyummu bangunkan tubuh tanpa daya
O_bat mujarab pengusir dahaga rasa
M_ungkinkan syairmu untuk kakak juga dinda
E_ntah rindu ini semakin membara
L_antas menuai hasrat untuk menyapa
Dek Comel Sayaaanggg… 😘😘😘😍😍😍
[09:42, 21/6/2018] Sam As: Apa ada bapak ku mak
Kaya apa rupanya🤭
Bapak membuat ku
Jadi penyair malam
Relung malam bercelah membias perapian ungu
Dahagaku bersingkut
Belati berkarat ikut menatap sendu
Pilu
Bapakku ditelan malam
Bapakku berputar di langit tak berbintang
Sungguh mencekam
Merobek guratan payau
Melepaskan ku dari sutra pembalut diri
🤭🤭🤭
Astuti Fahruddin #218 :innocent:
Assalamu’alaikum wr.wb.
:innocent::innocent::innocent:
Pagi ini terasa indah.
Teriring doa semoga kita semua selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin :innocent::innocent::innocent:
Pagi nan Sendu
Hai, Pagi …
Mengapa kau terasa begitu sendu
Meski kutau tidak selamanya sendumu itu kelabu
Teringat apa yang akan kulakukan hari ini
Ya … menunggumu datang … dan juga …
Menunggu mentari menepati janjinya
Janji untuk terus hadir di setiap pagimu
Kurasa kau membutuhkan sang rintik hujan
Tapi embun pun cukup manis tuk membuatku menyebutmu sendu
Tetaplah ada meski suatu saat nanti aku tidak lagi menantikanmu
Hai, Pagi …
Hari ini kau memang terasa sedikit sendu
Tapi kau tetap manis
tanpa rintik hujan
tanpa embun
dan suatu saat nanti …
meski tanpa aku yang merindukanmu
:cherry_blossom::cherry_blossom::cherry_blossom::cherry_blossom::cherry_blossom:
Pekanbaru, 13 Juni 2018
:innocent:
Agusta
Waalaikumsalam, Amiiin YRA salam silaturahmi dari Jakarta
Astuti Fahruddin #218 :innocent:
Agusta
Waalaikumsalam, Amiiin YRA salam silaturahmi dari Jakarta
Salam kenal, Pak … :blush::blush::blush:
Saya dari Pekanbaru, Prov.Riau :relaxed::blush:
Agusta
Salam kenal kembali bu Astuti semoga dilimpahkan rejeki dan keberkahan
Alinda Lee
Astuti Fahruddin #218 :innocent:
Saya dari Pekanbaru, Prov.Riau :relaxed::blush:
Pku di mana buk
Astuti Fahruddin #218 :innocent:
Agusta
Salam kenal kembali bu Astuti semoga dilimpahkan rejeki dan keberkahan
Aamiin … :innocent::innocent::innocent:
Doa yang sama untuk untuk Pak Agusta dan keluarga …
:innocent::innocent::innocent:
Alinda Lee
Pku di mana buk
Di Tanjung Datuk, Bu …
:blush:
Agusta
Amiin YRA, salam kenal untuk semuanya :blush::blush:
Dewi Astuti
Pagi Istimewa
DEWI ASTUTI:bouquet::sparkling_heart::tulip:
Terurai wajah senang gembira
Menanti kehadiran kemenangan
Sejuk mengikat tubuh terbalut
Cuaca pagi menyambut tahta hidup
Menyongsong rasa bahagia
Menepis jalan purnama kemenangan
Keutuhan keluarga yang hangat
Menyapa dan menumpahkan suka cita
Datang tiang yang kokoh dalam hasrat berbunga
Sambut pagi nan bahagia
Simpan hati yang gembira
Berkumpul tuan yang hormat dalam balutan istimewa
Bersama pagi yang dinanti menggapai tujuan yang suci
Alhamdulillah ..syukur atas segala nikmat Mu
Atas rahmat dan kebesaran Mu menyambut datangnya pagi yang istimewa:tulip::innocent:
Sam Badar
Renungan pagi
Jemput kesuksesan kita
Sukses dapat diraih oleh siapapun. Setiap kita memiliki potensi untuk menjadi orang yang sukses besar. Menurut Robert T. Kiyosaki, ada beberapa syarat untuk menjadi orang yang sukses besar.
- Life style of hard work/ cara hidup kita dari keras kita
- Perseverece/Ketekunan dalam berupaya.
- Planning/memiliki rencana besar.
- Self dicipline/ disiplin diri yang kuat.
“Antusiasme, semangat dan kegigihan adalah sebuah modal utama dalam memulai sebuah perjuangan baru untuk mencapai Sukses”.
Sulastri Hadijah
Sam Badar
Renungan pagi Jemput kesuksesan kita Sukses dapat diraih oleh siapapun. Setiap kita memiliki potensi untuk menjadi orang yang
:+1::+1:
Zarma Makhsing
Iya pak jauh di mata tpi tetap dekat di hati… maaf bru sempat pegang hp :pray::pray:
Astuti Fahruddin #218 :innocent:
Sam Badar
Renungan pagi Jemput kesuksesan kita Sukses dapat diraih oleh siapapun. Setiap kita memiliki potensi untuk menjadi orang yang
- Life style of hard work / cara hidup kita dari kerja keras kita.
- Perseverence / ketekunan dalam berupaya.
- Planning / memiliki rencana besar.
- Self discipline / disiplin diri yang kuat.
Bismillah :innocent::innocent::innocent: …
Makasih, Pak …
Prapto Pujo Yuwono
Sam Badar
Renungan pagi Jemput kesuksesan kita Sukses dapat diraih oleh siapapun. Setiap kita memiliki potensi untuk menjadi orang yang
Sukses itu indah, sukses itu megah, sukses itu rejeki, sukses itu bahagia, tapi sukses butuh perjuangan, usaha dan doa.
Mari berpuisi lagi, yang berminat jangan segan gabung kelas puisi
RINDU RINDU RINDU
Karya : Pujo Jenggot
R efleksi asa mengharu biru
I mpian bersama dari dalam kalbu
N amanya akan tersebut selalu
D ebaran jantung tiada menentu
U ngkapan sepasang hati kala bertemu
R asanya dada makin membara
I nikah derita akibat cinta
N yawa tergadai untuk dirinya
D osa tiada tersesali pula
U ntuk dirinya jiwaku ada
R atapan doa Selasa mantra
I mbas jiwa dalam tekanan asmara
N ada irama hasrat berjumpa
D endang kan lagu cerita cinta
U ntaian kata pesona mewarnainya
Siapakah yang layak kurindukan
Sosok bayangan dirinya sulit aku lupakan
Senyuman manis selalu dia berikan
Semakin kuat pesona dia ciptakan
Sungguh aku menjadi makin kelabakan
Probolinggo, 13-6-2018
Nadiyah
Prapto Pujo Yuwono
RINDU RINDU RINDU Karya : Pujo Jenggot R efleksi asa mengharu biru I mpian bersama dari dalam kalbu N amanya akan tersebut sel
Mata tak mampu terpejam
Kerinduan dipersimpangan
Tersesat aku dalam kesunyian~
#Justwrite
Samaah
[17:32, 9/6/2018] Bu Samaah: Masih terbayang dalam ingatanku
Kala kau bergelayut dikerubungku
Mengajak pulang karena tak ingin sekolah
Masih terbayang dalam lamunanku
Kala kau sembunyi dibalik gamisku karena tak ingin bermain bersama temanmu
Masih terbersit dalam bayanganku kala Kau tarik tanganku tuk masuk dikelasnya
” Temani aku umi, aku belum berani sekolah sendiri”
Ku usap rambutmu ku kuatkan hatimu bahwa kau bisa sekolah sendiri
” Maafkan umi annaku, umi tidak bisa menunghuimu disekolah, karena umi harus mengajar anak lain”
Dengan berat hati kutinggalkan engkau bersama kawanmu yang sama2 menampakkan rasa khawatir
Enam tahun sudah masa itu berlalu
Air mata menetes mengalir di pipi
Kala kau ungkapkan niatmu
Mondok mencari ilmu
Kuusap lagi kepalanya
* Benarkah itu nak”
Dengan terbatas ku tanya
Ia mengangguk dengan mantap
Memeluk Kaka nya tanda ia turut serta
Hati terasa pilu
Tapi itu pilihan
kedua anakku untuk menuntut ilmu
Harus rela
Harus kuat
Ku tahan air mata yg mulai menggenangi mataku
Ku tahan
Akhirnya jatuh juga
[17:45, 9/6/2018] Rubaidarose: ☙🍃Rubaidarose☙🍃:
ELegi Proklamasi
Oleh Rubaidarose
Bilurbilur penyesalan hadir di rentas temaram,
menyeruah penuh dera dipenantian
keratan detik menyisakan menitmenit terbuang.
Melerai pinta diantara desau angin, rintik hujan, kemilau pelangi dan lambaian rerumputan
Menanti hadirmu dengan rekahan menawan
Menyusuri jalan-jalan kenangan di waktu curian kita
Namun pahit harus kutelan
Dirimu telah lama menuju syurga
Saat bendera pusaka 17 agustus dikibarkan
Riak air mata tak tertahankan setiap kali serinai proklamasi di kumandangkan.
Kuansing, 09052018🍃
🌴🌹🌴🌹🌴🌹🌴
[19:49, 9/6/2018] Erni Ekawati: Sang Pemilik Hati
Duhai
Sang pemilik hati
Kutahu kau t’lah tetapkan pilihan padanya
Seorang penyayang anak
Bergumul dengan benih-benih generasi penerus bangsa
Dan restu dariku t’lah kau peroleh
Sayangnya
Sang pemilik hati seiring jalan tergerus waktu
Dari balik hijab si empunya
Bergelayut cemburu
Menutup netranya
Hingga buaian setan membuka tabir hijabnya
Duhai
Sang pemilik hati
Banyak sudah pengorbananku padamu
Tidak hanya materi bahkan kehormatanpun tiada artinya lagi
Sedangkan dia dengan mudahnya
Mencaci maki dengan penuh emosi diri
Menghujatku tiada henti tanpa iba darinya
Aku memang hina Dina dan tak lepas dari lumuran dosa
Namun hatiku menang dari engkau
Duhai
Sang pemilik hati
Kalau boleh aku pinta
Jangan kau munculkan lagi batang hidungmu
Di depan mukaku
Enyahlah engkau dari dunia ini
Tapi aku
Belajar Kasih sayang
Belajar memaafkan
Belajar tak membenci
darinya bocah kecil
Seorang guru kecil
Sifat benci Angkara murka saling mendendam
Hanya akan merusakkan diri
😁😁😁😁😁
[19:55, 9/6/2018] Erni Ekawati: Malem Minggu
Nangkring di kelas puisi
Setelah hati tercabik senyum terurai di sini
Ketemu kakak2q pelipur lara
Sungguh beruntungnya si comel ini
Dapat kasih sayang sahabat sejati
Tiada dendam tiada iri
Hati saling tertaut walau tak bertatap muka
Bersua secara langsung
❤❤❤❤❤
[21:06, 9/6/2018] Bu Samaah: ‘Harapanku”
Saamah, Cimahi
Sepertinya ia baru datang
Namun Kata perpisahan telah terucapkan dalam lembar-lembar kain dipinggir jalan tertiup angin yang kubiarkan
Rasanya rindu belum terpuaskan
Padahal diri yang tak mempersiapkan
Sibuk badan dalam pekerjaan
Bulan mulia ini akan berlalu tanpa pesan
Apakah kita bisa bersua kembali di tahun depan
Rasa sesal kuisi dengan doa yang kupanjatkan
Semoga Allah panjangkan umur
Tuk dapat bersua di tahun depan.
[03:39, 10/6/2018] Dedi Puisi: Waktu Sahur
Mataku masih lamur
Pandanganku masih kabur
Lalu aku pergi ke sumur
Ambil air langsung berkumur
Duduk di kursi lauknya bukan bubur tapi sayur
[03:58, 10/6/2018] Cucu Khodijah: Ku buka mata dan pergi ke dapur…
Niat hati masak sahur
Ternyata tunggu tak ada kayu bakar
Akhirnya aku makan sahur hanya sekedar
[04:02, 10/6/2018] Wan Pa: KISAH SUBUH
Kudapati wajahmu di bawah taburan pesta cahaya putih
Masam dalam remangya subuh yang bergegas
diam tanpa aksara dan bahasa
Terkirim isyarat dalam tanya yang menggelayut di hatiku.
Astagfirullah! ingatanku tepat mendarat pada sepotong janji yang terucap pada sepertiga malam!
[04:21, 10/6/2018] Dedi Puisi: Jenggot bukan sembarang jenggot
Jenggot berasal dari Daan Mogot
Pak pujo dan aku juga berjenggot
Hehehehe
[04:23, 10/6/2018] Fitria Linda: Hehe…
Jenggotnya ampuh ciptakan aksara
Jenggot yang selalu penuh inspirasi rasa
Jenggot yang tak lekang oleh masa
Jenggot sebagai sunah dari sang utusanNya
👍🏻👍🏻👍🏻😃😃😃
[04:54, 10/6/2018] Fitria Linda: Istiqomah
Diri lemah berbalut raga
Penuh dengan jelaga dosa
Menggerogoti seluruh permukaan jiwa
Membuai setiap saat hanyutkan rasa
Dosa itu buih samudera
Terbawa riak angkuh manusia
Haruskah kita teruskan kesesatan
Hingga waktu diujung kematian
Dengar…
Semesta bertasbih
Tapi kita sekujur sukma tak bersih
Dengar…
Semesta pun bersujud
Namun cinta duniawi semakin terpaut
Kisah subuh…
Berharap kan selalu bertabuh
Pertobatan hati tak segera berlabuh
Istiqomah…
Menampar kita untuk selalu berubah
Menjinjing ikhrar yang kan bertuah
Memanen hasil berlimpah ruah
Hingga Allah kelak menjamu kita surga yang berkah
Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbalallaamiin.
🙏🏻🙏🏻☺☺
[05:10, 10/6/2018] Bu Samaah: Wahai para pujangga
Bolehkah aku minta
Ilmu cara menuangkan rasa penuh makna
Yang cantik dan elok untuk dibaca
Biar ketakutan untuk berbagi aksara
Tak ada lagi dalam dada
[05:16, 10/6/2018] Fitria Linda: Tulisan itu adalah raga
Isi aksara adalah nyawa
Jangan ragu torehkan hasrat jiwa
Karena sentuhanya sungguh luar biasa
Guratan pena tidak mengikat hasta
Tapi membebaskan inspirasi relung sukma
Teruskanlah teruskanlah
Tulis ekspresi tanpa takut salah
Karena dirimu adalah syairnya
Berhembus bebas layaknya udara
SEMANGAT BUNDA… 💪🏻💪🏻💪🏻😃😃😃
[05:20, 10/6/2018] Bu Samaah: Subhanallah sangat menyentuh rasa dalam dada
Dirimu sahabat penyemangat jiwa
Yang selalu memberiku semangat membara
Tuk torehkan pena
Penuhi lembaran angkasa dengan aksara
Terima kasih sahabat
Dirimu sahabat dunia maya
Yang jauh dimata
Namun dekat dalam kata bermakna
[07:09, 10/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Kisah-kisah jiwa ketika rasa kini telah tiada
Mengapa diriku menyesal selagi muda tak pantas bermuram durja meski Hari ini aku tak lagi bahagia hasratku sepi Anganku berduka
Batinku sengsara
[07:10, 10/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: WhatsApp Bisa Tulisan Pesan Tanpa Ngetik, Cukup Ngomong Tulisan Langsung Terketik Sendiri
[07:11, 10/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: 1. Buka aplikasi WhatsApp,
- Pilih kontak yang akan diajak berkomunikasi melalui pesan,
- Ketuk pada papan teks satu kali sehingga muncul deretan keyboard,
- Tekan atau klik lama ikon mikrofon pada bagian paling bawah, bukan di sebelah atas sejajar dengan papan teks,
(Dalam mencari mikrofon tersebut, setiap tipe ponsel memiliki letak yang berbeda-beda, bisa di bagian bawah seperti tutorial, atau menyatu di dalam keyboard spasi).
- Muncul tanda mikrofon hijau, Moms bisa mulai berbicara.
Aplikasi secara otomatis akan menerima input suara dari pengguna,
- Di papan teks akan muncul teks seperti suara yang dikeluarkan, kemudian tekan tombol kirim untuk mengirimnya.
Gimana Moms, mudah dan praktis kan?
Selain mempermudah pekerjaan, fitur ini diciptakan agar penggunanya tak perlu repot mengetik.
Namun dalam penggunaan aplikasi ini, Moms harus pastikan suara dan artikulasi yang dikeluarkan jelas, dan jauh dari kebisingan agar aplikasi dapat mendeteksi dan menerjemahkan suara dengan tepat!
[07:12, 10/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Jangan lupa setting bahasa Indonesia
[07:19, 10/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Selamat mencoba, Jika jari lelah menari
Biarkan lidah saja berbunyi
Silakan berbagi syair puisi
Aksara indah layak dikreasi
Semoga semua membawa arti
[11:42, 10/6/2018] Erni Ekawati: Deru sang bayu
Meniup mesra
Berbisik lirih kerelung qalbu
Berkecamuk membelainya
Menggugah keresahan jiwa
Memaku mematrinya hingga tak berdaya
Secercah nuur membingkai
Tersirat Kalam Illahi
Tumbuh kuat
Mencengkeram erat
Meluluh lantakkan segala gejolak
Dalam kelemahanku
Tak mampuku tuk berontak
Hanya kepasrahan
tuk menerimanya
Menyibak mimpi
Memberdaya diri atas ridho Illahi
Selamat siang duhai sahabat😍😍😍😍😍
[12:53, 10/6/2018] Dedi Puisi: Satu Malam di SURAMADU
Aku bertemu dirimu
Di jembatan Suramadu
Menjadi saksi bisu
Antara kau dan aku
Tak kan terlupa hingga akhir hayatku
Walau malam yang ku lewati bersamamu
Begitu cepat berlalu
Dari pandanganku
Apakah engkau juga begitu
Ku harap jua sama dgn perasaanku
[13:03, 10/6/2018] Rubaidarose: ☙🍃Rubaidarose☙🍃:
PUPUS SEMASA
Oleh Rubaida Rose
Desau Angin
Mengiring desaudesau rindu
Desahmu membuncah menautkan keratan detikku
Seakan ada bilurbilur hampa menyeret ke sisi tak berdaya
Meriak bulir air diindah bola mata
Sekalipun rapat dan erat temali di rumpun moleknya
Tetap saja mendera
Dalam Isyarat tak bergeming
Tak seindah
Kecubung di ujung senja
Kilaunya lenyap
Hanya debudebu tersisa
Di unggukan buku-buku tua.
Kuansing.10062018
[14:10, 10/6/2018] Pak Cholid Emen: Bersama semilir sang bayu
Kutitipkan selaksa rindu
Yang kerap menyiksa kalbu
Hingga lidahku pun jadi kelu
Menanggung kerinduan yang tak berkesudahan
Untuk selalu bercengkerama
Dengan teman yang sudah bagai taulan
[15:00, 10/6/2018] Nasrullah: Cinta Dan Do’a
nasrolnasrullah
Dari tasbih di tangan ku
Ku panjatkan do’a di setiap sujud ku
Rintihan air mata waktu malam terjatuh di atas sajadah ku
Cinta ini salalu beriringan dengan do’a ku
Cinta akan selalu hidup dengan do’a
Rintihan cinta akan berbicara di waktu tengah malam yang sunyi
Di waktu orang terlelap di dalam tidurnya
Cinta dan do’a akan berbicara di atas sajadah yang terbentang
Cinta yang suci akan salalu hidup di dalam do’a ku
Do’a yang suci selalu ku panjatkan dengan tasbih di tangan ku
Aceh Utara,31 Mei 2018
[15:38, 10/6/2018] Pak Cholid Emen: Bersama bus yang membawa kita berdua
Pelan namun pasti melaju berkendara
Bulan malam kelima belas membias sinarnya
Entah rasa apa yang sedang berkecamuk di dada
Kau dan aku malam itu
Sudah tak lagi satu dalam rindu
Bersama rintik hujan yang turun satu satu
Pedih
Perih
Ku tatap punggung bus yang ‘kan membawamu
Jauh pergi menguapkan angan dibalik fatamorgana
Yang pernah singgah di sudut hati kita
[18:54, 10/6/2018] Dedi Puisi: SETAJAM LIDAH
Lebih tajam dari silet
Lebih tajam dari keris
Lebih tajam dari pedang
Lebih tajam dari samurai
Lebih tajam dari parang
Lebih tajam dari cangkul
Lebih tajam dari senapan
Lebih tajam dari belati
Lebih tajam dari kujang
Lebih tajam dari senjata apapun di dunia ini
Karimun,10062018
Pukul 17.45 wib
[19:49, 10/6/2018] Harry Agus Y: DOA
Harry Agus Yasrianto
Di ujung malam
Angin bergulung lembut
Syahdu
Dua sajadah
Terhampar sudah
Bersujudlah
seluruh luruhnya
Mengadu
Mengelilingi cakrawala dosa
Membuka satu pertanda
Mengais ampunan
Sang penguasa jiwa
Tetaplah jadi bagian dari tahiyat akhirku
Menyentuh semua amarah
Merekah setiap titik sempurna
Ya rabb
Inikah semua rasa MU
Pada setiap makna tersembunyi
Di setiap ayat ayat mulia MU
Berau, 10 juni 2018
[20:21, 10/6/2018] Harry Agus Y: CERMIN DIRI
Harry Agus Yasrianto
Gemerlapkan saja malammu
Dengan dzikir, doa dan semua yang berfaedah
Gelar saja sajadahmu
Tidak perlu harga mahal, cukuplah dengan niat yang terbungkus oleh keikhlasan
Mampukah kita membuka labirin labirin kejujuran
Di hadapan sang khalik
Mengadu setiap perkara
Atau sekedar mencari titik keseimbangan jiwa
Pernahkah melangkahi jiwa kita dengan pola hidup Qurani yang sesungguhnya
Seberapa sering kita bertahajud
Dalam khusyu
Atau terduduk diam
Mencermati kelemahan diri
Sampai kita tersadar, adzan subuh membawa ke hari yang lain
Berau, 10 juni 2018
[21:32, 10/6/2018] Bu Samaah: ” Tunggu aku”
Saamah
Siapa yang dapat menahan kepergianmu
Padahal diri ini masih rindu
Dimalam rembulan berselimut awan
Kudekap engkau dengan sejadah panjang
Siapa yang dapat menahan kepergianmu
Waktu tak dapat lagi menunggu
Ku tahan engkau dalam relung kalbu
Tunggu . Jangan kau pergi dulu
Dudu k disini bersamaku
Ada sedikit waktu untuk menunggu
Mari mendekatiku
Kan kubacakan ayat-ayat cinta penyejuk kalbu tulisan yang tak ragu
Tunggu…jangan kau pergi dulu
Kan kubisikan rahasia diriku
Biar pergi bersamamu
Dengan rindu yang menggebu
Yang kau bawa kembali saat bertemu aku diwaktu muliamu
Kan kutunggu kamu
Bersama usiaku yang tak tahu sampai batas waktu
Salam sayang mengalir bersama air mata dan doa padaMu ya Rabb
Mohon panjangkan usiaku
Tuk dapat bertemu di bulan Ramadhan tahun depan
Cimahi, 9 Juni ’18
[05:42, 11/6/2018] Dedi Puisi: Malam Seribu Bulan
Malam yang dirindukan setiap insan
Insan yang beriman
Malam yang tiada bandingan
Pahala yang melimpah ruah yang Allah berikan
Yakin dengan janji Tuhan
Satu malam yang lebih dari seribu bulan
Jangan sepelekan
Malam seribu bulan
Hanya ada di bulan Ramadhan
Lakukan segala aktivitas yang diridhoi Tuhan
Agar memperoleh keberkahan
Dalam kehidupan sekarang dan kemudian
Karimun,11062018
Pukul 06.00 wib
[05:51, 11/6/2018] Wan Pa: Mengenangmu di ujung senja
Masih mematung aku dalam lorong yang silam
Mencari jejakmu dalam rekahan zaman
Mengenangmu dalam pudarnya menghargai
Hidup sudah banyak berkisah
Alurnya sudah banyak berubah
Namun ajaran sucimu masih mematri dalam ruang penghargaanku
Langkahmu dalam doa alam raya
Harum namamu dalam tasbih semesta
Syurgapun merindu dalam beningnya niatmu
Makassar, 10 Juni 2018
[08:24, 11/6/2018] Erni Ekawati: Dirimu
Dirimu
Seperti hantu
Makhluk tak kasat mata
Membayangi diri disetiap waktu tanpa rasa ampun
Penebar pesona pengusik sukma
Dirimu
Hanya insan biasa
Namun mengapa?
Parasmu bagai magnet yang selalu menarikku
Mengusik ketenangan hati
Dirimu
Tiada yang istimewa
Tapi mengapa?
Kau menjadi istimewa
Pengisi kehampaan diri ini
Dirimu
Apa yang harus aku luapkan?
Rasa rindu menyibak relung qalbu
Asa ingin bersua mendera begitu hebat
Dirimu
Selalu ku kenang
Menemani disetiap kondisi diri
Melintasi lorong waktu menggerusnya hingga cepat berlalu
Dirimu
Kapankah tiba waktu itu?
Bersua diwarnai canda tawa
Bertatap muka saling berbagi suka duka
Memadu kisah dan kasih
Diri tergelayuti rindu yang tak bertepi
Dirimu
Hanya do’a sebagai penyampai pesan
Pada saatnya kita bersua
Pada waktu dan keadaan terbaik
Asapun menjadi nyata
Si Comel Cantiiiik
Yogyakarta, 11 Juni 2018
Selamat Pagiiiiiiii sahabat semuanya
😁😁😁😁😁
Salam dari si Comel
😍😍😍😍😍
[08:30, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Diriku
Bukan sekadar hantu
Reinkarnasi jiwa dari masa lalu
Pengumbar pesona di kehidupanmu
Sukmamu dalam gengaman ilmuku
[10:46, 11/6/2018] Dedi Puisi: Panggilan Allah
Sanggupukah kita
Menolak panggilanNya
Sanggupkah kita
Menafikan ajakanNya
Sanggupkah kita
Meragukan seruanNya
Sanggupkah kita
Menghindari keputusanNya
Sanggupkah kita
Berpaling dariNya
Sanggupkah kita
Karimun,11062018
Pukul 10.48 wib
[11:24, 11/6/2018] Nasrullah: Bingkai Hati
nasrolnasrullah
Tidak hentinya ku memandang foto mu
Hati ku seperti terbingkai di dalam foto mu
Kapan kah ku dapat melihat langsung wajah mu yang ayu
Apakah tiada kesempatan bagi ku untuk berjumpa dengan mu?
Apakah diri ku tidak pasta untuk mu?
Apakah diri ku ini tidak layak untuk mencintai wanita sebaik mu?
Mengapa hal ini harus ku alami di dalam hidup ku?
Apakah diri ku tidak pantas untuk di cintai lelah wanita?
Hal itu semua tidak akan membuat diri ku untuk menyerah
Hal itulah yang membuat diri ku kuat untuk mencari sang pebingkai hati ku
Aceh Utara,4 Juni 2018
[11:42, 11/6/2018] Bu Samaah: Dijalan penuh sesak
Deru motor mobil menyeruak dikerumunan
Tak sabar tuk melaju dengan cepat
Apa gerangan yg tersirat
Kutanya tak sempat menjawab
Semua sibuk berjibaku dengan waktu
Panas.macet penuh sesak tak kau hiraukan
Besi beroda menjadi tumpuan
Tuk sampai ke kampung halaman
Tumpukan dus, koper keresek bersatu dalam genggaman
Sebagai hadiah rasa sayang
Tuk ibunda tersayang
Lebaran oh lebaran
Hari yang dinantikan
Bertemu semua orang
Menguatkan silaturahmi, memanjangkan kawan
Beban berat tak kau hiraukan
Bertemu dalam hari nan Fitri
Bersalaman bersihkan hati
Tuk kembali Suci
Wass
Saamah
( Mohon kritik dan sarannya)
[11:49, 11/6/2018] Bu Samaah: ” Lebaran”
Dijalan penuh sesak
Deru motor mobil menyeruak dikerumunan
Tak sabar tuk melaju dengan cepat
Apa gerangan yg tersirat
Kutanya tak sempat menjawab
Semua sibuk berjibaku dengan waktu
Panas.macet penuh sesak tak kau hiraukan
Besi beroda menjadi tumpuan
Tuk sampai ke kampung halaman
Tumpukan dus, koper keresek bersatu dalam genggaman
Sebagai hadiah rasa sayang
Tuk ibunda tersayang
Lebaran oh lebaran
Hari yang dinantikan
Bertemu semua orang
Menguatkan silaturahmi, memanjangkan kawan
Beban berat tak kau hiraukan
Bertemu dalam hari nan Fitri
Bersalaman bersihkan hati
Tuk kembali Suci
Wass
Saamah,
Cimahi, 11 Juni 2018
( Mohon kritik dan sarannya)
[12:02, 11/6/2018] Bu Ummi Hidayati: Menanti kekasih
Tiga purnama, bibir ini basah dengan harapan tentangmu
Ingatan yang tak pernah lekang
Pada jalan yang dilalui
Pada belukar yang samar
Pada Bara yang mencoba diredam
Pada dahaga yang berujung nikmat
Semakin dekat..
Harap cemas bisakah jumpa
Masih tersisakah waktu
Masih tersisakah kekuatan raga
Masih tersisakah tangis bahagia perjumpaan
Kekasih,
Tak lelah ku menunggu
Pada putaran waktu yang sama
Pada perjumpaan yang sama
Pada perpisahan menyesakkan yang sama
Pada harapan yang sama
Kekasih,
Diakhir jumpa saat ini
Aku bisikkan lembut dalam doaku
Ya..Allah
Panjangkanlah umurku
Untuk bertemu dan menghabiskan waktu
Dengan “Ramadhan”
Kekasihku..
Blitar, 10/6/2018
Kampung Coklat
Mohon “Krisan”nya
[13:43, 11/6/2018] Cucu Khodijah: Empat tahun yang lalu kau masih bisa menatapku
Empat tahun yang lalu lenganmu masih bisa memelukku
Empat tahun yang lalu kau masih bisa memanggilku
Empat tahun yang lalu masih bisa katakan rindu….
Sekarang tatapan itu kosong dan hampa….
Tanganmu yang dulu kuat kini terlulai lemas tiada daya… Panggilanmu kian lirih dan hampir tak ada suara…..
Entah sampai kapan Semuanya bias tak nyata
Kutatap penuh kabut… Redup dan berembun…. Ku tertatih dalam kesendirian…
Meniti hari penuh harap…
Cimahi, 10-6-2018
[13:44, 11/6/2018] Cucu Khodijah: Comel, kak rose, kak ida, mr Dedi nanti saya berikan judul untuk coretan di atas
[13:46, 11/6/2018] Cucu Khodijah: #bantu
[17:19, 11/6/2018] Bu Samaah: Puisi
” Rindu untuk anakku”
Kemarin ia masih disini bersama lagu ibu
Kini tak ada lagi disisiku
Pergi melaju mengikuti angin berbaur debu
Hati tak sempat merayu tuk tetap tinggal bersama ibu
Ilmu telah menuntut mu berjibaku dengan buku
Lembaran kitab kuning penuh tuntunan
Membawamu takjub pada perilaku hambaNya yang tetkasih
Rosululloh
Tahun 3 kali berlalu
Akankah kau datang memeluk ibu
Hanya sesaat kau bisikkan
“Ibu antar aku mencari pondok nun jauh di sana
Tuk aku mendalami ilmu”
Anakku…
Bisakah kau sejenak bersama ibu
Melepas rindu
Yang bergelayut menyesakkan dada
Tuk ucapkan kata
” Tinggallah temani ibumu”
Anakku…
Kau hanyalah titipanNya
Meski hati seperti disayat sembilu
Tak bisa ku tahan dirimu
Tuk tinggal sejenak bersama ibu
Ya Rabb…
Kutitipkan ia padaMu
Kaulah yang memilikinya
Doaku berbaris dalam rangkaian malam sepi yang bertambah sepi
Saamah
Cimahi, 11 Juni 2018
[17:27, 11/6/2018] Cucu Khodijah: Harapan yang tak pernah sirna
By : Cuho
Empat tahun yang lalu kau masih bisa menatapku
Empat tahun yang lalu lenganmu masih bisa memelukku
Empat tahun yang lalu kau masih bisa memanggilku
Empat tahun yang lalu masih bisa katakan rindu….
Sekarang tatapan itu kosong dan hampa….
Tanganmu yang dulu kuat kini terlulai lemas tiada daya… Panggilanmu kian lirih dan hampir tak ada suara…..
Entah sampai kapan Semuanya bias tak nyata
Kutatap penuh kabut… Redup dan berembun…. Ku tertatih dalam kesendirian…
Meniti hari penuh harap…
Cimahi, 10-6-2018
[18:03, 11/6/2018] Nasrullah: Negeri Yang Indah
nasrolnasrullah
Negeri yang indah sekarang sudah tak terlihat lagi
Negeri yang damai sekarang tak terlihat lagi
Di negeri yang damai ini sekarang sudah banyak pertumpahan darah
Peperangan terjadi di mana-mana
Orang yang tak berdaya menjadi korban peperangan yang tak berakhir
Aceh Utara,6 Juni 2018
[19:06, 11/6/2018] Erni Ekawati: Si Asing di Malam itu
Guratan rona jingga
Merias langit kala senja
Di bangsal itu
Kumpulan manusia
Berhias wajah ceria penuh sendau gurau
Aku orang asing
Memasuki komunitas mereka
Namun bukan itu yang membuat resahnya hati
Seraya gelap gulita melanda
Petanda malam kelam menyelimuti bumi tempat aku berpijak saat ini
Hempasan sang bayu menyapu wajah
Hawa dingin mulai menyelinap menggerogoti tubuh hingga ke tulangtulang disetiap ruasnya
Suara desahan dedaunan alamat musik mengiringi jejamuan
Ditambah sumbangan suara nyaring dari si jangkrik
Sungguh malam yang menggoda
Aku mulai terpaku saat satu nama terdengar
dari ucapan para insan yang menyibukkan diri menyambut kedatangannya
Entah rasa apa yang membawaku padanya
Aku tak mengenalnya namun rasa penasaran dengannya
Erat kuat mencengkram hati
bergulat dengan pikiran seakan tak percaya dengan yang terjadi
Malam semakin larut
Pikiran merajam diri
Penantian pun tiba seorang asing pengusik ketenangan
Akhirnya ku dapati dia seolah siratan takdir
Saat mata-mata mulai sayu
Suara dengkuran beriringan
Aku masih kuat menatap si asing
Menatapnya dari kejauhan
Aku merasakan ketenangan dan kedamaian menyelimuti
Menghangatkan diri di tengah malam itu
Si Comel Cantiiiik
Yogyakarta, 11 Juni 2018 at 19.05
Selamat malam
Salam cantiiiik dari si Comel Cantiiiik
😍😍😍😍😍
[20:06, 11/6/2018] Endang: Lumut dan Penguasa Negeri
By. Endang Puspitasari
Wahaiii.. penguasa negeri nun diatas sana.
Tengoklah kami yang merunduk kelu.
Mengais umbi para rerumput.
Turunlah.
Sentuhlah kami si para lumut.
Kami berhati lembut.
Kami pekerja keras.
Kami mampu hidup ditengah keringnya bidang batu yang tumpul.
Tapi sekarang, kami butuh sang penguasa negeri mengucurkan air murni dari pipa-pipa besar berharga mahal yang hanya bisa kami lihat dari bawah sini.
Kami haus, Pak.
Kami tak butuh berdebit-debit air untuk kami teguk setiap harinya.
Kami hanya butuh tetesan air bersihmu, yang membuat tubuh kami tetap segar dan sehat.
Tetesan air itu terasa sangat sangat mahal sekarang, Pak.
Air hujan ditempat kami tak lagi bening dan bersih, karena untuk tiba ditempat kami, sang air harus melewati bertingkat-tingkat gedung yang berderet rapat menutupi mata kami dari indahnya awan dan matahari.
Kami sakit, wahai penguasa negeri.
Lumut tubuh kami tak lagi indah menyejukkan.
Tapi sekarang berubah busuk menjijikan.
Wahaii sang penguasa negeri,
Jangan abaikan kami.
Perhatikan hidup kami.
Kaum lumut yang terus bekerja sepenuh hati di tempat sesulit apa pun.
Temani kami.
Perhatikan hidup kami.
Karena kami bisa membuatmu tergelincir di atas tubuh kami yang licin.
[20:23, 11/6/2018] Endang: Karena tema “lumut dan penguasa negeri” itu jauuuh.. dari dunia pendidikan. Puisi ini tercipta karena jengkel air banyak ngadatnya daripada lancarnya. Kalo pas hujan malah butek karena bercampur lumpur dari pipa yang mungkin bocor di perjalanan air mengalir.🤪😜☺
[20:45, 11/6/2018] Bu Samaah: Ya bunda sama, saya juga baru belajar, pas dimasukkan k grup SGI seperti mendapatkan tempat untuk berekspresi walau belum tahu tekhnik ataupun cara menulis puisi yg baik, pokoknya menulis saja, maafkan bila banyak salah2 , makasih buat semuanya yg hebat2, sahabat supeeeer zupeeer
[21:19, 11/6/2018] Eulis: Dunia Dunia itu penuh warna
Dunia itu ramai
Dunia itu sepi
Aku terlempar ke dunia yang sepi
Tenggelam dalam lautan yang dalam
Hanyut terbawa gelombang lautan
Dingin menyelimuti ragaku
Menggigil seluruh jiwaku
Mencekam dalam dekapan derunya angin.
Aku bersimpuh, sujud dan pasrah
Menunggu Sang Khalik
Membawa raga ini ke dunia yang berbeda.
Bandung 2062018
By Eliswahid.
[21:21, 11/6/2018] Dedi Puisi: Aku datang lagi
Bukan aku sembunyi
Tapi aku sedang merenung diri
Karena tadi ada yang mati lagi
Setiap hari ada yang pergi
Memenuhi panggilan Ilahi
Sungguh sebuah misteri
Tapi ia pasti
Tak peduli
Siapa saja yang bernyawa akan mati
Seperti apakah aku mati nanti
Kapankah aku mati
Dimanakah aku mati
Semua rahasia Illahi
Karimun ,11062018
Pukul 21.23 wib
[21:22, 11/6/2018] Dedi Puisi: Mulai kelas puisi after lebaran
Seperþtinya nggak sabar ya
Sabar balasanya surga
[21:23, 11/6/2018] Erni Ekawati: Maafkan diri ini
Mr Dedi yang bercanda kelewatan
Bukan maksud hati berburuk sangka
Cuma mau menghibur handai taulan
Sahabat setia yang sudah kangen sama Masternya
Untuk menikmati karya sang Master🙏🙏🙏
[21:49, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Badai aksara menerpa layar datar
Beribu kata terlepas dari para pembelajar
Berkisah hati saling berbagi ujar
Berbagi rasa kala mengajar
[22:07, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Genderang terdengar membahana di alam raya
Gemuruh makhluk suci bersayap berlomba menemui kita
Gegap gempita suasana serasa penuh pesta
Gaharu menebar aroma khas nusantara menyertainya
Gelap gulita berubah sekejap menjadi bermandi terang cahaya
Gembira jiwa jiwa tulus ikhlas mendapati malam yang teramat istimewa
[22:24, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Bergetar bumi menerima kehadiranmu
Berkilau cahayamu menerangi malam hariku
Berkumandang tasbih di malam itu
Berkumpullah insan insani pilihan menyambut kehadiranmu
Bersatu padu mereka saling mengekang nafsu
Berkejar kejaran sembari berburu
Berharap mendapatkan bisikan kalbu
Bermunajat di penghujung waktu
Berdoa di depan pintu
[22:29, 11/6/2018] Erni Ekawati: Amazing amazing Mr Pujo👍👍👍👏👏👏
[22:32, 11/6/2018] Fitria Linda: KUMANDANG CINTA
Renung sang fajar di penghulu senja
Ketika surau itu indah bergema
Desir sang bayu terhenti karena syahdu
Merayu eloknya iman disetiap qolbu
Bila dipertanyakan rindu apa ini
Menjerit dan menikam peradaban hitam hati
Terbawa atau terhenti
Atau menunggu maut untuk menghampiri
Kumandang itu terdengar…
Menghalau sedu sedan dari riak gelombang sangar
Menghempas jiwa-jiwa yang haus hingar bingar
Membuang dari pikiran-pikiran yang senantiasa berkoar
Kumandang itu…
Lima kali setiap waktu
Kita bersujud kepadaMu
Menahan nanar nyeri dosa tersayat sembilu
Terbuai geliat mencengkram merayu
Dunia telah dibuat buta dan bisu
Kumandang cinta…
Masihkah kita hiraukan saat itu jua
Kehidupan yang penuh sia-sia
Berkawan kemunafikan dunia
Menjamu arak-arak memambukan sukma
Hingga…
Kita terpasung dunia fana
Meronta tapi tetap menikmatinya
Kumandang cinta…
Sampai kapan kita tetap mengeja
Gema asmaNya yang selalu agung untuk semesta
Atau cukup tuli rungu kita
Yang masih melenggang merasa puas akan rupa dosa
Keserakahan yang membabi buta
Perzinahan yang tidak terbedakan antara hewan dan manusia
Fitnah keji antar sesama
Atau…
Bunuh membunuh diri tak tau muka
Astaghfirullah…
Astaghfirullah…
Astaghfirullahallazim…
Dengar…
Kumandang cinta itu masih terdengar
Jauhkan diri dari hingar bingar
Yang berbisik syetan dan iblis berwujud samar
Kumandang cinta…
Sujudmu tiada berupa
Dari maha besarnya Allah Sang Kuasa
Namun munajadmu
Titihan air matamu
Tobat nasuhamu
Telah menggetarkan surga
Dan…
Itulah jawaban asa
Dari zikir dan doa
Fitria Linda_#11-06-2018#
[22:40, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Dewi malam berbagi lagi
Dendangkan syair sambil berbagi
Deru napas seakan terhenti
Demi memahami setiap bait puisi
Dengan haru aku resapi
Doa terpanjat kehadirat Illahi Robi
[22:41, 11/6/2018] Dedi Puisi: Setiap hari
Engkau hadir di sisi
Dari detik demi detik
Melintasi tubuh yang tak lagi
Seperti waktu muda dulu
Tak pernah menyerah atau putus asa
Menggigitku
Lumayan sakit tak terperikan
Walau kecil
Sungguh ingin lari dari dirimu
Tapi ku tak bisa pergi
Engkau selalu membututiku
Semaumu
Tak kenal ruang dan waktu
Malam kian larut
Hanya aku sendiri
Berteman sepi
Menulis puisi
Untuk terus berkarya bagi negeri
Karimun,11062018
Pukul 23.00 wib
[22:46, 11/6/2018] Fitria Linda: Syair ini bukan hanya intuisi
Tapi ini bagian dari makna insani diri
Hidup kita hanya berkutat pada dosa duniawi
Semoga kita segera mendapat rahmat dan hidayah Ilahi
🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[22:48, 11/6/2018] Fitria Linda: Sepi bagi penyair adalah raupan inspirasi
Sepi bagi penyair adalah kanvas kreasi
Sepi bagi penyair adalah menuai panen kata maknawi
☺☺☺🙏🏻🙏🏻🙏🏻
[22:49, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Syair pengugah jiwa
Syair penuh rangkaian makna
Syair tercipta ungkapan rasa
Syair terbagi buat sesama
[22:50, 11/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Jangan lupa pengalaman saat mimpi ubah dalam kreasi seni berpuisi
[22:54, 11/6/2018] Harry Agus Y: SEPASANG BAJU PUTIH
Harry Agus Yasrianto
Sayang
Jangan tanggalkan
Baju putih kita
Meski terkoyak waktu
Meski terhunus ruang
Mereka tetap memiliki lembaran lembaran biru kita
Coba duduk di sini
Pandangi sepasang baju putih dari berbagai sisi
Pasti akan selalu mengilhami
Mereka setia mengikuti
Perjalanan detik detik kita
Mengemas kesabaran
Dari satu gubuk ke gubuk lain
Menerima apa adanya
Meski sering terlupa
Mereka tak pernah menghujat
Keseimbangan adalah makna terdalam
Pakailah mereka
Di setiap penghujung malam
Walau hanya sekedar melafadzkan doa doa sederhana
Kenakanlah
Karena itu adalah mahar pertama kita
Di antara saksi saksi malaikat
Diantara janji janji kita di bawah langit sang penguasa semua jiwa dan hati manusia
Berau. 11 juni 2018
[23:03, 11/6/2018] Dedi Puisi: Mata mulai mengantuk
Rasanya ingin pergi kw pulau kapuk
Walaupun masih sibuk
Tugas masih menumpuk
Tapi harus mengumpulkan energi buat hari esok
Makanya aku harus bobok
Selamat malam
[00:16, 12/6/2018] Bu Samaah: “Harapan dipenghujung malam”
Tak seperti biasanya
Ada getaran sedih dalam jiwa
Kala syair indah dibaca dalam dekap mesra para ulama
Kuresapi setiap ayat yang dibaca
Tanpa kutahu arti dan makna
Tak terasa air mata mengalir membasahi kerutan wajah yang semakin menua
Akankah pagi kujelang untuk bersua dihari nan fitri penuh makna
Walau itu berarti suatu pertanda
Saatnya tiba kau kan pergi jua
Wahai sang bulan yang penuh barakah
Jangan kau lambaikan tangan tanda berpisah
Jangan kau bisikkan ada kawan baru yang datang
Jangan kau tinggalkan kami dalam kesendirian
Biarlah kau tetap disini menemani
Bersama kami para pencari Rido Illahi
Dalam tenggadah tangan-tangan banyak permintaan
Dalam rasa malu memintaMu tuk kabulkan segala keinginan
Ya Rabb…
Satu malam mu bagai seribu bulan
Akankah kugapai dalam kesunyian
Bertemankan bintang-bintang
yang bersinar terang
Mengawal datangnya malam Lailatul Qadar
Ya Rabb…
Jangan Kau tinggalkan aku dalam kehampaan
Ketuklah pintuku
Tuk menyambut kedatangan
malam indah bertemankan ribuan ampunan dan.maggfirahMu
Banyak harapan kugantungkan
Ya Rabb…
Jangan kau katupkan mata ini
Biarlah ia menunggu diujung waktu yang syahdu
Dengan balutan busana putih yang tak.lagi putih karena dimakan waktu
Dan hamparan sajadah yang memudar tanpa sadar
Banyak pesan yang disampaikan padamu
wahai bulan malam bertemankan bintang
Sampaikan salamku pada dia yang mengucapkan kata perpisahan
Salam rindu yang tak kesampaian
Kabarkan aku bilakan datang
Kan kusiapkan aneka hidangan
Tuk menyambutnya di tahun depan
Dengan harapan
Ya Rabb… panjangkan usiaku tuk bersua di Tahun yang akan datang
Aamiin
Saamah, 11 Juni 2018
[00:16, 12/6/2018] Bu Samaah: ” Satu rindu tergantikan”
Kunantikan malam ini datang
Menemani anakku yang pulang malam-malam
Diantar laju kendaraan panjang yang berhenti di setiap perhelatan
Jangan tertidur anakku
Jagalah matamu dari kantuk yang menggelayut
Turunlah tepat dilembaran
ayahmu menunggu karena rindu
Rasa dingin tak ia hiraukan menjemputmu dengan kepenatan
Satu Rindu tergantikan
Dua pergi yang lain datang
Walau tak lama kau berdiam
Menemani ibumu dalam kesepian
3 jagoanku tak lagi menggelantung dalam gamis-gamis panjang berwarna kusam
Mereka terbang bersama angan dan harapan
Meraih masa depan
Bersama zaman penuh tantangan
Hanya doa yang dapat kulantunkan
Mengiringi jalan penuh rintangan
Wahai anakku
Kuatkan iman
Didepan banyak godaan yang menantang
Pegang lah Al Qur’an sebagai pedoman
Agar lurus kau jalan k depan
Saamah, malam 12 Juni 18
( Menunggu kedatangan buah hati kuliah disemarang) maaf curhatan hati yang akan ditinggal 3 jagoannya menuntut ilmu 😭😭😭
[05:28, 12/6/2018] Harry Agus Y: WAKTU
Hary Agus Yasrianto
Kabut tersebar
Menyusuri lembutnya angin subuh
Disoroti lampu kuda besi
Diantara himpitan sisa sisa kemesraan kita
Perlulah pengganggu
Erat pun tak akan ku bertanya
Sembunyikan saja wajah ayu itu di belakang punggungku
Akan aku teorbos
Desau angin jahat yang melintas
Starter, gas menderu deru bahagia
Mengejar ryang
Meniti waktu
Subuh belum juga berkumandang
Biar saja
Kita hadirkan sunnah
Berdoa bersambung
Diantara hati yang terjaga
tunggulah aku di parkir jiwamu, sayang
Akan ku untai doa doa terbaik
Untuk semua harapan kita
Di waktu Subuh yang segera menentukan
Doa terbaik mana yang diijabah sang pemilik jiwa
Berau, 12 juni 2918
Dedi Gdn
Ku tunggu hujan reda
Aku masih di sini saja
Kan ku tunggu untuk berapa lama
Meskipun hingga waktu senja
Alhamdulilah ku punya saudara
Yang sama hobinya
Menulis puisi untuk negeri tercinta
Di kala hujan masih belum reda juga
Terus mengguyuri kota
Kota kelahiran hamba
Di perbatasan Malaysia dan Singapura
Terima kasih telah menjadi penggemar hamba
Hamba pun begitu juga dengan tuan hamba
#sangpenyairberjanggut
Dedi Gdn
Sampai kapan aku menunggu
Untuk tiba di tempat itu
Hujan pun turun dan berlalu
Untuk aku berangkat ke tempat tugasku
Tapi aku masih sendiri di tempat itu
Sampai kapan aku harus menunggu
Tiada berita atau kabar terbaru
Prapto Pujo Yuwono
Menunggu termangu-mangu
Menanti sesuatu akan berlalu
Merindu hadir di tempat kerjamu
Meniti karir demi semua harapanmu
Mengukir prestasi bagi negerimu
Mengais rezeki untuk keluargamu
Mari sahabat kutemani dirimu
Mengusir risau kalut dan jemu
Nurlela S
Terima kasih ku hadirkan buat teman ku
Aku hanya insan biasa
Selalu haus akan cahaya kebaikan
Cahaya yang akan membawa kita ke tempat tujuan yang diidamkan.
Temanku….
Aku penuh kekurangan
Bantulah aku untuk menutupi kekuranganku
Semoga kita selalu bergandeng tangan.
Hj Neneng Hen
Waktu belum memberi ruang untukku
Walau keinginan begitu menggebu
Harapan bersatu merangkai kata
Dalam sebait kalimat bicara
Mengungkap asa yang merona…
Eva R joined group via invite link
Bapaky Ivan joined group via invite link
Dek Yuni joined group via invite link
Ririn Nusantari joined group via invite link
Ramilah Rahman changed group photo
Ramilah Rahman removed group photo
Ramilah Rahman changed group photo
Ramilah Rahman removed group photo
Ramilah Rahman changed group photo
Ramilah Rahman changed group photo
Yurniati Moenir joined group via invite link
Bu Suprapti Baru joined group via invite link
Mimin Mintarsh changed group photo
Pak Rio SDLB joined group via invite link
Ida Ruwaidah joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
Meski Copas, bisa jadi bahan syair juga
Tidak ada
*”orang baik”*
yang tidak punya
*masa lalu*,
Dan tidak ada
*”orang jahat”*
yang tidak punya
*masa depan*.
Setiap orang memiliki
*kesempatan*
yang sama untuk
*berubah menjadi lebih baik*.
Bagaimanapun masa lalunya dahulu,
sekelam apa lingkungannya dulu,
dan seburuk apa perangainya di masa lampau.
Berilah kesempatan seseorang untuk
*berubah*.
Karena,
*”seseorang yang hampir membunuh Rasul pun”*
kini berbaring di sebelah makam beliau. :
*Umar bin Khattab.*
Jangan melihat seseorang dari masa lalunya..
*”Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun”*
akhirnya menjadi pedang-nya *Allah Swt* :
*Khalid bin Walid*
Jangan memandang seseorang dari
*status*
dan
*hartanya*,
karena
*sepatu emas fir’aun berada di neraka*,
sedangkan
*terompah Bilal bin rabah terdengar di syurga.*
*Intinya*,
Jangan memandang
*remeh*
seseorang karena
*masa lalu*
dan
*lingkungannya*,
karena
*bunga teratai*
tetap
*mekar cantik*
meski tinggal di air yang kotor.
Maka untuk jadi
*hebat*
yang diperlukan adalah
*kuatnya tekad dan keberanian*.
Tak perlu pusingkan masa lalu,
tak perlu malu dengan tempat asalmu,
jika kau mau.
Kau bisa menjadi laksana
*bunga teratai*
yang tinggal di air yang kotor namun tetap
*mekar mengagumkan*.
*Berubah*
dan
*bangkit*
jauh lebih
*indah*
dari pada
*diam*
dan hanya
*bermimpi*
tanpa melakukan tindakan apapun.
*INGATLAH!!!*
Jika semua yang kita
*kehendaki*
terus kita
*miliki*,
dari mana kita belajar *Ikhlas…*?
Jika semua yang kita
*impikan*
segera
*terwujud*,
darimana kita belajar
*Sabar…*
Jika setiap
*do’a*
kita terus
*dikabulkan*,
bagaimana kita dapat belajar
*Ikhtiar…*
Seorang yang dekat dengan
*Allah*,
bukan berarti tidak ada
*air mata…*
Seorang yang tekun
*berdo’a*,
bukan berarti tidak ada
*masa² sulit…*
Biarlah
*Sang Penyelenggara Hidup*
yang berdaulat sepenuhnya atas kita,
karena hanya
*Dia-lah/ ALLAH SWT*
yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang
*Terbaik..*
Tetap
*SEMANGAT…*
Tetap
*SABAR…*
Tetap
*IKHLAS…*
Tetap
*SYUKUR…*
Tetap
*BERDOA…*
Karena kamu sedang kuliah di *_UNIVERSITAS KEHIDUPAN…_*
Orang yang
*Hebat*
tidak dihasilkan melalui
*Kemudahan, Kesenangan, dan Kenyamanan…*
Mereka dibentuk melalui
*KESUKARAN, TANTANGAN*
dan bahkan
*AIR MATA*..
Iin Endang W joined group via invite link
Asep Rudini joined group via invite link
Dewi Astuti joined group via invite link
Min Rosmini joined group via invite link
Sartini joined group via invite link
Odang joined group via invite link
B’Rida joined group via invite link
Septarini joined group via invite link
Dindin/bu Asri joined group via invite link
Astuti Fahruddin joined group via invite link
Faliha Mahnur joined group via invite link
Miftakhul Choir joined group via invite link
Icha joined group via invite link
Farida joined group via invite link
Farida changed group photo
Farida removed group photo
Mimin Mintarsh changed group photo
IIN MUTMAINAH joined group via invite link
Titin P joined group via invite link
Sam As joined group via invite link
Ayunin joined group via invite link
Rosmini K joined group via invite link
Jamaludin joined group via invite link
Ilangsari joined group via invite link
Ika Endayanti joined group via invite link
Neneng joined group via invite link
Syam TKMS joined group via invite link
Nastang joined group via invite link
MUH. AMIN R joined group via invite link
Ludzfia A joined group via invite link
Ahmad Faozan joined group via invite link
Hartini Hamzah
” Pagi ”
Semburat merah merona
Muncul sedikit di balik bukit
Seutas senyum merekah menyapa
Sambut pagi tiba tersekat
Kutatap sejenak sinar merahmu
Kudekap hatiku yang kian merekah
Sambut pagimu tersenyum padaku
Temani diriku merajut asa tiada keluh
Adakah kawan yang lama tak jumpa
Akan kutemui bersama harapan
Bersama merangkai kata kata
Tersusun rapi penuh ujaran
Yang tak akan pupus oleh tita…
Ronny joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
Sendu
Terlipat wajah penuh haru
Tertunduk saat sang surya bercokol di langit biru
Terkulai lemas di pembaringan kamarku
Teringat pesan terakhir darimu
Terjajar rapi kata mengharu biru
Terbakar api penuh cemburu
Terpesona ujar sosok perayu
Terjebak dalam hubungan semu
Ternyata vonis kau jatuhkan padaku
Terima kasih sayang kau telah mewarnai hidupku
Tersakiti aku tertunduk malu
Terbuai rasa diri merindu
Terjangkiti derita hati nan sendu
Terasa pedih mata semakin sayu
Terbujur badan jiwa semakin layu
Maafkanlah semua kesalahanku
Hj Neneng Hen
“Sahabat dan Teman”
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Melangkah bersama teman yang jadi sahabat
Di mana?
D mana-mana…
Kala suka
Kala duka
Kala sedih
Kala bahagia
Kala butuh
Kala mau menemani…
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Tak kan jauh
Tak kan melupakan
Tak kan meninggalkan
Tak kan pergi
Dia ada
Dia hadir
Dia menemani
Di mana?
Di hati
Di sisimu
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Aku butuh kamu
Aku mau kamu
Aku perlu kamu
Aku selalu rindu kamu
D mana?
D hatiku
Di sisiku
Teman saling mengisi
Teman takkan melukai
Sahabat tak kan pernah berkhianat
Sahabat akan mengalah
Sahabat akan selalu bersama
Sampai maut memisahkan….
(Buat teman dan sahabatku semua)
Prapto Pujo Yuwono
Hj Neneng Hen
“Sahabat dan Teman” Sahabat adalah teman Teman adalah sahabat Melangkah bersama teman yang jadi sahabat Di mana? D mana-mana…
Wow, mantap
Sahabat membuat kita makin hebat
Sahabat mampu memberikan banyak semangat
Sahabat bisa membuat kita selamat
Sahabat hadir dengan beribu manfaat
Sahabat solusi masalah saat beda pendapat
Sahabat meski jauh terasa engkau teramat dekat
Sahabat selalu ingin berbagi tempat
Sahabat bersamamu aku bermasyarakat
Sahabat kita berjanji saling bersepakat
Sahabat lindungi aku dari nafsu yang jahat
Sahabat engkau paling terhormat
Darinda Sofia Tanjung joined group via invite link
Dewi Astuti
Sahabat adalah teman
Sahabat mendoakan orang orang dekat kita
Sahabat kapan pun hadir tdk mengenal keadaan
Sahabat adalah jiwa dan ruh
Sahabat abadi selamanya
Sahabat guru ikhlas yang selal mendoakan dan berbagi kebaikan
Sahabat cita dan cinta *kebersamaan*
Sahabat merindukan kekuatan semua dukungan
*Sahabat* tak ada yg membandingkan
Sahabat pilur doa kebaikan dan saling dukungan
Sahabat trs terjalin kekeluargaan
Sahabat tiada tara dan jarak
Sahabat mulia hatimu..
:sparkling_heart::bouquet::cherry_blossom::cherry_blossom:
Hasanuddin Daeng Ngeppe joined group via invite link
Fitria Linda
PELANGI DI LADANG RINDU
Kusambut rinau hujan di padang penantian
Kala sekar kantil membuai aroma wewangian
Semerbak itu mengingatku akan relung kesunyian
Merenggut erat seluruh senyuman
Ilalang itu menjamu sang bayu
Dengan semilirnya lembut mendayu
Menggeliatku dari gerahnya musim tahun lalu
Menimang hasrat untuk bangkit dan memanen madu
Rindu…
Diam membungkam rapat dan membisu
Memahat hati dalam lekuk-lekuk sendu
Bersenadung dalam dawai asmara usang beradu
Jika kukaramkan bias rasa
Kan kuumpat jerih perih asmara
Mengerat batin yang lebam terluka
Pelangi di ladang rindu…
Menyiangi ambang batas sukmaku
Ibarat lembayung senja bernyanyi syahdu
Gemulai manja sang penyair pilu
Menyunting bidadari elok nan ayu
Pelangi di ladang rindu…
Bersyair dikala sang prabu rindu sang ratu
Keribaan dua jiwa saling menyatu
Berikhtiar janji seperti sepasang merpati
Menghias istana di samping rinjani
Pelagi di ladang rindu…
Kumohon denting kidung kinanthi
Bersama perahu asmara dan bawa aku pergi
Mempersunting sang pemuja hati
Pelagi di ladang rindu…
Biarlah ronamu hiasi kanvas jingga
Memainkan harpa beriringan sayap-sayap dewa
Menabur benih segala rasa
Mengecup lembut harapan dan asa
Bercengkrama bersama imaji tetembangan cinta
Fitria Linda K_#28^05^2018#
Dedi Gdn
Malam ini
Hamba bersilaturahmi
Bersama rekan2 alumni
Sewaktu menjadi siswa dan siswi
Ketika dahulu
Karena sudah lama tidak bertemu
Tersimpan rasa rindu di dalam kalbu
Tak terasa waktu cepat berlalu
Ketika bertemu
Banyak cerita mengalir saat itu
Sungguh berubah dari penampilan dan tingkah laku
Walaupun begitu
Silaturahmi tetap terjaga setiap waktu
Itulah harapku
Karimun ,29052018
Pukul 21.30 wib
Sam As
Renungan pagi
Sodaraku ingat HIKMAH berikut ini:
Yang singkat itu WAKTU
Yang dekat itu AJAL
Yang berat itu AMANAH
Yang sulit itu IKHLAS
Yang terindah itu SALING MEMAAFKAN
Prapto Pujo Yuwono
Sam As
Renungan pagi Sodaraku ingat HIKMAH berikut ini: Yang singkat itu WAKTU Yang dekat itu AJAL Yang berat itu AMANAH Yang sulit i
HIKMAH
H idayah Yang Maha Esa
I lmu bakal para manusia
K halifah pilihan pengguna dunia
M akhluk pilihan calon pengguna surga
A mal baik jadikan pahala
H amba mulia yang senang berdoa
Gita Ast joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
Karena kita masih menjadi manusia, betapa kesalahan kata atau ucap mengundang salah paham, terkadang menjadi bibit terbitnya dendam, benih perbuatan kesukaannya setan, akar dari berbagai masalah, batang dari beragam amarah, berdaun penyesalan, berbuah penderitaan.
Dedi Gdn
Literasi Tiada Batas
Membaca dan menulis
Selagi masih bernyawa
Selagi masih berada di alam buana
Selagi masih diberi nafas oleh yang Maha Esa
Selagi masih menjadi manusia
Literasi tak kenal siapa atau rupa
Literasi tak kenal suku bangsa
Literasi ukuran standar sebuah negara
Marhani Andis joined group via invite link
St Hasriany joined group via invite link
Ratna Sari Dewi joined group via invite link
Padiah joined group via invite link
Verawati Vera joined group via invite link
Lastri sumbawa joined group via invite link
Firdausiyah Abushiri joined group via invite link
Yuliaf joined group via invite link
Christina Damayanti left group
Musyarofah Rofah joined group via invite link
Sartini left group
Ani Puji Astuti joined group via invite link
Neneng Rohani joined group via invite link
Marlina Abdullah-180 joined group via invite link
Rurun Bariroh joined group via invite link
Desi Wulandari joined group via invite link
Chichi joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
COMMITMENT
C intai dunia karena kita manusia biasa
O bat derita dunia cuma materi saja
M anusia biasa berakhir sengsara
M erajakan nafsu manusiawi juga
I nsan biasa yang selalu merasa kurang saja
T iada guna hidupnya sia sia pula
M enghamba Yang Maha Esa
E konomi bukan lagi masalah utama
N afsu tiada pernah jadi rajanya
T akwa pada Nya jadi jalan utama
M anusia khalifah dunia
A manah memegang janjinya
N amanya terkenal pula
U sianya meski sebentar saja
S iapapun senang dengannya
I barat sosok paling mulia
A llah menyertai dunia akhiratnya
Pujo jenggot
Melani Hafizah joined group via invite link
Tika joined group via invite link
Mazdaru joined group via invite link
Binti Masruroh joined group via invite link
Endang S joined group via invite link
Dedi Gdn
SEBELUM DAN SESUDAH
Menulislah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi menulis
Membacalah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi membaca
Mendengarlah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi mendengar
Berbicaralah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi berbicara
Karimun,03062018
Pukul 11.28 wib
Prapto Pujo Yuwono
Sesudah
Sesudah kau tahu menulis aksara
Segeralah kau buat sebuah karya
Sesudah kau tahu membaca
Secepatnya kau suarakan pada dunia
Sesudah kau bisa berbicara
Syukurilah dengan lantunan doa
ROSE
Apa kabar hai tuan guru?
Rindu lama tak berbagi ilmu
Termanggu dan pilu
Menunggu kabarmu
Semoga ceria menyergap mu
Berbingkai senyuman syahdu
Dalam iringan memenjara ragu
Melewati hari sepi itu senyumanmu
Candamu
Tawamu
Menyatu dalam balutan waktu
Salam semangat buat mu
Tuan guru:blush:
Alhamdulillah
Hadirmu hilangkan resah dan lelah
Senyumu merekah indah
Sapamu menambah berkah
Hilang asa mendesah
Yang tersisa rasa ingin bermesrah
Bersama mu adik ku yang penuh dengan hikmah
Ririn Majore joined group via invite link
ROSE
Tuan guru
Kami menamai mu
kupatri dalam balutan waktu
Meski berlalu tak akan jemu di relung hati ku
Menemukan mu
Anugerah terindah dalam hidup ku
Kemana lagi akan membuang sisa waktu
Buatku hanya menerbangkan pena bersama mu
Bingkai ilmu akan kusatupadu
Kuserakan dalam bentuk terindah dalam buku
Dunia akan tau siapa diri muu
Binti Masruroh
ROSE
Alhamdulillah Hadirmu hilangkan resah dan lelah Senyumu merekah indah Sapamu menambah berkah Hilang asa mendesah Yang tersisa ra
Alhamdulillah aamin
Hilangku dirindukan
Oleh kakak tersayang
Meski belum pernah bertemu pandang
Serasa dekat dihadapan
Terimaksih kakak
Hati rasa tersanjung
Oleh untaian kata
Kata yg indah
Semuanya menjadi berkah
Prapto Pujo Yuwono
SESAL
Karya : Pujo jenggot
Sedih
Mengapa mulutku tak terkontrol
Meski sekadar terucap kata hambar
Serasa lenyap seketika tanpa kuduga
Senyum manis berubah muka masam
Luka
Mungkin kataku membuatmu terluka
Luka batin seorang wanita
Menu istimewa tercemar saat berbuka
Sungguh engkau sangat berduka
Sesak
Selera hilang suasana pun rusak
Terdiam tanpa berkata kata
Tersudut di bangku pojok
Termanggu sambil membisu
Sakit
Jiwa tergores tanpa sengaja
Batin merintih tiada terkira
Pikiran melayang entah kemana
Maaf
Hanya ini yang mampu kuucap
Hapuslah rasa sedihmu sayang
Hambar, bukan maksudku mencela masakanmu
Hanya lidahku terlampau jujur saja sayang
Hilangkan asam raut mukamu sayang
Hentikan rasa kesalmu bersandarlah padaku sayang
Hatiku selalu abadi untukmu
Hari tuaku juga untuk bersamamu
Probolinggo, 3-06-2018
Lena joined group via invite link
B Rumini joined group via invite link
Muhammad Nur joined group via invite link
Dedi Gdn
Menanti berbuka di sore hari
Ku tuangkan curahan hati
Lewat rangkaian kata2 dalam puisi
Menyapa sahabat guru di kala ini
Semoga sehat selalu dibawahan lindungan Illahi Robbi
Selalu begitu setiap hari
Hingga sampai waktu ajal menghampiri
Yusmawati Tim GGDN :tulip: invited Selamet Nurjaya
Dian Marlianti joined group via invite link
Chichivia @like
ANTALOGI RAMADHAN
:leaves::star2:BILA WAKTU :star2::leaves:
By.@ChichiePapua
Andai waktu bisa ku atur
Maka kan ku atur kembali waktu engkau suarakan kumandangmu
Akan ku tunjukkan pada dunia bahwa akulah orang yang paling bahagia
Yang bisa mengisi hari mu
Bila waktu bisa ku putar
Maka aku akan meminta Mu
Tuk bawa aku slalu dalam Ramadhan Mu
Bila waktu bisa meuntunku pada cinta
Mencintaimu akan mengalahkan egoku
Mencintaimu mengalahkan logikaku
Mencintaimu mengalahkan nafsu duniaku
Bila waktu bisa bicara
Kan ku bisikkan dalam desahku
Ijinkan ku mencintaimu dalam hayal dan anganku
Ijinkan ku mencintaimu dalam diam seribu rasa
Bila waktu memilihku dengan seribu cinta
Menyelam dalam lautan jiwa
Jiwa yang penuh dosa
Ijinkanku bersimpuh meluruhkan segala dosa
Nabire, 04 Juni 2018
@MyInspiration21
Rasidin Doeany
Chichi
ANTALOGI RAMADHAN :leaves::star2:BILA WAKTU :star2::leaves: By.@ChichiePapua Andai waktu bisa ku atur Maka kan ku atur kembali waktu engkau
[👍 Sticker]
[💪 Sticker]
Hartini Hamzah
” Pagi ”
Semburat merah merona
Muncul sedikit di balik bukit
Seutas senyum merekah menyapa
Sambut pagi tiba tersekat
Kutatap sejenak sinar merahmu
Kudekap hatiku yang kian merekah
Sambut pagimu tersenyum padaku
Temani diriku merajut asa tiada keluh
Adakah kawan yang lama tak jumpa
Akan kutemui bersama harapan
Bersama merangkai kata kata
Tersusun rapi penuh ujaran
Yang tak akan pupus oleh tita…
Ronny joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
Sendu
Terlipat wajah penuh haru
Tertunduk saat sang surya bercokol di langit biru
Terkulai lemas di pembaringan kamarku
Teringat pesan terakhir darimu
Terjajar rapi kata mengharu biru
Terbakar api penuh cemburu
Terpesona ujar sosok perayu
Terjebak dalam hubungan semu
Ternyata vonis kau jatuhkan padaku
Terima kasih sayang kau telah mewarnai hidupku
Tersakiti aku tertunduk malu
Terbuai rasa diri merindu
Terjangkiti derita hati nan sendu
Terasa pedih mata semakin sayu
Terbujur badan jiwa semakin layu
Maafkanlah semua kesalahanku
Hj Neneng Hen
“Sahabat dan Teman”
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Melangkah bersama teman yang jadi sahabat
Di mana?
D mana-mana…
Kala suka
Kala duka
Kala sedih
Kala bahagia
Kala butuh
Kala mau menemani…
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Tak kan jauh
Tak kan melupakan
Tak kan meninggalkan
Tak kan pergi
Dia ada
Dia hadir
Dia menemani
Di mana?
Di hati
Di sisimu
Sahabat adalah teman
Teman adalah sahabat
Aku butuh kamu
Aku mau kamu
Aku perlu kamu
Aku selalu rindu kamu
D mana?
D hatiku
Di sisiku
Teman saling mengisi
Teman takkan melukai
Sahabat tak kan pernah berkhianat
Sahabat akan mengalah
Sahabat akan selalu bersama
Sampai maut memisahkan….
(Buat teman dan sahabatku semua)
Prapto Pujo Yuwono
Hj Neneng Hen
“Sahabat dan Teman” Sahabat adalah teman Teman adalah sahabat Melangkah bersama teman yang jadi sahabat Di mana? D mana-mana…
Wow, mantap
Sahabat membuat kita makin hebat
Sahabat mampu memberikan banyak semangat
Sahabat bisa membuat kita selamat
Sahabat hadir dengan beribu manfaat
Sahabat solusi masalah saat beda pendapat
Sahabat meski jauh terasa engkau teramat dekat
Sahabat selalu ingin berbagi tempat
Sahabat bersamamu aku bermasyarakat
Sahabat kita berjanji saling bersepakat
Sahabat lindungi aku dari nafsu yang jahat
Sahabat engkau paling terhormat
Darinda Sofia Tanjung joined group via invite link
Dewi Astuti
Sahabat adalah teman
Sahabat mendoakan orang orang dekat kita
Sahabat kapan pun hadir tdk mengenal keadaan
Sahabat adalah jiwa dan ruh
Sahabat abadi selamanya
Sahabat guru ikhlas yang selal mendoakan dan berbagi kebaikan
Sahabat cita dan cinta *kebersamaan*
Sahabat merindukan kekuatan semua dukungan
*Sahabat* tak ada yg membandingkan
Sahabat pilur doa kebaikan dan saling dukungan
Sahabat trs terjalin kekeluargaan
Sahabat tiada tara dan jarak
Sahabat mulia hatimu..
:sparkling_heart::bouquet::cherry_blossom::cherry_blossom:
Hasanuddin Daeng Ngeppe joined group via invite link
Fitria Linda
PELANGI DI LADANG RINDU
Kusambut rinau hujan di padang penantian
Kala sekar kantil membuai aroma wewangian
Semerbak itu mengingatku akan relung kesunyian
Merenggut erat seluruh senyuman
Ilalang itu menjamu sang bayu
Dengan semilirnya lembut mendayu
Menggeliatku dari gerahnya musim tahun lalu
Menimang hasrat untuk bangkit dan memanen madu
Rindu…
Diam membungkam rapat dan membisu
Memahat hati dalam lekuk-lekuk sendu
Bersenadung dalam dawai asmara usang beradu
Jika kukaramkan bias rasa
Kan kuumpat jerih perih asmara
Mengerat batin yang lebam terluka
Pelangi di ladang rindu…
Menyiangi ambang batas sukmaku
Ibarat lembayung senja bernyanyi syahdu
Gemulai manja sang penyair pilu
Menyunting bidadari elok nan ayu
Pelangi di ladang rindu…
Bersyair dikala sang prabu rindu sang ratu
Keribaan dua jiwa saling menyatu
Berikhtiar janji seperti sepasang merpati
Menghias istana di samping rinjani
Pelagi di ladang rindu…
Kumohon denting kidung kinanthi
Bersama perahu asmara dan bawa aku pergi
Mempersunting sang pemuja hati
Pelagi di ladang rindu…
Biarlah ronamu hiasi kanvas jingga
Memainkan harpa beriringan sayap-sayap dewa
Menabur benih segala rasa
Mengecup lembut harapan dan asa
Bercengkrama bersama imaji tetembangan cinta
Fitria Linda K_#28^05^2018#
Dedi Gdn
Malam ini
Hamba bersilaturahmi
Bersama rekan2 alumni
Sewaktu menjadi siswa dan siswi
Ketika dahulu
Karena sudah lama tidak bertemu
Tersimpan rasa rindu di dalam kalbu
Tak terasa waktu cepat berlalu
Ketika bertemu
Banyak cerita mengalir saat itu
Sungguh berubah dari penampilan dan tingkah laku
Walaupun begitu
Silaturahmi tetap terjaga setiap waktu
Itulah harapku
Karimun ,29052018
Pukul 21.30 wib
Sam As
Renungan pagi
Sodaraku ingat HIKMAH berikut ini:
Yang singkat itu WAKTU
Yang dekat itu AJAL
Yang berat itu AMANAH
Yang sulit itu IKHLAS
Yang terindah itu SALING MEMAAFKAN
Prapto Pujo Yuwono
Sam As
Renungan pagi Sodaraku ingat HIKMAH berikut ini: Yang singkat itu WAKTU Yang dekat itu AJAL Yang berat itu AMANAH Yang sulit i
HIKMAH
H idayah Yang Maha Esa
I lmu bakal para manusia
K halifah pilihan pengguna dunia
M akhluk pilihan calon pengguna surga
A mal baik jadikan pahala
H amba mulia yang senang berdoa
Gita Ast joined group via invite link
Prapto Pujo Yuwono
Karena kita masih menjadi manusia, betapa kesalahan kata atau ucap mengundang salah paham, terkadang menjadi bibit terbitnya dendam, benih perbuatan kesukaannya setan, akar dari berbagai masalah, batang dari beragam amarah, berdaun penyesalan, berbuah penderitaan.
Dedi Gdn
Literasi Tiada Batas
Membaca dan menulis
Selagi masih bernyawa
Selagi masih berada di alam buana
Selagi masih diberi nafas oleh yang Maha Esa
Selagi masih menjadi manusia
Literasi tak kenal siapa atau rupa
Literasi tak kenal suku bangsa
Literasi ukuran standar sebuah negara
Marhani Andis joined group via invite link
St Hasriany joined group via invite link
Ratna Sari Dewi joined group via invite link
Padiah joined group via invite link
Hartini Hamzah
Alhadulillah…..
Walau di dunia maya
Kutemui dalam satu masa
Tiada terlihat tapi nyata
Seakan nyata hadirmu ada
Walau hanya lewat dunia maya
Mengurai kata tidaklah mengapa
Mewakili diri datang menyapa
Salam semangat buat semua
Jumpa di sini saling tatap muka
Lewat kata kata pemuja
Pengobat hati pelipur lara
Lutim cerah
28052018
Dedi Gdn
Saban hari
Hujan membasahi bumi
Rasa syukur tak terhingga dalam jiwa ini
Doa selalu ku panjatkan kehadirat Illahi
Jangan mengeluh karena kondisi seperti ini
Jari jemari
Terus menulis puisi
Agar bersinar kehidupan yg fana ini
Sebelum mati
Verawati Vera joined group via invite link
Lastri sumbawa joined group via invite link
Firdausiyah Abushiri joined group via invite link
Dedi Gdn
Berpuisi
Tak kenal siapa diri
Berpuisi
Tak kenal rupa atau budi
Berpuisi
Tak kenal asal usul pribadi
Berpuisi
Hanya kenal siapa dan karya untuk ibu pertiwi
Prapto Pujo Yuwono
Patidusa (4321)
Makhluk ciptaan Sang Pencipta
Khalifah penghuni dunia
Insan mulia
Manusia
Tempatnya
Surga neraka
Vonis akhir manusia
Hasil sidang pengadilan karma
ROSE
Bulir melayu
Berlayar bersama sang bayu
Menepi disisi pohon gaharu
Menanti kehadiran sang pembaharu
Bersama arungi samudera biru
Prapto Pujo Yuwono
K Ros:
Bulir melayu
Berlayar bersama sang bayu
Menepi disisi pohon gaharu
Menanti kehadiran sang pembaharu
Bersama arungi samudera biru
Bersenandung nyanyian merdu
Menguak kisah di masa lalu
Mengais sisi sisa kelabu
ROSE
Prapto Pujo Yuwono
K Ros: Bulir melayu Berlayar bersama sang bayu Menepi disisi pohon gaharu Menanti kehadiran sang pembaharu Bersama arungi sam
Iyaaa
Mengharu biru dalam temanggu
Tertulis di buku biru diary usangku
Kisah dua tanda cinta merah hati menghitung waktu
Dalam degupan langkah di hari minggu
Mengantar kotak putih berpita abuabu
Berat melangkah dan menumpuk rindu
Antar kau dan aku
Hihihi
Prapto Pujo Yuwono
K Ros:
Iyaaa
Mengharu biru dalam temanggu
Tertulis di buku biru diary usangku
Kisah dua tanda cinta merah hati menghitung waktu
Dalam degupan langkah di hari minggu
Mengantar kotak putih berpita abuabu
Berat melangkah dan menumpuk rindu
Antara kau dan aku
Bersama bersatu padu
Mengurai beragam ilmu baru
Meniti karir sebagai guru
Nadiyah
K Ros:
Mengharu biru dalam temanggu
Tertulis di buku biru diary usangku
Kisah dua tanda cinta merah hati menghitung waktu
Dalam degupan langkah di hari minggu
Mengantar kotak putih berpita abuabu
Berat melangkah dan menumpuk rindu
Antara kau dan aku
Dan kubiarkan kata2ku mengalir jauh …
Nadiyah:
K Ros:
Mengharu biru dalam temanggu
Tertulis di buku biru diary usangku
Kisah dua tanda cinta merah hati menghitung waktu
Dalam degupan langkah di hari minggu
Mengantar kotak putih berpita abuabu
Berat melangkah dan menumpuk rindu
Antara kau dan aku
Dan pada akhirnya
kubiarkan kata2ku mengalir jauh …
Nadiyah
Nadiyah:
Nadiyah:
K Ros:
Mengharu biru dalam temanggu
Tertulis di buku biru diary usangku
Kisah dua tanda cinta merah hati menghitung waktu
Dalam degupan langkah di hari minggu
Mengantar kotak putih berpita abuabu
Berat melangkah dan menumpuk rindu
Antara kau dan aku
Dan pada akhirnya
kubiarkan kerinduanku melangkah jauh …
Yuliaf joined group via invite link
Christina Damayanti left group
Musyarofah Rofah joined group via invite link
Dedi Gdn
Perut melilit
Rasa ingin pamit
Pulang ke rumah di gang sempit
Perut melilit
Bukan sembelit
Tapi aku nggak pelit
Kepalaku rasa agak sakit
Tubuh mulai bergerak utk bangkit
Di hari panas yg terik di hari yg terjepit
Sam As
KEKALAHAN DAN KEGAGALAN ADALAH GURU YANG KERAS NAMUN JUGA GURU YANG BAIK
Sartini left group
Prapto Pujo Yuwono
Melambai tangan terbuka jari
Merembih airmata basahi pipi
Menangis sedih pilu di hati
Menatap kekasih ketika pergi
Prapto Pujo Yuwono
Gerimis sepanjang sore ini
Guntur menyambar hamparan padi
Gegap gempita katak berpesta lagi
Gembira bersama menari nari
Gemuruh suaranya kala bernyanyi
Gelap gulita tiada mereka peduli
Nadiyah
Sedikit pak Master … saya hanya browsing dan memperhatikan beberapa tulisan2 dari penulis ..
Satu kata adalah kunci pembuka rahasia
Ingin rasanya aku membukanya
Tapi sayang tak satu kuncipun aku punya …
Saya pikir pak Master mempunyai banyak kunci!
Ok saya menyimak!
Prapto Pujo Yuwono
Nadiyah
Sedikit pak Master … saya hanya browsing dan memperhatikan beberapa tulisan2 dari penulis .. Satu kata adalah kunci pembuka
Kalo master Dedi, mungkin iya, kalo saya belum banyak faham tentang bidang ini
Prapto Pujo Yuwono
Tersusun aksara indah
Hasil karya berfaedah
Saat hati bersedekah
Senyum ikut merekah
Hilangkan keluh kesah
Tiada kata lelah
Tiada perlu susah
Cuma sedikit basah
Prapto Pujo Yuwono
Simpati kupersembahkan
Pada sosok yang kesulitan
Terbenam dalam kubangan
Terperosok tak berkesudahan
Tersesat tak tahu jalan
Terkhianati dalam kerumunan
Tersakiti teman sekawan
Bangkitlah sosok rupawan
Jadikan hidupmu nyaman
Jadilah wanita idaman
Dedi Gdn
Ku semai kasih di halaman rindu
Namun tiada satu pun yang datang bertamu
Di malam yang sedang kelam dan pilu
Harus sampai kapankah aku menunggu
Menunggu yang tak tentu
Menghabiskan waktu
Tanpa berbuat sesuatu
Menghitung bayang2 semu
Kunci rahasia
Aku hanyalah insan biasa
Tidak mengada-ada
Tiada berpura-pura
Bahkan dusta
Aku tidak memiliki kunci rahasia
Semua datang dari dalam jiwa
Ungkapkan dengan kata-kata
Apa adanya fan sederhana
Jujur itu mahal harganya
Hanyalah surga jaminannya
Itulah tempat terakhir kita semua
Semoga
Dedi Gdn
Percaya diri
Percaya kemampuan diri
Percaya pada Illahi
Percaya kreativitas sendiri
Percaya bisa membuat sendiri
Percaya akan mandiri
Percaya untuk berdikari
Percaya dengan diri sendiri
Ani Puji Astuti joined group via invite link
Dedi Gdn
Jangan biarkan waktu berlalu
Tanpa berbuat sesuatu
Lakukanlah itu
Jangan menyesal dan malu
Sebelum malaikat maut menjemputmu
Tanpa ada warisan tulisan
Untuk anak anak dan cucumu
Agar kelak ada kenangan dan pahala mengalir untuk mu
Walàupun engkau tiada lagi di dunia yg fana itu
Jangan ragu atau jemu
Lakukan dan tuliskan semampu
Itulah yg terbaik daripada duduk diam membisu dan termangu-mangu
Neneng Rohani joined group via invite link
Ani Puji Astuti
Waktu terus berjalan
Tanpa bisa dihentikan
Tapi diri serasa termatikan
oleh rasa
tiada kepercayaan
Berat melangkah tertindih beban
Hanya bayangan tanpa tindakan
Hidup bertumpu pada kepasrahan
Semua hanya angan
Kapan hidup akan tergantikan
Mengisi hari dengan asa Juga harapan
Tentunya bukan cuma sekedar keinginan
Tetapi langkah nyata dan kemampuan
Dedi Gdn
Elegi Senja
Tujuh tahun lamanya
Telah ditinggal ayah mertua
Ayah mertua yg bersahaja
Orangnya sederhana
Cukup lama aku mengenalnya
Sekitar delapan tahun lamanya
Ia pergi membawa duka nestapa
Bagi keluarga kami semua
Orangnya tak banyak bicara
Banyak sekali pengalaman yg ku dapatkan darinya
Entah bila
Dapat berjumpa
Semoga saja di surga
Hanya doa ku kirimkan untuknya
Tempat terbaik di surga
Tempàt terakhir kita
Sam Badar
Yang ke 4. Menarik perhatian siswa dengan daya kreasi. ini agak unik tapi menyenagkan.
Bisa dipahami?
Bu Efa : sama Persis bu
Genderang terdengar membahana di alam raya
Gemuruh makhluk suci bersayap berlomba menemui kita
Gegap gempita suasana serasa penuh pesta
Gaharu menebar aroma khas nusantara menyertainya
Gelap gulita berubah sekejap menjadi bermandi terang cahaya
Gembira jiwa jiwa tulus ikhlas mendapati malam yang teramat istimewa
[11/6 22.24] PUJO: Bergetar bumi menerima kehadiranmu
Berkilau cahayamu menerangi malam hariku
Berkumandang tasbih di malam itu
Berkumpullah insan insani pilihan menyambut kehadiranmu
Bersatu padu mereka saling mengekang nafsu
Berkejar kejaran sembari berburu
Berharap mendapatkan bisikan kalbu
Bermunajat di penghujung waktu
Berdoa di depan pintu
Fitria Linda
KUMANDANG CINTA
Renung sang fajar di penghulu senja
Ketika surau itu indah bergema
Desir sang bayu terhenti karena syahdu
Merayu eloknya iman disetiap qolbu
Bila dipertanyakan rindu apa ini
Menjerit dan menikam peradaban hitam hati
Terbawa atau terhenti
Atau menunggu maut untuk menghampiri
Kumandang itu terdengar…
Menghalau sedu sedan dari riak gelombang sangar
Menghempas jiwa-jiwa yang haus hingar bingar
Membuang dari pikiran-pikiran yang senantiasa berkoar
Kumandang itu…
Lima kali setiap waktu
Kita bersujud kepadaMu
Menahan nanar nyeri dosa tersayat sembilu
Terbuai geliat mencengkram merayu
Dunia telah dibuat buta dan bisu
Kumandang cinta…
Masihkah kita hiraukan saat itu jua
Kehidupan yang penuh sia-sia
Berkawan kemunafikan dunia
Menjamu arak-arak memambukan sukma
Hingga…
Kita terpasung dunia fana
Meronta tapi tetap menikmatinya
Kumandang cinta…
Sampai kapan kita tetap mengeja
Gema asmaNya yang selalu agung untuk semesta
Atau cukup tuli rungu kita
Yang masih melenggang merasa puas akan rupa dosa
Keserakahan yang membabi buta
Perzinahan yang tidak terbedakan antara hewan dan manusia
Fitnah keji antar sesama
Atau…
Bunuh membunuh diri tak tau muka
Astaghfirullah…
Astaghfirullah…
Astaghfirullahallazim…
Dengar…
Kumandang cinta itu masih terdengar
Jauhkan diri dari hingar bingar
Yang berbisik syetan dan iblis berwujud samar
Kumandang cinta…
Sujudmu tiada berupa
Dari maha besarnya Allah Sang Kuasa
Namun munajadmu
Titihan air matamu
Tobat nasuhamu
Telah menggetarkan surga
Dan…
Itulah jawaban asa
Dari zikir dan doa
Fitria Linda_#11-06-2018#
Dedi Gdn
Setiap hari
Engkau hadir di sisi
Dari detik demi detik
Melintasi tubuh yang tak lagi
Seperti waktu muda dulu
Tak pernah menyerah atau putus asa
Menggigitku
Lumayan sakit tak terperikan
Walau kecil
Sungguh ingin lari dari dirimu
Tapi ku tak bisa pergi
Engkau selalu membututiku
Semaumu
Tak kenal ruang dan waktu
Malam kian larut
Hanya aku sendiri
Berteman sepi
Menulis puisi
Untuk terus berkarya bagi negeri
Karimun,11062018
Pukul 23.00 wib
Hikmah Thya left group
Sam Badar
Renungan pagi :
Membangun Kepercayaan Diri
Keprcayaan Diri memiliki korelasi dengan kesuksesan. Percaya Diri bisa dibangun. Ada dua(2) hal yang menjadikan kita bisa percaya diri:
- Self effective /Efektifitas dir iyaitu cara kita memandang diri kita sendiri maupun orang lain dalam hal melakukan sesuatu untuk menggapai tujuan.Sejauh mana efektifitas kinerja kita sendiri dalam menggapai tujuan. Orang expressive biasanya lebih banya percaya dirinya dari pada orang yang diam.
- Self esteem/ Harga diri. Diri kita bernilai yang sangat tinggi, olehkarenanya kita memilki hak untuk sukses besar. Jangan pernah bermimpi sukses besar kalo kita tidak punya harga diri. Dalam diri kita memilki harta karun.
Ciri-ciri orang yang Percaya Diri
- Memilki keyakinan kuat ats suksesnya sesuatu yang dikerjakan
- Bersedia melakukan sesuat yang lebih untuk menggapai hasil (extra kerja)
- Berani mengambil risiko
- Mengakui kesalahannya jika salah
- Cool/tenang pribadinya
“Orang yang biasa-biasa saja tidak pernah menggunakan potensi dirinya yang luar biasa”.
Hartini Hamzah
# Subhu #
Berat mata masih terkatup
Kukecek agar tdk lagi terlelap
Selimut selimut tersingkap
Berdiri tegap dengan singap
Berwudhu basuh muka
Sucikan hati menghadap-Nya
Ilahi robbbi tempat meminta
Memohon ampun atas segala dosa
tengada wajah hanya pada sang pencipta
Ya Ilahi Robbi…….
Kuhadapkan muka senantiasa melihat yang tak pantas
Sucikan hati senantiasa tak berbelas
Bersihkan tangan tak halal mengais
Luruskan langkah kaki yang pantas
Hanya padamu ya Allah tempatku meminta
Terangi malam gelap gulita
Agar terampuni khilaf segalanya
Biar diri berlapang dada
Engkaulah tempat harapan segalanya….
Aamiin ya Robbal Aalamiin….
Lutim, 12062018
DI KURSI INI
HARRY AGUS YASRIANTO
Duduklah
Seperti biasa
Kita bercerita
Di sini
Kursi di sudut ruang ini
Meretas cerita
Tentang hidup dan kehidupan
Atau tentang dunia
Atau tentang apa saja
Angkat saja setengah kakimu
Melingkari separuh kursi pun tak mengapa
Ayo temani aku
Mengisi waktu
Menguras solusi
Berbagi imaji
Di sini
Di Kursi yang dulu pernah kita perdebatkan
Biarkan aku bersila
Di atas kursi
Seperempat abad tak terasa
Begitu mudahnya kenangan terbentuk
Tetaplah berkisah
Tentang hati yang gelisah
Hingga ujung usia
Karena hanya kesetiaan yang masih kita miliki
Kursi di sudut ruang dan waktu
Bersamamu
Ya hanya bersamamu
Berau, 09 juni 2018
[12:29, 9/6/2018] Wan Pa: Puisiku yang aneh! 😃😃😃😃
Seperti cahaya racun jingga
Mengusir malam pada lembah yang ditinggal sunyi
Gelap yang ditinggal ngeri
Pagelaranya dihayati bukan untuk dicaci
Sebab memang bukan ruangnya untuk memaki
Alurnya untuk dilakoni sebab itulah wasilah menggapai kesejatian fitrah
Gelap-terang adalah wujudnya
Sebagai ujian menjemput ridha-Nya
[12:33, 9/6/2018] Bu Etty: Biar nggak Alzhemeir .asah otak terus🙏🏻
[12:45, 9/6/2018] Erni Ekawati: Berubah Haluan
Langit yang sama
Tepat tahun lalu
Penerimaan raport
Namun bumiku berpijak sudahlah beda
Tahun lalu aku masih di sekolah umum
Bergulat dengan raport
Selain guru mapel aku mendapat sampiran
Guru Bahasa Jawa, guru kelas
Pastinya raport dan embel-embel lainnya pun dobel
Dan itu wajib dikerjakan
Tahun ini bak dunia terbalik
Dari mengabdi di sekolah negeri
Aku memutuskan untuk menjadi guru luar biasa
Mengabdi di sekolah swasta
Bersama anak-anak yang istimewa
Banyak yang bertanya dan menanyakan
Kenapa? Mengapa?
Bukankah sudah lama engkau di sana
Memaku tahun sudah 8 tahun
Apa yang membuatmu mengubah haluan?
Bukankah itu impianmu jadi guru SD
Atau masalah upah di sana lebih besar dari di sini?
Apa kamu tidak menunggu pengangkatan PNS?
Bukankah mengabdi di negeri lebih mudah jadi PNS?
Tersenyumlah saya untuk menjawabnya
Bukankah setiap hidup pasti ada pilihan?
Ataukah
Anda anda tidak pernah merasakan punya pilihan?
Di sini aku lebih tenang
Pintu rezeki segala penjuru selalu datang tanpa aku sangkakan
Untuk upah tak pernah aku permasalahkan
PNS pun bukan tujuan utama
Aku senang jadi guru
Itu saja cukup
Untuk meraihnya penuh dengan perjuangan
Dan tak semudah membalikkan telapak tangan
Di sini setiap hari penuh warna
Tingkah polah mereka jadi mengundang gelak tawa
Ekstra tenaga untuk yang benar-benar istimewa
Banyak hal yang mengharuskan untuk belajar
Belajar dan belajar lagi
Tak lupa satu ungkapan rasa syukur selalu
Atas ciptaan sempurna dari sang Khaliq
Walau berbeda dan istimewa mereka selalu menjadi pelangi dalam kehidupan
Mewarnai indahnya dunia
Tenang dan bahagialah aku saat ini
😍😍😍😍😍
😁😁😁😁😁
[12:46, 9/6/2018] Erni Ekawati: Lintang Merinduku
Kubuka HPku
Terdapat pesan dari nomor tak dikenal
Kulihat fotonya
Gadis berparas cantik nan rupawan
Masih ingatlah aku akan si dia
Lintang namanya
Bertanya kabar padaku,
gurunya sewaktu SD
Aku tinggalkan dia setelah kenaikan kelas tahun lalu
3 tahun menjadi guru kelasnya
Dan hafal betul aku tentang anaknya
Di kelas 6 kita berpisah
Dia masih 1 tahun lagi merajut asa di sekolah itu
Dan aku pergi meninggalkannya
Lintang
Kulit putih bersih milikmu
Kamu termasuk bintang kelas
Akhlaq mu juga baik
Tutur kata lembut dan sopan
Kau kirim pesan kerinduan
Rindu padaku gurumu tersayang
Aku kangen Bu Erni
Aku ledek saja kangen aku galakin?
Dikirimnya emoji tertawa
Aku mau Bu Erni jadi guruku lagi
Aku mau Bu Erni yang mengajariku
Rengeknya dipesan itu
Senyuman emoji aku kirim
Bu Erni dah punya pilihan, nduk
Kalau kamu kangen main saja ke rumahku, nduk
Cuma berapa kilometer saja kok dekat kan?
Dibalasnya pula
Aku mau main kalau aku sudah kerja dan sukses
Nanti ibu kubawakan oleh-oleh
Apa yang ibu inginkan?
Bertanyalah dia padaku
Tak pelak aku kagum, bangga pada Lintang sembari membalas
Yang ibu inginkan nantinya kamu tetap jadi Lintang
Berbudi baik dan jaga kehormatan
Tetap menjadi anak Sholihah tidak neko-neko
Jadi kebanggaan dan bermanfaat
Ibu juga selalu mendoakan kamu, nduk
Agar sukses baik untuk duniamu maupun akhiratmu
😍😍😍😍😍
😁😁😁😁😁
[12:46, 9/6/2018] Erni Ekawati: Rindu Cantikku
Setiap pagi kuantarkan anakku
Merajut asa tuk meraih cita di bangku SD
Bangku SD yang sama dan penuh kenangan
Sekolah yang sama dimana aku pernah duduk sebagai murid
Dan pernah pula aku duduk sebagai guru di situ
Salam sapa murid masih tertuju pula padaku
Mantan guru mereka
Cinta, Zara, Dini dengan penuh semangat berebut mencium tangan ini
Bu Erni kembali ke sini ya Mendidik dan mengajari kami lagi
Aku kangen kecantikan Bu Erni
Aku kangen keceriaan Bu Erni
Wajah lugu seraya merayu diriku
Rasa senang menggelayut di hati
Ternyata aku masih dirindukan
Aku masih di hati mereka
Dan belum tergantikan walau sudah ada guru pengganti
Beberapa berkeluh kesah padaku enakan Bu Erni
Kalau mengajar kami langsung bisa
Mereka memang selalu memperhatikan aku
Tingkah lakuku pakaianku penampilanku cara aku mengajar
Selalu ada semangat untuk mengajar mereka
Bu Erni Cantiiiik selalu setiap hari jadi pembakar diri dan membuat berbunga-bunga
Ketika aku tugas di luar
Disampaikannya rasa rindu mendalam untukku
Bu Erni aku kangen banget sama Bu Erni
Walaupun aku merasa hanya guru biasa
Sama halnya dengan guru lainnya
Tapi bagi mereka aku punya tempat di hati mereka
Dan mereka tak terlupakan walau raga gurunya sudah di tempat yang berbeda
😍😍😍😍😍
😁😁😁😁😁
[08:27, 7/6/2018] Harry Agus Y: Di Bawah Langit Pusara
Oleh Harry Agus Yasrianto
Eyang,
Ingatkah perkataanmu
Tinggalkanlah aku
Engkau akan berakhir sama dengan mereka
Meninggalkanku
Di tempat sunyi itu
Sendirian
Saksikanlah nanti
Benarkah ucapanku ini
Setelah terbujur kaku,
Nadiku tak berdenyut
Darahku terhenti
Kabar akan terserak
Menyeruak
Menembus ujung ujung pengeras suara mesjid
Rangkaian bunga tersusun rapih
Ucapan bela sungkawa berjejer sampai ke teras jalan raya
Atas nama pimpinan
Atas nama redaksi
Atas nama direktur
Supir supir sibuk mengatur ritme langkah langkah pembesar mereka
Para pemuka asik menjaga image
Para pesohor nampak mengatur gaya duduk mereka
Buka matamu lebar lebar
Di sana akan terlihat jelas
Makna keikhlasan dan kepura puraan
Ada segelintir manusia yang ikhlas memandikanku, tanpa jijik masuk ke liang lahatku
Inilah sahabat sahabat terbaikku
Sementara
Akan lebih banyak orang yang bersyukur akan kematianku
Merekalah musuhku di dunia yang sesungguhnya
Doakan saja diriku
Semoga bumi menerima semua ilmu yang aku abdikan kepada negeri dan keturunanku ini
Eyang,
Ternyata benar semua katamu
Aku saksi
Dari segala yang nyata
Berau, 06 juni 2018
[23:39, 7/6/2018] Fitria Linda: BELUKAR HATI
Sesangguh nanar diri
Bergulat hidup penuh ambisi
Sibuk hanya ingin mengisi perut ini
Hingga lupa akan dahaga hati
Elok terbinar dunia fana
Terbentang serunai nyanyian surga
Tapi nyatanya hanya fatamorgana
Terakhir hari kita terpejam
Hanya sedikit yang menghias malam
Racun dunia telah membuat semua kelam
Hingga waktu terbuang dan terkaram
Kita semua hanya musafir
Mengais sesuatu bagai orang fakir
Seandainya semua umat berfikir
Pasti kita akan ingat suatu saat ada hari akhir
Belukar hati…
Serumpun belukar tiada arti
Dimata Sang Pencipta semesta ini
Kita mengemis pada Ilahi
Karena waktu yang buat kita antri mati
Belukar hati…
Hikayat cintamu usai kini
Saat Allah cabut seluruh urat nadi
Bermain hati hanya menjadi penyiksa akhirat nanti
Tobatlah sebelum malaikat maut menghampiri
Belukar hati…
Jangan pernah engkau ingkari
Firman Allah dan sabda Nabi
Hidup jangan berkutat pada ambisi
Redup hidupmu suatu saat akan kau tangisi
Belukar hati…
Syafa’at Allah tak kan berhenti
Saat hati mengalir cahaya imani
Sangga waktu sebelum esok hari
Sebelum malaikat kubur menghabisi
Fitria Linda_#07-06-2018#
[07:28, 4/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan pagi
Tak terhitung rasanya kita semua sebagai muslim dan muslimah mengucapkan Takbir yang berbunyi Allahu Akbar. Secara tulus kita mengakui Maha besar Allah. Kata takbir juga bisa menjadi kan kita belajar ilmu Hikmah.
Taat terhadap apa yang telah digariskan oleh Sang Maha Pencipta, merefleksikan kemuliaan pada dirinya dan seluruh aspek kehidupan nya.
Anugrah dari Sang Pencipta kepada kita, semestinya dijadikan simbol kebaikan, kebijakan dan keteladanan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kehancuran moral pada seseorang adalah bukti dari kelemahan iman pada dirinya.
Berfikir terhadap apa yang ada di Bumi dan di Langit sebagai tanda kebesaran Sang Khalik, semestinya dapat menghantarkan kita pada pencapaian tingkat keimanan yang tinggi.
Ikhlas dalam segala perbuatan semata hanya karena Nya adalah bukti mengharap Rahmat dan anugerah Nya.
Rela berkorban untuk kebaikan merupakan kesempurnaan iman seseorang.
Prapto Pujo Yuwono:
ANUGERAH
Karya : Pujo jenggot
I nsan insani selalu mencari
L autan tiada ragu diseberangi
M encari siapa sosok jatidiri
U mat manusia yang hakiki
H anya pada Illahi saja
I man dipatri pada dirinya
K epada Allah Yang Maha Esa
M eminta ridha atas takdirnya
A lam semesta dunia fana
H anya tempat sementara saja
S elalu takwa sepanjang hayat
A llah disembah di saat sholat
N yawa bertubuh cuma sesaat
G elorakan shalawat agar selamat
P ada Allah hamba memuja
E nergi Nya penuhi semesta
N yawa kita jadi milik Nya
C iptaan Nya seisi dunia
I krarkanlah syahadat semata
P erintah bagi insan manusia
T untunan dari nabi mulia
A gar selamat dunia akhiratnya
Probolinggo, 4-6-2018
[04:44, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan
Konflik
Konflik disebabkan oleh perbedaan cara pandang terhadap sesuatu. Jika kita mau menelusuri dan memahami, Perbedaan adalah Rahmat.Wajar dalam keseharian kita, ada yg suka dengan konflik ada juga yang tidak. Namun dengan adanya konflik sesuatu bisa tumbuh. Lebih jauh diera yang mengandalkan kreatifitas perbedaan adalah berkah.
Cara menangani konflik yaitu dengan :
1.Kompromi
- Kolaborasi
- Kompetisi.
Prapto Pujo Yuwono:
KONFLIK
karya : Pujo jenggot
M asalah tiada kunjung usai
A da muncul sepanjang hari
N yata hadir silih berganti
A llah senantiasa menguji
J anganlah pernah kita sesali
E mosi hanya merusak diri
M ari sama sama kita pahami
E go boleh asal tidak lupa diri
M anusia mesti manusiawi
K ompromi kolaborasi kompetisi
O bat bagi setiap masalah kini
N iatkan diri kala mencari solusi
F akta 3K akan segera terbukti
L antunkan doa puji Illahi
I man dipatri di dalam hati
K ebahagiaan bagi insan insani
Probolinggo, 5-6-2018
[05:04, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan
Pengaruh Istiqomah dalam kehidupan.
Istiqomah dalam melakukan sesuatu sesuai syariat adalah alat pengangkat martabat manusia untuk mampu sampai pada puncak kesempurnaan. Pelindung akal dan hati dari kerusakan. Imbasnya kehidupan akan baik dan lurus dalam segala urusan yang pada akhirnya tercipta rasa aman dan damai.
” Istiqomah sesungguhnya adalah perwujudan dari karomah Sang Pencipta”.
Prapto Pujo Yuwono:
ISTIQOMAH
Karya : Pujo jenggot
Istimewa tak semua bisa
Senantiasa disiplin menjalaninya
Teramat sulit bukan mustahil pula
Ibarat awal belajar baca musti terbata bata
Qodrat manusia terlahir di dunia
Olah rasa penting dijalaninya
Menjalankan segala perintahNya
Al Quran sebagai pedoman hidupnya
HidayahNya berbalas surga
Ilmu agama jangan lupakan
Tanda bagi kaum beriman
Umat manusia di akhir jaman
Keberkahan hidup manusia
Allah telah mengaturnya
Rangkaian mukjizat bagi hambanya
Obat derita kala sengsara
Mujarab tiada duanya
Asal mau mempercayainya
Hidup bahagia aman sentosa
Probolinggo, 6-6-2018
[06:17, 6/6/2018] Harry Agus Y: RIEN ….
oleh Harry Agus Yasrianto
Senja menyelinap
Gelisah
Tulip Keukenhof
Lisse meretas chiaroscuro dalam tinta rapuh
Rien terduduk
Lemas
Dalam kanvas
Sang maestro
Menuju Leidsplein
Di sudut
Temaram membuncah ujung senja
Kening itu masih bening
Menyeruak menelisik bathin
Suara itu lembut
Tersapu jubah malam Paleis Op De Dam
Sendiri
Menyusuri Leidsestraat
Melongok ke dalam jiwa
Rien
Masih terduduk
Lemas
Alun alun Spui
Terkesima
Di atas sisa sisa senja
Oranje tulip
Muram
Semi berakhir
Kanal terlewati
Schiphol
Kosong
Rien
Usah berdiri
Mengungguli selaput kegelapan
Menunggu
Menunggu
Kanvas yang saling beterbangan
Layu
Diantara Paragraf Paragraf yang terlupa
[13:03, 6/6/2018] Fitria Linda: PERANTAUAN RINDU
Sang bayu merambat pilu
Membawa secarik puisi rindu
Tetembangan asmaradana mengalun disetiap desau nafas memburu
Sesak menahanku memcengkram dan memasungku
Secawan rindu…
Menjamu bersama perahu
Perahu kertas terbawa sungai berlalu
Mengusik jemari untuk menggurat syair kalbu
Kumohon…
Jangan berhenti
Setiaku ini tiada mati
Walau ragaku terlepas nanti
Hayal dan mimpi hanya milik sang pujaan hati
Wahai sang perantau rindu…
Dengar desahku yang bergelayut sendu
Remuk menahan serpihan asmara terpaut syahdu
Wahai sang perantau rindu…
Kemelut hatiku semakin tersulut
Saat beban rasa cinta erat mengikat
Tertopang arumnya kayu cendana
Berhias indah sayap peri mayapada
Perantauan rindu…
Tak mungkin hati membeku
Ketika gamelan asmara memainkan lagu
Gemulai sampur selendang sang ratu
Mengusik rindu dalam buai bertandu
Perantauan rindu…
Tiada sesal ku mencumbu
Menahan getir jauh dari sang prabu
Nanarku menggeliat menahan sendu
Ketika dirimu jauh dari jangkauan kalbu
Kuharapkan riak gelombang samudera kan segera membawamu
Kembali dalam pelukanku
Fitria Linda^06-06-2018*
KEDAI SENJA DI UJUNG DESA
Setapak jalan menjulang diujung senja
Kujejaki terkagum akan cipta sang Kuasa
Rimbunan illalang bergumul dengan rerumputan di sana
Seberkas cahaya dikemukus senja masih hangat terasa
Hemmm…
Seakan sedu sedan tertepis
Seakan menghalau seluruh tangis
Dari segala peradaban yang bengis
Merampas paksa dengan tragis
Hemm…
Nyanyian senja sesaat meluluhkan kerisauan
Melodinya bersiul akan kerinduan
Heningkan waktu akan segala kemunafikan
Aku cuma wanita desa
Bergumul pada hembusan udara
Semerbak bersama arum bunga seroja
Membangun kinanti kasih dalam pelukan jiwa
Berharap akan ada asa mampu gubah dunia
Aku cuma wanita desa
Menikmati kecup mesra semesta
Memetik rekah bunga-bunga
Menuai rimbunan rumpun padi saat panen raya
Di ujung sana ada kedai senja
Terbuka tirai dari bilah bambu sahaja
Aku selalu melihatnya
Orang-orang senantiasa berkumpul di sana
Bicara tentang hidup sejahtera
Di ujung sana ada kedai senja
Membangun ikatan bagi para pemuda
Hendak mendulang rezeki rantau di kota
Kedai senja…
Dalam secangkir kopi hitam penuh makna
Makna hidup ala orang desa
Sederhana tanpa berhias megah dunia
Kedai senja…
Bersama kue ala kadarnya
Bercengkrama merasakan makna cinta
Ingatkan akan masa
Sewaktu kecil membolang ria
Kedai senja
Bertahan dalam kerontang arogansi
Arogansi yang terpaut dalam rumbai-rumbai keserakahan hati
Kedai senja…
Aku ingat dekat dengan mushola
Bersih dan arif sebagai penebusan dosa
Dari kami para orang-orang desa
Karena kami hanya manusia
Yang tak cukup sempurna dan berat memikul bebannya
Fitria Linda_{03-06-2018}
[17:38, 3/6/2018] Dedi Puisi: Menanti berbuka di sore hari
Ku tuangkan curahan hati
Lewat rangkaian kata2 dalam puisi
Menyapa sahabat guru di kala ini
Semoga sehat selalu dibawahan lindungan Illahi Robbi
Selalu begitu setiap hari
Hingga sampai waktu ajal menghampiri
[18:38, 3/6/2018] Cucu Khodijah: Tanpa judul
Ingin aku berlari mengejar mimpi
Sebelum mimpi terenggut pagi
Ingin kugapai wajah-wajah suci
Bagai putri penghias hati
Aku takut tak sempat lagi
Genggam erat jemari
Kuberharap wajah mentari
Datang menyibakan tirai hati
Kududuk menyendiri
Menepis lara dan sunyi
Melepaskan belenggu hati
Dari kepastian cinta yang kunanti
By; cuho
03-6-2018
[22:46, 3/6/2018] Fitria Linda: KEDAI SENJA DI UJUNG DESA
Setapak jalan menjulang diujung senja
Kujejaki terkagum akan cipta sang Kuasa
Rimbunan illalang bergumul dengan rerumputan di sana
Seberkas cahaya dikemukus senja masih hangat terasa
Hemmm…
Seakan sedu sedan tertepis
Seakan menghalau seluruh tangis
Dari segala peradaban yang bengis
Merampas paksa dengan tragis
Hemm…
Nyanyian senja sesaat meluluhkan kerisauan
Melodinya bersiul akan kerinduan
Heningkan waktu akan segala kemunafikan
Aku cuma wanita desa
Bergumul pada hembusan udara
Semerbak bersama arum bunga seroja
Membangun kinanti kasih dalam pelukan jiwa
Berharap akan ada asa mampu gubah dunia
Aku cuma wanita desa
Menikmati kecup mesra semesta
Memetik rekah bunga-bunga
Menuai rimbunan rumpun padi saat panen raya
Di ujung sana ada kedai senja
Terbuka tirai dari bilah bambu sahaja
Aku selalu melihatnya
Orang-orang senantiasa berkumpul di sana
Bicara tentang hidup sejahtera
Di ujung sana ada kedai senja
Membangun ikatan bagi para pemuda
Hendak mendulang rezeki rantau di kota
Kedai senja…
Dalam secangkir kopi hitam penuh makna
Makna hidup ala orang desa
Sederhana tanpa berhias megah dunia
Kedai senja…
Bersama kue ala kadarnya
Bercengkrama merasakan makna cinta
Ingatkan akan masa
Sewaktu kecil membolang ria
Kedai senja
Bertahan dalam kerontang arogansi
Arogansi yang terpaut dalam rumbai-rumbai keserakahan hati
Kedai senja…
Aku ingat dekat dengan mushola
Bersih dan arif sebagai penebusan dosa
Dari kami para orang-orang desa
Karena kami hanya manusia
Yang tak cukup sempurna dan berat memikul bebannya
Fitria Linda_{03-06-2018}
[22:57, 3/6/2018] Ababnkz: Malam semakin larut
Kantuk tak jua menjeputku
Malam-malamku tak lagi bermimpi indah
Terbelenggu dengan kerinduan yang teramat sangat
Indahnya rembulan tak mampu menghibur diriku
Hanya bayangan wajah nan jelita yang ada di pelupuk mataku.
Dewi malam.. Jemputlah diriku
Tak sanggup rasanya selalu dilanda rasa suntuk yang berkepanjangan
Nabire: 040618 – 00:57
[23:08, 3/6/2018] Fitria Linda: Salam sahaja dari hamba
Sang abdi setia aksara
Beriring sekoci menghantar melodi
Hanya secarik puisi
Tuk hantarkan sepi
Salam hamba dalam sahaja
Cukup seroja yang mampu hias asa
Dan wulan merindu kecupan sang surya
#pasti tadi mampi di kedai kopi dan minum lebih dari bergelas2 kopi#
Selamat malam sahabat Nabire…🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[23:47, 3/6/2018] Ababnkz: Malam kian larut
Dalam gelap dan sunyi aku menguntai rindu
Meski hatiberkabut
Teramat ingin untuk tetap berlabuh
Jiwa mematung
Raga menghening
Dimana hati selalu bertanya dalam ketidakmenentuan
Tak ada jawab…
Sendu dalam kelambu rindu
[23:51, 3/6/2018] Fitria Linda: Jangan bergeming dalam malam
Katup netra tak mampu terpejam
Secawan rindu memeluk impian
Semoga esok kan temukan harapan
*Kopiiinya mana Kak Ros… Abang belum pulang…
🤭🤭🤭🙏🏻🙏🏻🙏🏻
[00:00, 4/6/2018] Rubaidarose: Secawan madu masih tersisa
Kopi pahit tak lagi ada
Andai ada yang meminta
Relaku cari dalam gulita
Bersama malam yang mampir sirna
Buat mu tak kuupaya
Meski tak lena tetap kuusaha
Meramu dua gelas kopi mengobat lara
Lara yang tertinggal dari kelana
Di ufuk barat ku bermuram durja
Menepis rasa takut yang merajalela
Jika bu khadijah membuka rencong nya
Pak yudi siap dengan gantungan kelambunya
Dek fitri menyibak kain canvasnya
Pak pujo asik dengam pistol mainnya
Maka tambah indahlah
Malam bersama cintaa
Love u all💝
[00:34, 4/6/2018] Cucu Khodijah: Belenggu Cinta
Ingin aku berlari mengejar mimpi
Sebelum mimpi terenggut pagi
Ingin kugapai wajah-wajah suci
Bagai putri penghias hati
Aku takut tak sempat lagi
Genggam erat jemari
Kuberharap wajah mentari
Datang menyibakan tirai hati
Kududuk menyendiri
Menepis lara dan sunyi
Melepaskan belenggu hati
Dari kepastian cinta yang kunanti
By; cuho
03-6-2018
[00:36, 4/6/2018] Rubaidarose: Hahahahhahaha
[00:42, 4/6/2018] Rubaidarose: Belenggu Cinta
Oleh Cucu Khodijah
Ingin aku berlari mengejar mimpi
Sebelum mimpi terenggut pagi
Ingin kugapai wajah-wajah suci
Bagai putri penghias hati
Aku takut tak sempat lagi
Genggam erat jemari
Kuberharap wajah mentari
Datang menyibakan tirai hati
Kududuk menyendiri
Menepis lara dan sunyi
Melepaskan belenggu hati
Dari kepastian cinta yang kunanti
Ibu kota, 03-6-2018
[00:42, 4/6/2018] Cucu Khodijah: Belenggu Cinta
Ingin aku berlari mengejar mimpi
Sebelum mimpi terenggut pagi
Ingin kugapai wajah-wajah suci
Bagai putri penghias hati
Aku takut tak sempat lagi
Genggam erat jemari
Kuberharap wajah mentari
Datang menyibakan tirai hati
Kududuk menyendiri
Menepis lara dan sunyi
Melepaskan belenggu hati
Dari kepastian cinta yang kunanti
By; cuho
03-6-2018
[00:44, 4/6/2018] Rubaidarose: Belenggu Cinta
Oleh Cucu Khodijah
Ingin aku berlari mengejar mimpi
Sebelum mimpi terenggut pagi
Ingin kugapai wajah-wajah suci
Bagai ( sebagai )putri penghias hati
Aku takut tak sempat lagi
Genggam erat jemari
Kuberharap wajah mentari
Datang menyibakan tirai hati
Kududuk menyendiri
Menepis lara dan sunyi
Melepaskan belenggu hati
Dari kepastian cinta yang kunanti
Ibu kota, 03-6-2018
[00:59, 4/6/2018] Rubaidarose: Met malam semua😁
[01:25, 4/6/2018] Ababnkz: @Mayasari Athari : sumedang
@May : polewali mandar: sulbar
@Risa : subang
@Rita Nurunnisa kota Bandung, @Mimin Mintarsh : cimahi, @Hj Neneng Hen : sukabumi, @Alia N n @Rifka I : makassar
[04:54, 4/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan pagi
Tak terhitung rasanya kita semua sebagai muslim dan muslimah mengucapkan Takbir yang berbunyi Allahu Akbar. Secara tulus kita mengakui Maha besar Allah. Kata takbir juga bisa menjadi kan kita belajar ilmu Hikmah.
T aat terhadap apa yang telah digariskan oleh Sang Maha Pencipta, merefleksikan kemuliaan pada dirinya dan seluruh aspek kehidupan nya.
A nugrah dari Sang Pencipta kepada kita, semestinya dijadikan simbol kebaikan, kebijakan dan keteladanan bagi diri sendiri maupun orang lain.
K ehancuran moral pada seseorang adalah bukti dari kelemahan iman pada dirinya.
B erfikir terhadap apa yang ada di Bumi dan di Langit sebagai tanda kebesaran Sang Khalik, semestinya dapat menghantarkan kita pada pencapaian tingkat keimanan yang tinggi.
I khlas dalam segala perbuatan semata hanya karena Nya adalah bukti mengharap Rahmat dan anugerah Nya.
R ela berkorban untuk kebaikan merupakan kesempurnaan iman seseorang.
Prapto Pujo Yuwono:
ANUGERAH
Karya : Pujo jenggot
I nsan insani selalu mencari
L autan tiada ragu diseberangi
M encari siapa sosok jatidiri
U mat manusia yang hakiki
H anya pada Illahi saja
I man dipatri pada dirinya
K epada Allah Yang Maha Esa
M eminta ridha atas takdirnya
A lam semesta dunia fana
H anya tempat sementara saja
S elalu takwa sepanjang hayat
A llah disembah di saat sholat
N yawa bertubuh cuma sesaat
G elorakan shalawat agar selamat
P ada Allah hamba memuja
E nergi Nya penuhi semesta
N yawa kita jadi milik Nya
C iptaan Nya seisi dunia
I krarkanlah syahadat semata
P erintah bagi insan manusia
T untunan dari nabi mulia
A gar selamat dunia akhiratnya
Probolinggo, 4-6-2018
[05:08, 4/6/2018] Suyono Spda: Suyono Spda:
Sore ini gerimis menghiburku
Nyanyian tik tik air hujan diatas genting mendayu
Sirami kalbu nan pilu
Sesaat termangu dalam rindu
Awan merana bersama lara nan jiwa
Sapuan untaian kata
Menyejukkan jiwa nestapa
Adakah desiran rana rindu
Membelenggu jiwa
Merajut asa di atas faktamurgana
Deretan kata selalu terpatri dalam relung hati yang dalam
[04:41, 5/6/2018] Erni Ekawati: Aku masih stay di sini
Menikmati kelelahan diri
Turun dari singgasana tenagapun terurai
Hingga jemari tak mampu melukiskan Puisi
Hehe Good Morning
😁😁😁😁😁
Bunda Cucu
😍😍😍😍😍
[04:43, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan
Konflik
Konflik disebabkan oleh perbedaan cara pandang terhadap sesuatu. Jika kita mau menelusuri dan memahami, Perbedaan adalah Rahmat.Wajar dalam keseharian kita, ada yg suka dengan konflik ada juga yang tidak. Namun dengan adanya konflik sesuatu bisa tumbuh. Lebih jauh diera yang mengandalkan kreatifitas perbedaan adalah berkah.
Cara menangani konflik yaitu dengan :
1.Kompromi
- Kolaborasi
- Kompetisi.
Prapto Pujo Yuwono:
KONFLIK
karya : Pujo jenggot
M asalah tiada kunjung usai
A da muncul sepanjang hari
N yata hadir silih berganti
A llah senantiasa menguji
J anganlah pernah kita sesali
E mosi hanya merusak diri
M ari sama sama kita pahami
E go boleh asal tidak lupa diri
M anusia mesti manusiawi
K ompromi kolaborasi kompetisi
O bat bagi setiap masalah kini
N iatkan diri kala mencari solusi
F akta 3K akan segera terbukti
L antunkan doa puji Illahi
I man dipatri di dalam hati
K ebahagiaan bagi insan insani
Probolinggo, 5-6-2018
[04:53, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Menanti sopir ambulan yang tepar
Didera lelah badan kini terkapar
Sepanjang malam tergeletak di atas tikar
Lemas badannya seharian menahan lapar
Tubuh mungilnya kini tak lagi kekar
Semalam menghilang tak bisa berbagi kelakar
Semoga pagi ini badannya kembali segar
Menanti pujaan hadirkan sekuntum bunga mawar mekar
[05:49, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Pagi bunda rose….
Pagi yang terkapar…
Bunga pun tak jadi mekar
Kumbangpun enggan berkelakar
Diam tak lagi berujar
Salam pagi,,,selamat beraktifitas….
[06:20, 5/6/2018] Rubaidarose: tambah cantiiikk kalo cemberut.
Membahana
Yang masih tiduran pada terpana
Bangun segera🤣
[06:24, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ayo, berangkat kerja
[06:24, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Heuheuheu…😀
[06:24, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Iyaaaaaa
[06:49, 5/6/2018] Rubaidarose: 🙄🙄🙄🙄
[06:55, 5/6/2018] Dwi Farida: Hai..hai..selamat pagi bunda cuho.
Jangan gundah jangan galau kami tetap ada di sini.
Ayo bersama nikmati hari yang Tuhan beri.
Dengan hati penuh syukur pada Ilahi.
😘😘😘selamat beraktfts..
[07:32, 5/6/2018] Pak Cholid Emen: Pagi yang cerah
Hadirkan mawar yang merekah
Singkirkan semua gundah, resah, gelisah
Pagiku yang tak lagi sunyi
Gelak tawa dan kelakar mengiringi
Bersama para sahabat sejati
Tak ada lagi nestapa menghampiri
[11:17, 5/6/2018] Fitria Linda: Maaf kusambut kawan saat siang ini
Karena menumpuknya beban kerja hari
Namun jangan risau hati
Kami sahabat sejati siap menemani
Gurat aksara sampai terbentuk karya yang diwarisi
Siang Bapak Cholid Emen.
Jadi ingat sinetron “Si Emen Anak Pesantren”
🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[12:21, 5/6/2018] Dedi Puisi: Hujan turun lagi
Di kotaku siang ini
Lebat sekali
Lupa bawa jas hujan
Basahlah diri
[12:26, 5/6/2018] Rubaidarose: Apa daye dan kuasee
Dah tibe dari diee
Yang maha agung dan kuasee
Semoga mobil kan tibee
Biar tak penat kene rintik nyee
[12:27, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Menjadi orang parlente
Memang apa susahnye
Melancong sendirian aje
Menikmati indah duniye
Meski basah kuyup tak ape ape
Menemui sanak saudare
Mengenapi semua janjinye
[12:33, 5/6/2018] Rubaidarose: Mr da lihat kee ada orang hansome di video ini☝
[12:34, 5/6/2018] Dedi Puisi: Delapan tahun sudah
Pulang pergi
Pergi menyebrang ke pulau destinasi
Tunaikan bakti untuk negeŕi
Ku ikhlaskan diri
Ku rela dan pasrah
Utk menghidupi anak dan istri
Yg penting baik dan halal
Bukan hasil korupsi
[12:48, 5/6/2018] Dedi Puisi: Hujan
Engkau datang lagi
Membasahi kota kecilku
Sangat lebat sekali
Basah tak ku hiraukan
Hingga ke tulang2ku
Ku duduk sejenak di emperan hotel
Ku ketik puisi di hp
[12:53, 5/6/2018] Dedi Puisi: Hujan belum reda lagi
Ingin aku lekas kembali
Ke rumah menemui anak dan istri
Sungguh ku nikmati
Karunia Illahi kali ini
[12:55, 5/6/2018] Rubaidarose: Sambil hujan pergi
Berzikir berjuta kali
Semoga doa kuat di uji
Penuh pesonalah lewati hari ini
Anak istri tambah d kasihi
Kami semua juga ingin begini
Saling berbagi
Indah untaian aksara dunia puisi
💪💪
[12:59, 5/6/2018] Erni Ekawati: Beruntunglah yang mendapati hujan
Kami di sini merindu akan hujan
Terik panas tak terelakkan
Namun nikmat syukur tak kan terputuskan
[13:02, 5/6/2018] Dwi Farida: Sebutan itu tak di ragukan lagi..
Asyiknya punya duo..penyair berdedikasi tinggi.
Pak jenggot pujo dan pak jenggot dedi..
Haaaa..tema jenggot kembali lagi.🤭😊🙏
[13:04, 5/6/2018] Rubaidarose: Jeng jeng dua setali
Mau meramu cover siang ini
Kami jeng jeng jadi iri
Tak ada symbol buat di beri
Jeng jeng
Mari berpuisi😂
[13:04, 5/6/2018] Dwi Farida: Panas dan terik tak jadi penghalang.
Karena semangat ada di badan.
Bayangkan hujan khan datang.
Bagai merindukan si adik comel khan datang.
[13:14, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Di cimahi udara panas…
Tak ada hujan deras
[13:20, 5/6/2018] Dedi Puisi: Deru Bafas Yang Memburu
Nafas-nafas yang terus berpacu
Dari insan-insan pemburu waktu
Nafas-nafas yang saling berlomba
Untuk menjadi sang penentu
Aku dan dirimu
Bersatu serta berpacu dengan masa yang tak menentu
Pasti ada rasa membuncah didalam kalbu
Terciptalah nafas-nafas yg menderu yang harus diburu
Bersamamu
Selagi masih ada waktu
[13:38, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Duhai awan mega kelabu
Tersibaklah engkau
Seiring desah napas doaku
Segeralah engkau berlalu
Kembalilah esok di langit kotaku
Ijinkan aku menemui keluargaku
Agar lengkap saat berbukaku
[13:52, 5/6/2018] Pak Cholid Emen: Siangku sudah datang
Dan sore pun mulai menjelang
Meski panas mentari ‘buat kulit bak terbakar
Bersama sahabat sehati
Tetap riang berkelakar🙏
[20:34, 5/6/2018] Dwi Farida: Dunia puisi penuh aksi.
Tempat orang mencurahkan isi hati.
Di sinilah tempat yang pasti.
Untuk belajar mengembangkan diri.
Bersama teman teman yang sangat peduli.
😘😘😘
[20:56, 5/6/2018] Rubaidarose: Haiii bunda salam satu hati
Mari kita merapal mantra
Merajut aksara
Mengusir gundahgulana
Dengan tarian aksara
Secangkir copi bercita rasa
😊💝
[21:00, 5/6/2018] Dwi Farida: Bunda rose selalu penuh ceria.
Dalam segala suasana.
Akupun bangga padanya.
Memberi rasa bahagia.
[21:01, 5/6/2018] Erni Ekawati: Pasti nanti ketarik bak magnet
Langsung meletup menggerakkan jemari
Melukis aksara dalam puisi
Aku awal2 cuma nyimak n malu2 lama2 gregetan n ikutan😊
[21:02, 5/6/2018] Rubaidarose: Hadir bundaaa
Ada tawa ada canda
Hati luka jadi bahagia
Copi yang pahit manis jadinya
Wajah muram jadi cerita
Balutan waktu mengukir namamana kita
Selalu berbagi ilmu bersama
Selamat malam cinta💝
[21:04, 5/6/2018] Dwi Farida: Janganlah malu untuk mencoba.
Lihatlah si comel sedang bergaya.
Luncurkan aksara penuh makna.
Untuk kawan kawan semua.
😘😘😘 adik..comel..lv you
[21:04, 5/6/2018] Rubaidarose: Bunda farida indah parasnya
Baik budi elok mempesona
Siapa yang tak suka
Semangatnya mengumbar aksara
Hati ku hatimu penuh cerita
Dalam dunia puisi ala kita
[21:05, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Rasa syukur tiada terperi
Disapa bunda canti ini
Salam yang sama malam ini
Semoga bunda selalu ada disini
Selamat malam lagi buat say….😘
[21:05, 5/6/2018] Siti Aminah: Bunga mawar bunga dahlia
Indah dipandang di kala merekah
Trimakasih untuk semuanya
Aku hadir diantara teman teman yang luar biasa..🙏
[21:05, 5/6/2018] Fitria Linda: Seruput jangan sembarang sruput
Karena ilmu tidak pernah keriput
Mari bersyair dan saling bersahut
Agar malam ini semakin yahut
Salam Pak Cholid 🙏🏻🙏🏻☺☺
[21:06, 5/6/2018] Rubaidarose: Salam kenal bunda berjasa
Sambut hangat peluk bahagia
Mau kopi udah tersedia
Mau ambulance juga ada
Tapi supir kelana entah kemana
Nanti kusisir jalan menemukannya
Agaknya lagi sibuk kerja
💝
[21:08, 5/6/2018] Dwi Farida: Sang supir tidak berkelana.
Dia hanya sedang bekerja.
Panggilah dengan segera.
Pastilah duo jenggot orangnya..
😊😊😊 ayo para pujangga berjenggot..😊
[21:14, 5/6/2018] Rubaidarose: Ambil kain dan pelita
Menuju kota pekanbaru hari raya tiba
Apakata hati didalam bunda
Tiket ke jawa da habis semua
Tunggulah nanti kita bersua
Dalam mimpi kita bercerita
Sambil berbisik berkatakata
Siang malam terasa hampa
Aksara ini kuuntai buat semua
Kapan kapan kita berjumpa
Insyall di syurga
💝
[21:16, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Aku bahagia ada di kelas ini
Aku bebas berekspresi
Ditambah hangatnya para penghuni,,,
Sapa, senyum, selalu dikasihi
Membuat aku jd percaya diri….
Terima kasih mr. Dedi,bunda rose, aki, comel cantik, bunda farida, dan semuanya…😘😘
[21:19, 5/6/2018] Rubaidarose: Nirwana oh nirwana
Paras mu sungguh cantik jelita
Sejagat raya kami terpesona
Langit runtuh saat tertawa
Langit lupa akan tiangnya
…….sambung
[21:20, 5/6/2018] Dwi Farida: Bermakna atau tidak bukanlah penghalang.
Untuk mencurahkan semua yang di pandang.
Ayo segeralah datang.
Dengan berbagai kiasan yang menantang.
😘😘😘
[21:21, 5/6/2018] Fitria Linda: Sungguh gegayuhmu anggun kan rasa
Hingga sang dewa gandrung asmaradana
Oleh rayuan Kak Ros di seberang sana
Kan kuantar sekoci rindu buatnya
😍😍😍😘😘😘
[21:26, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Ada rindu yang menggebu
Ada cinta yang menderu
Ada gejolak rasa yang beradu
Bersatu dalam satu kata aku rindu kamu
[21:32, 5/6/2018] Fitria Linda: Sungguh…
Aku keluh
Dari desah nafasmu yang semakin berpengaruh
Akan rasa rindu kugayuh
Andai rembulan mampu memeluk sang surya
Tentu kan tercipta dua kehidupan nyata
Namun cukup bias cahaya sang surya
Mampu membuat senyum untuk rembulan di sana
😍😍😍
[21:32, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Cinta
Cerita kisah umat manusia
Indah senantiasa selalu didamba
Nyawa terkadang jadi taruhannya
Tiada hari tanpa berdua
Akhirnya pengin menikah juga
[21:32, 5/6/2018] Ummi Azizah: Secangkir kopi dan sepotong kue
Menemaniku malam ini yang menyimpan rindu
Rindu dalam pelukan hangatmu lima belas tahun yang lalu
Rindu usap lembut tanganmu ibu…
[21:34, 5/6/2018] Erni Ekawati: Kuintip fotonya sebagai obat penasaran
Wajahnya yang mana sungguh buatku menerka
Kulihat dia berkaca mata
Sungguh pose yang mengasyikkan saat selfie
Aduhai cantik nian yang punya
Ternyata setelah kenal via WA kecantikan nya bukan saja dari parasnya
Budi baik dan supportnya membuat aku terbuai
😍😍😍
[21:36, 5/6/2018] Dwi Farida: Ku panggil panggil sedari tadi..duo jenggot.
Tapi hanya manggut manggut.
Pertanda akan turut.
Kelas puisi sungguh yahut.
😊😊
[21:37, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sayang
Senandung ungkapan mesra
Asa ingin kekal selamanya
Yakin tiada pernah berpisah pula
Asmara turut menyertainya
Niatan hidup cukup berdua
Gerbang surga jadi impiannya
[21:37, 5/6/2018] Cucu Khodijah: Wahai angin sampaikan rinduku
Dedaunan lambaikan tanganmu
Sepoi angin bisikan lirih rinduku
Malam sepi teriakan aku rindu….
Pada bunda rose nun jauh disana
[21:38, 5/6/2018] Dedi Puisi: Tunggu aku
Dimalam ini yg kelabu
Apakah dirimu masih disitu
Jangan tidur dahulu
Sebelum cuci kakimu
Sebelum ambil air wudhumu
Introspeksi dirimu
Merenung apa yg telah kau perbuat demi cita2mu
[21:38, 5/6/2018] Erni Ekawati: Kak Ida ku sayang
Ketika kuunggah dan kuungkap hasil ketikan jemari
Dia yang support aku untuk terus berpacu berduka cita dalam aksara puisi
Kakak yang cantik terlihat diparasnya walaupun fotonya blur tapi terlihat dia penuh kasih dan sayang
Ketulusan pun dia miliki
😍😍😍
[21:41, 5/6/2018] Erni Ekawati: Tak usah menyesal segala yang terjadi
Karena menyesal rusaklah hati
Membuat gusar gundah gulana
Pasti yang terjadi itu terbaik sebagai takdir sang Kuasa
😍😍😍
[21:43, 5/6/2018] Endang: Aku yang tak ahli memilih kata
Apalagi bermain kata
Yang kulakukan hanyalah menguntai kata menjadi bermakna
Wujud cintaku pada aksara
😚
[21:44, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Kasih
Kesan hati tiada mudah sirna
Anak jadi pengikat jiwa
Semangat hidup ingin bahagia
Impian bersama menuju surga
Hari hari saling bercanda mesra
[21:47, 5/6/2018] Rubaidarose: Kemana kan ku bawa
Entah apa kan kukata
Kala pinta menyergap jiwa
Akankah kusimpan saja
Saat bersama di dua dunia
Ingatan mematri setiap asa
Hanya doa yang kupinta
[21:51, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Mesra
Merenda kata ungkapkan manja
Emosi tiada pernah menyertainya
Senyum manis tersebar pula
Rayuan indah rapi tertata
Asmara dara dengan perjaka
[21:52, 5/6/2018] Erni Ekawati: Mr Pujo berjenggot berseragam Pramuka
Kakak Pembina berjiwa Pancasila
Tacipaparerahedibesu dan trisatya melekat kuat di sanubari tertuang dalam perilakunya
Sungguh sang maestro yang pandai melukis aksara tuk puisi nan elok
Eh dia mirip almarhum guru matematika
Orang bijak rendah hati n sederhana
[22:00, 5/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ibarat kata
Kuterbangkan kau setinggi angkasa
Kuhiasi dirimu dengan batu permata
Kupamerkan pada masyarakat dunia
Kuumumkan kau telah tiada
Kenanganmu tersimpan di dada
[22:05, 5/6/2018] Ababnkz: Persib vs Medan
Imajinasiku terdiam
Bak, tendangan pinalti yang gagal jadi goal
Kecewa yang semakin dalam
Sorak penonton yang tadinya riuh akhirnya terdiam
Babak pertama 2:0
Nabire: 6 juni – 00:03
[04:03, 6/6/2018] Cucu Khodijah: Salam pagi untuk semua
Kala embun pagi mulai menetes
Kabutpun terlihat pekat
Udara pagi menusuk relung hati
Dan jemaripun mulai menari……
[04:12, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Embun menetes mentari menyembul
Langit timur mulai merona
Duhai sahabat mari sini berkumpul
Kita bersama mulai berkarya
[04:29, 6/6/2018] Erni Ekawati: Dingin menyeruak tubuh ini
Seakan tak mau lepas dari balutan selimut
Mata yang sayu pun tak mau kalah
bak diperangko rapat menutup
Namun panggilan Illahi dengan lantunan adzan diikuti sapaan hangat sahabat mampu menggugah diri
Mempersiapkan bertemu sang pencipta bersujud syukur atas nikmat yang telah diberi
Say hello dengan sahabat pun tak terlupa
Selamat pagi sahabat semua
Salam cantiiiik di pagi ini
Dari si Comel
😍😍😍😍😍😁😁😁😁😁😘😘😘😘😘
[04:34, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Salam hangat kuterima dengan semangat
Berharap kita semakin hebat
Bersama menguntai kata sapa bagi sahabat
Semoga hidup kita jadi bermanfaat
Menjadi manusia yang bermartabat
Senantiasa sehat wal afiat
Bisa selamat dunia akhirat
[04:42, 6/6/2018] +62 895-3673-92692: Tanpa sengaja kita bertemu dalam aksara puisi
Memadu tiap nafas dalam bait
Menyapa dalam jalinan fiksi
Menyemai hati yang selalu terkait…
[04:45, 6/6/2018] Eulis: Aamiin allahuma aamiin
[05:05, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sam Badar:
Renungan
Pengaruh Istiqomah dalam kehidupan.
Istiqomah dalam melakukan sesuatu sesuai syariat adalah alat pengangkat martabat manusia untuk mampu sampai pada puncak kesempurnaan. Pelindung akal dan hati dari kerusakan. Imbasnya kehidupan akan baik dan lurus dalam segala urusan yang pada akhirnya tercipta rasa aman dan damai.
” Istiqomah sesungguhnya adalah perwujudan dari karomah Sang Pencipta”.
Prapto Pujo Yuwono:
ISTIQOMAH
Karya : Pujo jenggot
Istimewa tak semua bisa
Senantiasa disiplin menjalaninya
Teramat sulit bukan mustahil pula
Ibarat awal belajar baca musti terbata bata
Qodrat manusia terlahir di dunia
Olah rasa penting dijalaninya
Menjalankan segala perintahNya
Al Quran sebagai pedoman hidupnya
HidayahNya berbalas surga
Ilmu agama jangan lupakan
Tanda bagi kaum beriman
Umat manusia di akhir jaman
Keberkahan hidup manusia
Allah telah mengaturnya
Rangkaian mukjizat bagi hambanya
Obat derita kala sengsara
Mujarab tiada duanya
Asal mau mempercayainya
Hidup bahagia aman sentosa
Probolinggo, 6-6-2018
[10:36, 6/6/2018] Endang: Aku itu setia dengan yang ada.
Jadi kuterima saja apa adanya.
Tak usah kau risau, aku takkan mencarimu lagi.
Begitu sibuknya waktu menyita.
Membuatku mawas diri.
Tak etis menuntut kamu selalu ada.
Karena kamu berbeda.
Jikalau kamu mendekat nantinya,
Aku siapkan diri agar kau nyaman untuk merapat.
Apapun, kita tetaplah dekat.
[13:03, 6/6/2018] Fitria Linda: PERANTAUAN RINDU
Sang bayu merambat pilu
Membawa secarik puisi rindu
Tetembangan asmaradana mengalun disetiap desau nafas memburu
Sesak menahanku memcengkram dan memasungku
Secawan rindu…
Menjamu bersama perahu
Perahu kertas terbawa sungai berlalu
Mengusik jemari untuk menggurat syair kalbu
Kumohon…
Jangan berhenti
Setiaku ini tiada mati
Walau ragaku terlepas nanti
Hayal dan mimpi hanya milik sang pujaan hati
Wahai sang perantau rindu…
Dengar desahku yang bergelayut sendu
Remuk menahan serpihan asmara terpaut syahdu
Wahai sang perantau rindu…
Kemelut hatiku semakin tersulut
Saat beban rasa cinta erat mengikat
Tertopang arumnya kayu cendana
Berhias indah sayap peri mayapada
Perantauan rindu…
Tak mungkin hati membeku
Ketika gamelan asmara memainkan lagu
Gemulai sampur selendang sang ratu
Mengusik rindu dalam buai bertandu
Perantauan rindu…
Tiada sesal ku mencumbu
Menahan getir jauh dari sang prabu
Nanarku menggeliat menahan sendu
Ketika dirimu jauh dari jangkauan kalbu
Kuharapkan riak gelombang samudera kan segera membawamu
Kembali dalam pelukanku
Fitria Linda^06-06-2018*
[20:56, 6/6/2018] Dedi Puisi: Kekasih
Malam telah larut
Gelap hitam yang pekat
Tiada sinar mentari
Hanya bulan dan bintang
Bertaburan di langit tinggi
Istirahatkanlah diri
Sebelum fajar menampakkan diri
Bermimpilah
Agar terlelap sepasang mata indahmu
Jangan lupa bermunajat
Pada Sang Maha Pemberi
[22:40, 6/6/2018] Dedi Puisi: Datang dan pergi
Itulah lumrah dunia
Tidak usah dipikirkan sekali
Nanti makan hati
Meranalah diri
Jadi sakit hati
Siapa yang rugi
Pasti diri sendiri
[22:43, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Tragis
Mencerai aksara
Membunuh kata
Memendam makna
Sirna karya
Batin tersiksa
Dunia berduka
[22:55, 6/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ironis
Dendam kesumat
Membakar nadi
Meracuni hati
Menghantui jiwa
Mimpi buruk
Mengaburkan asa
Menebar petaka
Menguncang mayapada
[06:39, 7/6/2018] Cucu Khodijah: UDARA PAGI
Pagi yang indah sekali
Kuhirup udara pagi ini
Begitu indah ciptaan Illahi
Ku bersyukur segenap hati
Padamu ya robbul izati
Usiaku sudah sampai hari ini
Lima puluh tahun Kau beri
Tanpa terasa semuanya sudah kulalui
Semoga sisa usiaku diberkahi
Terimakasih ya Alloh…..
[08:09, 7/6/2018] Erni Ekawati: Kususuri jalan di pematang sawah
Hijaunya padi membuat mata kembali hidup
Hari sudah siang
Terik mentari di rumah sudah terasa
Namun sawah itu masih diselimuti halimun pekat
Dinginnyapun terasa menusuk tulang Pada badan yang tak berlindung jaket
Burung-burung mengitari seputaran sawah
Sungguh nikmat yang kurasa
Pak tani dengan sigap mengairi sawahnya
Agar subur kembali si tanaman pagi
Tak lupa hati selalu berdzikir atas takjubnya ciptaan Tuhan
Marilah kawan selalu memuji pada Ilahi yang telah mempercayakan kita sebagai Khalifah di bumi tercinta ini
Selamat pagi salam dari si Comel Cantiiiik 😍😘😘😘😘😍
Mata saya sudah segar kembali
Tidurnya pulas Alhamdulillah
[17:42, 7/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Hampa
Karya : Pujo jenggot
Putaran gerigi belum terhenti
Deru udara membawa awan ke arah senja
Sepi seribu kata terbang engan terucap
Misteri datang bagaikan mimpi
Masa ini terlampau singkat
Tadi berlalu cepat sulit terulang lagi
Rona merah memedar di ufuk barat
Bersemayamlah raja terang diiringi ribuan kelelawar
Jiwa terombang ambing dihempas kegalauan
Kenapa waktu sulit terhenti barang sekejap
Lelah hayati bergumul peluh diterjang surya
Mereda hasrat angkara di ujung senja
Merenda kisah pengembala aksara
Terpenjara di balik jeruji hitam pekat
Kehampaan menerpa belum pula usai
Probolinggo, 7-6-2018
[18:16, 7/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Walah sudah jenuh menu rumah
Berpesiar keluar rumah
Bersama keluarga sejenak tinggalkan rumah
Berburu menu buka yang tak sama dengan di rumah
Cari saja restoran mewah
Duduk di meja berwarna merah
Mewah mepet dengan sawah
Merah menanti sambil ramah tamah
[18:43, 7/6/2018] Fitria Linda: SECANGKIR KOPI
Kopi…
Panasnya harus pasti
Agar tidak menyiksa perut ini
Kopi…
Manisnya menurut selera hati
Atau juga bergantung permintaan pembeli
Kopi…
Secangkir untuk di pagi hari
Suntuk pun bisa dinikmati lagi
Kopi…
Teman baik saat sendiri
Atau dikala bercengkrama dengan sahabat sejati
Kopi…
Itu juga makna filosofi
Bergantung siapa sang ahli
Memberi nasehat dan petuah yang dinanti
Secangkir kopi…
Siapa yang tak inginkan ini
[19:56, 7/6/2018] Rubaidarose: Sihitam manis kupuja ku damba
Pagi petang menghiasi meja
Persegi panjang kecoklatan
Gemericik suara menahan aroma
Sedap nian menyerah asa
[19:59, 7/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Simfoni Sungai
Karya : Pujo jenggot
Senyumlah jangan sungkan bagai sapa mentari pagi
Sirna lelah raga lenyap tersapu deras keringat bumi
Simfoni alam teramat syahdu takjub jiwa memuji
Buih bersorak kegirangan teramat ramai
Hantaman demi hantaman di luas muka keras silih berganti
Jejak jejak lubang membekas di sana sini
Citra pesona alam duniawi sungguh memikat hati
Pengembara bergulat di alam sunyi bersama kawanan saling berkreasi
Mengurat tinta emas atas nama prestasi
Bakti pribadi pada negeri yang dicintai
Probolinggo, 7-6-2018
[23:39, 7/6/2018] Fitria Linda: BELUKAR HATI
Sesangguh nanar diri
Bergulat hidup penuh ambisi
Sibuk hanya ingin mengisi perut ini
Hingga lupa akan dahaga hati
Elok terbinar dunia fana
Terbentang serunai nyanyian surga
Tapi nyatanya hanya fatamorgana
Terakhir hari kita terpejam
Hanya sedikit yang menghias malam
Racun dunia telah membuat semua kelam
Hingga waktu terbuang dan terkaram
Kita semua hanya musafir
Mengais sesuatu bagai orang fakir
Seandainya semua umat berfikir
Pasti kita akan ingat suatu saat ada hari akhir
Belukar hati…
Serumpun belukar tiada arti
Dimata Sang Pencipta semesta ini
Kita mengemis pada Ilahi
Karena waktu yang buat kita antri mati
Belukar hati…
Hikayat cintamu usai kini
Saat Allah cabut seluruh urat nadi
Bermain hati hanya menjadi penyiksa akhirat nanti
Tobatlah sebelum malaikat maut menghampiri
Belukar hati…
Jangan pernah engkau ingkari
Firman Allah dan sabda Nabi
Hidup jangan berkutat pada ambisi
Redup hidupmu suatu saat akan kau tangisi
Belukar hati…
Syafa’at Allah tak kan berhenti
Saat hati mengalir cahaya imani
Sangga waktu sebelum esok hari
Sebelum malaikat kubur menghabisi
Fitria Linda_#07-06-2018#
[00:08, 8/6/2018] Dwi Farida: Malam kian sepi mencekam.
Semakin hati ini tenggelam.
Oleh angan dan harapan yang semakin lama hilang.
Dan tak mampu ku kendalikan.
Ku bertanya berbalut diam.
Sampai kapan rindu ini mencengkeram.
Terpasung dalam kubangan berwarna hitam.
Ku tanya pada malam.
Tak ada jawaban.
Kutanya pada waktu
Dan waktupun memberi jawaban yang sama.
Tetap tersiksa dalam kerinduan
Seandainya aku bisa.
Akan ku pasang tanda larangan .
Seandainya aku bisa.
Akan ku buang semua kenangan
Siapakah yang mampu menolong.
Dari sakit asmara yang begitu kejam.
Hanya Tuhan .
Ya.hanya Tuhan saja.
Yang dapat menghentikan .
Karena ku tak sanggup melakukan.
🤩🤩🤩🤩
Pak pujo..pak dedi..bunda fitri..adik comel..krisan dong..haa
[00:22, 8/6/2018] Dwi Farida: Dia adalah yang terindah yang pernah ada.
Dia adalah cerita cinta di masa muda
Dia adalah yang termanis di kala bercanda tawa
Sekarang…
Dimanakah dia?
Entahlah..
Pernah tersiar kabar
Dia jadi yang istimewa di antara bunga bunga
Pernah terdengar berita
Dia menjadi yang terhebat di antara koleganya
Dia tak pernah ku temukan lagi
Dia sudah tak bersamaku lagi
Dia sudah punya dunia yang jauh lebih indah .
Dan..
Dia adalah separuh jiwaku.
Dia dan aku berbahagia
Dengan kisah yang berbeda.
🤭🤭🤭..krisan..krisan..ayo bantu krisan..
[00:38, 8/6/2018] Dwi Farida: Terhempas dalam kelemahan diri
Berlari dan terus berlari
Semakin jauh. Jauh..kaki tertatih tatih
Terseok seok dan akhirnya jatuh tersungkur
Tak peduli
Semakin kencang berlari
Terjerembak dalam lubang yang sama
Haruskah terus begini
Usia tak muda lagi
Bila waktunya nanti
Pasti akan terjadi
Maut datang tak ada yang mengetahui
Ku sadarkan diri
Mohon pengampunan Ilahi
Atas segala dosa yang pernah aku lalui
Sampai saatnya nanti aku berpasrah diri
Dengan tersenyum senang hati
Bertemu dengan sang pencipta abadi
😘😘😘 kk ida
# 80618 pukul 00.45 #
[00:53, 8/6/2018] Dwi Farida: Saat ini pukul 00.50 dini hari
Semua sudah terlelap dalam hangatnya selimut malam
Entah mengapa mata ini tak mau terpejam
Tubuh layu sudah mendera
Banyak hal berkecamuk di dalam kepala
Satu persatu ku cernah
Terbersit dalam hati untuk memuja
Terimakasih Tuhan
Sepanjang hari sudah Kau beri segala nikmat
Terimakasih Bapa
Sepanjang kehidupan tak sekalipun Engkau tinggalkan
Ku hujani ucap syukur dari mulutku
Ku berkidung pujian akan kebesaran nama_Mu
Perlahan kantukpun mulai merayap
Dan tiba saatnya aku istirahat
😘😘😘 selamat malam semua sahabat..berkat Tuhan selalu untukmu.
Kk ida # 8 06 18. Pukul 01.00 dini hari
[04:58, 8/6/2018] Cucu Khodijah: Kulihat pelangi sore hari
Indah lukisan illahi
Kutatap mensyukuri diri
Tuhan sungguh indah yang Kau beri
Salam pagi
[05:10, 8/6/2018] Endang: Di penghujung malam.
Seorang wanita mengusap peluh di kerut dahinya.
Dua karung cabe masih tergeletak serampangan.
Diusapnya tetes keringat bercampur hujan.
Kakinya bergetar menahan dingin dan lelah tak terhingga.
Dipeluknya karung cabai berharap hangat pedas menular pada ringkih tubuhnya.
Lamat terdengar ayat suci Al Quran berkumandang dari musholla di seberang pasar pagi.
Perih hatinya.
Rindu diri agar menua dalam kenyamanan damai bersama anak dan cucu.
Hujan semakin deras.
Alunan suara itu menyentuh hati.
Disudut gelap dinding pasar yang kumuh dan becek,
Wanita itu menengadahkan wajah dan kedua tangannya berapit dua karung cabe, berdoa untuk kedamaian anak, menantu dan cucunya yang lebih dulu menjemput Rahmat Sang Illahi.
Mereka pergi setelah tak kuasa menahan panasnya wabah demam berdarah.
Air mata menetes semakin deras saat lantunan doa itu berpadu dengan suara adzan subuh dan derasnya hujan.
Kerasnya hidup di penghujung malam.
[10:13, 8/6/2018] Dwi Farida: Tak pernah sesal sedikitpun ku terima
Bersama teman semua aku jadi bisa
Menjadi saudara walau tak bersua.
Nimati kebersamaan di satukan oleh sebuah karya
[10:35, 8/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sahabat baru selamat bersua
Kehadiranmu di sambut terbuka
Kami tunggu untaian kata
Karya sahabat sebagai awal pembuka
[11:37, 8/6/2018] Erni Ekawati: Saya hadir penuh keceriaan
Di tengah panas peluhnya udara
Amanah baru t’lah kujalani
Sembari menunggu nahkoda yang baru
Alhamdulillah salam sapa dari sahabat baru
Kubaca satu persatu semoga bisa belajar bersama
Dihiasi senyum tawa
Tak ada OSPEK seperti Kak Rose bilang
Dan aku pun bukan orang kejam
Pokoknya salam cantiiiik dari si Comel Cantiiiik
Adiknya Kak Ida yang baik hati dan selalu disayang😍😍😍😁😁😁
[12:46, 8/6/2018] Harry Agus Y: Rahayu
Oleh Harry Agus Yasrianto
Coba rasakan terik
Di sana
Mereka berjejal tanpa alas
Hanya bersendikan tulang
Tanpa suplemen merek wahid, mereka tetap mengayun lutut agar tetap bisa merasakan nasi busuk
Di warung padang
Di warung tegal
Di warung tenda
Sisa nasi semalam tidak pernah mereka bertanya
Tentang kadaluarsa
Tentang bau tengik
Perut mereka sudah terlalu kebal
Dengan formalin
Dengan zat pewarna
Lihat di sana
Betapa lincah
Tubuh itu meliuk ke muka
Berebut nasi yang sudah mereka ketahui basi
Lihat diriku
Cek darahku
Terlalu takut
Akan serangan jantung
Memilah kandungan mengukur tensi
Setiap jam
Menambah daftar herbal
Merasakan cenat cenut di sendi kaki
Aku panik
Asam urat begitu mengikat
Aku gelisah
Mengurangi jam tidurku
Berfikir keras
Kepala pusing
Aku resah
Kolesterol mengencangkan saraf otakku
Coba lihat,
Betapa bahagia mereka
Tanpa beban
Di tengah terik yang begitu menusuk kulit
Sementara aku di sini
Sejuk di bawah deraan AC Yang terus memanjakanku
Sampai ujung maghrib memanggil
Untuk selalu bersyukur dan bersyukur
Kenikmatan mana lagi yang hendak aku dustakan
Berau, 08 juni 2018
[12:55, 8/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sudah saatnya aksara kembali terangkai
Bertaburan kata kata mengusung beragam makna
Memang tiada sempurna pada awalnya
Memang kurang memikat saat dibaca
Memang sulit kadang dicerna
Namun ini tetap sebuah karya
Meski tiada pernah dipinta
Hadir tampil kemuka
[12:56, 8/6/2018] Kang Khasan: Rahayu tetap melangkah
Tak peduli cercaan, hardikan…
Tp kekebalan tubuhnya pelan pelan terhempas bayu
Dan membawanya entah kemana…
Rahayu dulu ayu.
Kini menjadi layu…
Termakan pikiran berat mengganggu
Akibat Perbuatan tabu…
[13:25, 8/6/2018] Fitria Linda: Judul pasti ada maksudnya
Rahayu diambil makna dari arti bahasa jawa
Sehat, selamat sejahtera.
Dari puisi tsb sudah pas.
Kita butuh keselamatan dg menyelamatkan tubuh kita dari makan2an luar yg liar akan kandungannya bahkan racun bagi tubuh kita.
☺☺👍🏻👍🏻👍🏻
[13:29, 8/6/2018] Fitria Linda: Bebaskan saja Pak.
Kalau saya membuat puisi menentukan judul dahulu karena dg judul kita tau tema apa yg akan kita usung.
Yang terpenting dari puisi adalah pesan dari yg kita harapkan dari para penikmatnya.
Bagus sekali Pak. Teruslah berekspresi jangan ragu untuk terus bereksperimen tentang diksi.
Saya mengusung diksi juga sebagian ambil dari bahasa daerah.
Semangattt…💪🏻💪🏻💪🏻☺☺☺
[13:49, 8/6/2018] Hartini Hamzah: Aksara di rangkai dengan rapi
Terbaca curahan penuh arti
Kini aku datang kembali
Menulis syair isi hati
Terangkai manis penuh makna
Lama hilang entah ke mana
Walau sekarang tak bersua
Ku kirim doa buat semua
Semoga sehat senantiasa
Pada ilahi robbi memohon doa
Kita semua selalu dalam lindungan-Nya
Lutim, 07-06-2018
[17:00, 8/6/2018] Dwi Farida: Betina tangguh
Terbangun di pagi buta
Sementara sang penghuni lainya masih berbalut selimut hangat
Tiada mengeluh
Jari jemari beradu saling berbenturan untuk menyiapkan segala yang di butuhkan seisi rumah
Pikiran berkecamuk memilih yang terbaik untuk hidangan makan.
Hatinya tenang melihat tata rumah indah di pandang
Hatinya senang makanan siap di meja makan
Hatinya pun riang melangkah meninggalkan rumah untuk membantu menimbun pundi pundi uang untuk bekal masa depan
Semua di lakukan dengan satu tujuan
Rumah tangga tetap terjaga dwngan aman
Tak di hiraukan peluh meleleh di keningnya
Tak di pedulikan hijan dan panas menemani hari harinya
Semua untuk anak anak yang di sayang
Semua untuk masa depan gemilang
[17:27, 8/6/2018] Fitria Linda: Dirimu adalah wonder woman
Tiada henti siap sedia jadi pelayan
Pelayan keluarga juga pelayan kemasyarakatan
Demi semua kehidupan agar nyaman
Dirimu adalah wonder woman
Sekelas dengan para pahlawan
Lebih kuat dari ironman
Lebih hebat dari superman
Dirimu adalah wonder woman
Laksana matahari sebagai idaman
Dan rinai hujan yang selalu dirindukan
We are wonder woman
SDWW.com ☝🏻😃
[19:42, 8/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Superman kalah dari wonder woman
Di medan mana terjadi persaingan
Jurus apa yang boleh digunakan
Berapa ronde terlaksanakan
Tak mungkin menang jago pejantan
Meski pakai senjata pinjaman
Apalagi didukung setan
Sungguh superman tak ada kesempatan
Duduk termenung di perempatan
Menunggu datang bala bantuan
Demi sebuah kebanggaan
Mengalahkan sang wonder woman
Saat lomba menu masakan
Cepat tanggap mengoreng ikan
[19:46, 8/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Menanti suster keliling bawa ambulan
Sopir termenung duduk sendirian
Mendongak tampak muncul rembulan
Sungguh aku didera kesepian
[19:55, 8/6/2018] Fitria Linda: Jangan risau supermen
Pria adalah bagian penting elemen
Elemen kehidupan yang permanen
Menabur hidup rumah tangga dan menuai panen
Panen menuju surga manisnya melebihi permen
🤭🤭🤭
Cari ambulan Kak Rosss @Rubaidarose…
🚑🚑🚑Ui… ui… ui…
[21:24, 8/6/2018] Harry Agus Y: Diantara Sepotong Senja
Oleh Harry Agus Yasrianto
Duduklah di sini
Nikmati detik detik yang tersita
Sisa keberadaan kita
Dengarkan
Gesekan jeruji besi yang berputar
Melingkari rantai yang menjuntai lemah
Dengarkan saja
Helaan nafas si pengais besi berjalan
Terasa berat
Seberat beban nyata hidupnya
Berharap penuh pada setiap kocek rupiah kita
Biarkanlah ia seperti itu
Membaca setiap tikungan, lampu merah dan lorong lorong gang sempit
Mendekatlah padaku
Dekap sesuka hatimu
Ini waktu terakhir kita
Seperti yang engkau pinta
Terpisah
Seperti sebuah gunting engkau bersikap
Tajam
Memisahkan dua hati yang sebelumnya menyatu
Bicaralah semampumu
Atau marah
Karena esok tak akan ada lagi debat panjang
Tak akan ada lagi besi karat yang berjalan
Yang tersisa
Hanya sepotong senja
Di ujung hatiku yang terkoyak, nyata
Tanpa mu
Tanpa pak tua pengayuh becak tua
Berau, 08 juni 1999
[23:54, 8/6/2018] Nasrullah: http://mynewbiogdde.blogspot.com/2018/06/puisi_24.html
[00:07, 9/6/2018] Pak Cholid Emen: Di penghujung malam yang makin sunyi
Pelan kurebahkan raga ini
Hanya kepasrahan terdalam yang sekarang bergelayut
Diantara hiruk pikuk altar kehidupan
Tuhan…
Lirih kubisikkan
Izinkan ku ketuk pintuMu
Dan biarkan aku nikmati hidangan yang Engkau sajikan
[03:41, 9/6/2018] Bu Samaah: Puisi
” Kepadamu kuhaturkan”
Terima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah mengajarkan
Kepada siapa ku harus menghamba
Tetima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah mengajarkan
Pada kami anak-anak yg haus ilmu pengetahuan
Terima kasih Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang telah sabar
Menunjukkan jalan tuk meraih kebaikan
Terima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah menunjukkan jalan tuk meraih cita dan harapan
Guruku tersayang
Terima kasih Kepadamu kuhaturkan
Guruku
Hanya doa yang bisa kulantunkan
Bersama air mata perpisahan
Guruku tersayang
Doamu kupinta
Tuk luruskan jalan
Guruku tersayang
Jasamu kan kukenang dan terpatri dihati paling dalam
Doa kami untukmu
Semoga keberkahan selalu menyertai langkahmu
– mohon kritik dan sarannya, baru belajar”
Wass Saamah
Kami anak-anakmu
[04:36, 9/6/2018] Bu Samaah: Hatur nuhun sarannya ‘ siap untuk belajar”
[04:37, 9/6/2018] Bu Samaah: Puisi
” Terima kasih guruku”
Terima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah mengajarkan
Kepada siapa ku harus menghamba
Tetima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah mengajarkan
Pada kami anak-anak yg haus ilmu pengetahuan
Terima kasih Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang telah sabar
Menunjukkan jalan tuk meraih kebaikan
Terima kasih
Kepada siapa kan kuhaturkan
Kepadamu yang tak lelah menunjukkan jalan tuk meraih cita dan harapan
Guruku tersayang
Terima kasih Kepadamu kuhaturkan
Guruku
Hanya doa yang bisa kulantunkan
Bersama air mata perpisahan
Guruku tersayang
Doamu kupinta
Tuk luruskan jalan
Guruku tersayang
Jasamu kan kukenang dan terpatri dihati paling dalam
Doa kami untukmu
Semoga keberkahan selalu menyertai langkahmu
– mohon kritik dan sarannya, baru belajar”
Wass Saamah
Kami anak-anakmu
[05:27, 9/6/2018] Hartini Hamzah: Yak pandai aku menilai
Karena diriku masih dini
Sama belajar benahi diri
Sedikit sedkit beranikan tulisi
Ungkap semua isi hati
Tak beraturan sama terangkai
Setiap baris dikaulah memakanai
Apa harus kuucap
Tiada bisa kusadap
Hanya bisa prnuh harap
Bersama belajar saling ungkap
Semasa silau tatap mata
Tiada terlihat gelap gulita
Hitam pekat akan warnanya
Kita berbuat apa adanya
Salam sahabat,selamat berkarya sukses tuk semuanya
Lutim, 09-06-2018
[05:38, 9/6/2018] Bu Etty: 😁😁😁 masih malu2 takut salaah
[06:14, 9/6/2018] Dedi Puisi: Ku lihat di langit
Awan mendung kembali
Sepertinya hujan akan turun lagi
Tapi
Diri sedang mencuci
Pakaian sudah tiga hari
Belum dicuci
Ku basahi tangan ini
Dengan air guna mencuci
Pakaian yg sudah tiga hari
Belum juga dicuci
Karena saban hari
Hujan membasahi bumi
[06:31, 9/6/2018] Harry Agus Y: DARI BALIK JEBDELA
Oleh Harry Agus Yasianto
Bolehkah
Aku meminjam bayang bayangmu
Sesaat saja
Hanya untuk menghapus debu debu luka di rinduku
Agar jarak pandang hatiku
Tidak terhalang
Oleh dinding jendela cemburu
Apa aku harus berlari
Melepaskan kotoran kotoran yang menempel di teras hatimu
Walau hanya untuk mengusap setitik noda
Yang pernah aku torehkan di serambi jiwamu
Maafkan saja
Atau hapus segalanya
Jika itu memang mampu membungkus kebahagiaanmu
Aku pergi dari bilik jendela
Yang pernah engkau buka untukku
Depok, 26 januari 1998
[06:33, 9/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: PUISI
P aparan ekspresi isi hati
U ntaian kata kata dalam kreasi
I ndah bentuknya padat berisi
S enandung kiasan penuh arti
I ngin selalu dibagi bagi
[06:37, 9/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Semakin ke belakang semakin bersinar
Tak pelak mantap berkilauan
Tak salah tempat berbagi
Mari kita menyalaminya
Kita timba pengalamannya
[06:55, 9/6/2018] Dwi Farida: Ku asah dan selalu ku coba
Ku ingin serba bisa seperti pak dedi sang pujangga
Ku tak akan menyerah belajar dengan teman tercinta
Semangat terus berkarya
Sampai ajal tiba
Memberi diri
Untuk negri tercinta
Indonesia raya
[07:08, 9/6/2018] Dedi Puisi: Jangan terlalu memuji
Kepada diri yg lemah ini
Takut nanti
Takabur dan sombong atau lupa diri
Aku terus memacu diri
Belajar tiada henti
Menulis puisi
Setiap hari
Harus sudah menjadi tradisi
Yang tak pernah terbayangkan oleh seorang Dedi
Terjun secara totalitas
Harus dikerjakan hingga tuntas
Karena banyak pekerjaan yang sudah menunggu untuk dilakukan dengan pantas dan lekas
[07:37, 9/6/2018] Cucu Khodijah: Salam pagi untuk sahabat pena
Selamat menjalankan puasa
Tak lupa untuk selalu berkarya
Sahabat kutunggu selalu untaian kata pena
[08:08, 9/6/2018] Bu Samaah: Salam hangat untuk sahabat
Sahabat pena yang bertemu di dunia maya
Salam kenal dari saya
Yang masih malu dan ragu menguntai kata
Apalagi dibaca oleh para pujangga
Tapi hati tak kuat tuk berbagi rasa
Biarlah sahabat yg membaca
Berharap saran penuh makna
Cimahi, juni”18
[08:17, 9/6/2018] Hj Neneng Hen: Untaian katamu sangat memikat
Membuat hati selalu teringat
Kita sudah menjadi sahabat
Semoga langgeng sampai akhirat….
Dan Allahpun tetap memberi berkat
Kepada kita semua yang punya niat….
Menulis mengembangkan bakat….
SMI, 09-06-18
[08:18, 9/6/2018] Dewi#perpus: Susunan aksara penuh makna
Oleh kustriana dewi
Derap deru dinding dada
Cerita cita cinta cemara
Gadis galau gundah gulana
Ketika kaidah kata kurang
Lalu lalang lalu lintas
Terik terus tak terasa
Fantasi family fana fatamorgana
Aku antara aman aral
KD, 090618, 08.15
[08:41, 9/6/2018] Dwi Farida: Salam sapa teruntuk bunda cuho
Udara pagi terhembus ringan di sela sela pori
Langit terlihat gagah membentang
Di hiasi awan yang berarak menantang
Ku percaya hati begitu tenang
Seperti bunda cuho tersayang
Nikmati anugrah pagi bunda cuho
Dan tak jua lupa ku ucap salam bua adik comel seorang
😘😘😘 kk ida
[08:52, 9/6/2018] Endang: Gede Rumongso
By. Endang Puspitasari
Kukira dirimu mengerti, kawan.
Setelah sekian lama kita selalu bersama.
Berbagi cerita tentang apa yang kita rasakan.
Bebas bergerak mengikuti arah angin yang meniup.
Terbang mengkhayal seakan tak menjejak bumi lagi.
Bersamamu aku bahagia.
Menikmati dan merasakan denyut jantung dan iba rasa sesama.
Kita bergerak dan berempati dalam aksi yang nyata.
Kukira kamu paham, kawan.
Betahnya aku selalu disisimu tak cuma hanya organisasi.
Kuserahkan seluruh waktu dan pikiranku itu hanya untukmu, sebenarnya.
Kukira kau merasakan, kawan.
Bahwa aku tak setulus yang kau kira.
Aku berbuat karena aku mengharapkan mu,
Sungguh mengharapkan mu,
Untukmenjadi imamku.
Harapanku pupus terbang seperti khayalku yang tak berjejak bumi.
Undangan bersampul kuning, ini sungguh membuatku cemburu.
Aku tak pernah paham, mengapa dirimu memilih proses ta’aruf yang membuatmu bertemu dengan orang jauh yang tak kau kenal dengan dekat.
Aku sedih tak terkira,
Batinku menangis, perih.
Aku kira dirimu paham sekarang.
Mengapa aku pergi.
Selamat kawan.
Selamat berbahagia.
Semoga aku juga bisa sebahagia dirimu nanti.
[08:53, 9/6/2018] Endang: ☺
[09:41, 9/6/2018] Bu Etty: Pemanjat Kelapa. Kau ikat pinggangmu kuat dg tali panjang. jari tangan dan kakimu lincah memanjat pohon kelapa tinggi… Rasa ngeri dan takut tiada kau punya. Demi Sesuap nasi dan si buah hati hilangkan semuanya.. Dg lincahnya sampai dipucuk pohon kelapa. Satu demi satu kau pilih kelapa muda pesanan tuk buka puasa.. Setandan kau turunkan hati hati dg tali panjangmu biar tak pecah dan dikomplain pelanggan setiamu. Senyuman manismu selalu terukir dibibirmu terbayang sudah rupiah demi rupiah ada kantongmu.. Kau turun pohon bak seluncuran. Mataku tak pernah lepas menatapmu.. Kagum dg semangatmu dan keberanianmu… Ketangkasanmu dan kasihmu pd keluargamu yg selalu menantimu dg penuh doa keselamatanmu wahai ibu pejuang tangguh pemanjat kelapa🙂
[04:04, 30/5/2018] Eulis: Buku usang
Ku buka lembaran buku yang telah usang
Penuh warna yang kulihat namun tak seindah pelangi
Aku tertegun seakan tak percaya Tergores tulisan yang membuat batin ini menangis,
Dan tak terasa air mata mengalir begitu deras.
Tuhan inikah scenario yang Kau berikan kepada hambaMu…
Cerita yang begitu apik, indah dan mempesona.
Walaupun buku ini telah usang namun tersimpan sejuta kenangan.
Bandung 2018 -elis wahid
[04:11, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Mantap, memori terpenjara dalam rangkaian kata, menyeruak hadir kala terbaca, menyentuh batin menguak duka, membekas jejak” peristiwa lama, mengharap pinta pada Yang Esa, mensyukuri nikmat yang telah diterima, memori nostalgia penuh cerita.
[04:31, 30/5/2018] Cucu Khodijah: 👍👍
[04:58, 30/5/2018] +62 812-2239-5251: Ya, sajaknya
[06:06, 30/5/2018] +62 812-2239-5251: Sahabat sejati yg hebat
Sy pamit undur
Karena ada nomor yg baru🙏😊
[06:35, 30/5/2018] Dedi Puisi: Literasi Tiada Batas
Membaca dan menulis
Selagi masih bernyawa
Selagi masih berada di alam buana
Selagi masih diberi nafas oleh yang Maha Esa
Selagi masih menjadi manusia
Literasi tak kenal siapa atau rupa
Literasi tak kenal suku bangsa
Literasi ukuran standar sebuah negara
[15:08, 30/5/2018] Rachmat: Renjana Serat Saujana
Ke barat kita makin tuju
tapi jalan tak satu, kian membelan
liku memisah titian kita bersarak
Kita tak padu tawang,kerap cewang
gubuk-gubuk pudar dari andang
awan-awan menghitam kelam
lau hilang
Kirana kembali singgah, gelisah
Enggan aku merayu lewat belaian
tak kuasa menimang dengan buaian
lelah sayap patah gelepur
jalanan makin garang
siang, malam lamban berbincang
awan-awan menghitam kelam
lalu hilang
Kirana kembali pergi, resah
kusirat hati merentet dedaunan
kukait cinta rajut dahan-dahan
lantas kutitip renjana pada sang luna
disana, engkau pasti nyenyak pirsa
sekilas roman setitik terbayang
bermuka-muka di cermin terawang
awan-awan menghitam kelam
kembali hilang
[15:24, 30/5/2018] Rubaidarose: 👍
[15:30, 30/5/2018] Ustadzah Miftah: ROB
Kusaksikan indah di tepi laut
Ombak bergoyang melandai di pantai
Indah nian bikin mata terpaut
Irama merdu mengalun damai
Namun…
Begitu gelombang pasang membesar
Tiada yg bisa di sasar
Aneka benda terbawa
Hanya selamatkan nyawa
Ya… air rob
Genangan airmu
Jadikan perjuangan tiada henti
Banyak hati menuai syahdu
Mencari tambatan hati
Di mana harus di cari…..
Hanya pada Mu Ilahi
Sujud pasrah atas kehendakmu
Tiada di dunia yg abadi
Hanya cinta kasih Mu
Pekalongan; Miftah, 14.51
[16:39, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Jika percakapan itu olah pikiran
Gosip itu latihan lidah
Lantas berpuisi itu apa?
[18:10, 30/5/2018] samanibadar123: Berpuisi itu expresi suara hati
[18:13, 30/5/2018] Nik Bu: Setuju Pak Sam
[18:23, 30/5/2018] Cucu Khodijah: Puisi adalah permainan kata yg indah,ungkapan hati para pujangga,buah pikiran para sastrawan
[18:25, 30/5/2018] Nik Bu: Puisi adalah sebuah pesan yang indah berbalutkan diksi yang mengandung simbol dan lambang
[18:26, 30/5/2018] Dwi Farida: Puisi adalah hasrat hati. Yang mengandung berbagai berpesan
[18:27, 30/5/2018] Ummi Azizah: Puisi adalah sebuah ungkapan keresahan hati yang tertuang melalui gaya bahasa yang penuh makna
[18:28, 30/5/2018] Dwi Farida: Puisi adalah bagian dari hidup pribadi orang. Itu sendiri d mn di dalamnya ada. Keluh kesah harapan.kebahagiaan yg semuanya itu dapat melegakan.
[18:42, 30/5/2018] samanibadar123: Kutuangkan segelas air hangat tuk padamkan dahaga raga
Kupanjatkan seuntai kata doa tuk sirami dahaga jiwa.
Kudekap kata suka cita tuk dapat kan pahala
Kugenggam kata rela tuk dapat kan kesabaran jiwa dan raga.
Kubuat semua menyapa kebesaran Nya.
[19:06, 30/5/2018] Fitria Linda: Alhamdulillah…
Untaian senadung untuk Sang Pencipta
Yang selalu turunkan air untuk pelepas dahaga
Meniupkan nafas untuk detak jantung kita
Menguntai masa untuk pertobatan manusia
Karena suatu saat akan tiba masanya
Semoga kita tidak hanya menjadi sahabat dan saudara di dunia
Tapi berharap kita bisa saling bertegur sapa di surga
[19:30, 30/5/2018] Padiah: 👍👍
[19:30, 30/5/2018] Diahnst: Mewakili sukacita tatkala berbuka puasa..
[19:37, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Bakat terpendam semakin kuat hadir seiring pinta dan kesempatan
Berderet aksara berjajar rapi saling berdekatan
Berbagai makna kata terbentuk bertautan
Berbaris baris tiada saling bersikutan
Bait tersusun saling berpatutan
Berbuah syair indah jadi panutan
[20:10, 30/5/2018] Rubaidarose: Wah wah…mantapp
[20:42, 30/5/2018] Nik Bu: Cakep puisinya
[20:45, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Terima kasih bu
[20:45, 30/5/2018] Nik Bu: Sama2 Pak
[20:47, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Keluarkan dong puisi cantiknya😘
[20:50, 30/5/2018] Nik Bu: Haaa, masih belum ketemu ilham Say
[20:50, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: 😱😱🤣🤣
[20:50, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Biasanya jurus Puisi cantiknya selalu hadir😘😘
[20:51, 30/5/2018] Nik Bu: Iya ntar dulu hi hi😘😍
[20:51, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Lg sibuk bisnis yaa
[20:52, 30/5/2018] Nik Bu: Sibuk gak puguh De 😊
[20:53, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: 😱🤣
[20:53, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Sama dong
[20:53, 30/5/2018] Nik Bu: Haha asyik sama
[20:53, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: 🤣🤣🤣
[20:55, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Patidusa (4321)
Makhluk ciptaan Sang Pencipta
Khalifah penghuni dunia
Insan mulia
Manusia
Tempatnya
Surga neraka
Pilihan akhir manusia
Karma perbuatan pria wanita
[20:55, 30/5/2018] Nik Bu: Mantap Pak Pujo 👍🏻👍🏻
[20:57, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Di baca dari atas ke bawah atau sebaliknya tiada banyak berubah maknanya, mari sahabat berlatih olah kata
[20:58, 30/5/2018] Nik Bu: Saya lagi mati rasa 😃
[20:59, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: 🤣🤣🤣
[21:06, 30/5/2018] Nik Bu: Sahabatku De Mimin
By : Nik Sumarni
Perjumpaan kala itu bagai mimpi
Kau indah, mungil, imut
Nampaknya kau juga pemalu
Aku yakin hatimu mulia
Bagai mutiara yg tak terjamah
Di dasar samudera
Indah sorot matamu
Aku terpana budi bahasamu
Aku yakin kau calon penghuni Firdaus
Pasti Tuhan sangat sayang padamu
Terlalu manis perjumpaan waktu itu
Semoga terulang kembali
Dindaku Mimin Mintarsih
[21:08, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Aamiin ya rabbal aalamiin😘😘
Jzkllh Khoiron katsiiroo
Semoga Alloh hadirkan bisa ketemu kembali
Aiiih saya g bisa balas dengan puisi 😘😘🙏🙏🤣🤣
[21:09, 30/5/2018] Nik Bu: Puisinya di save ya De
Dibingkai 😃
[21:11, 30/5/2018] Mimin Mintarsh: Pastinya siyaap oke😘😘
[21:12, 30/5/2018] Fitria Linda: RELUNG SANUBARI
Rimbun ilalang menggeliat dalam hembusan sang bayu
Lembayung rona senja menoreh dalam kanvas cakrawala sendu
Sendu menghantar waktu
Saat surya tenggelam bersama alam menyatu
Remuk dalam sapuan jiwa
Bergemuruh dalam geram alam mayapada
Jika seroja bersanding mayang
Tikam cercah jiwaku dengan Penguasa yang agung
Senyap alunan angin mengibas peraduan malam
Menandu kilau rembulan dalam pelukan langit kelam
Desir…
Menggema menggerogoti risau kerinduanku
Kerinduan yang kugores dalam sebongkah pualam rindu
Mengadu dan mengusik setiap detak sanubariku
Ya Allah…
Jika cinta ini menggema sampai langit sana
Ijinkan setiap nafasku membuai alunan asmaMu dengan jemari zikir doa
Ya Allah…
Jika lebur jagat Kau porak porandakan saat akhir masa
Cukupkan sukmaku utuh memeluk hati terukir namaMu dan asma utusanMu kan kau persatukan
Hening malamku…
Akan selalu kusebut namaMu…
[21:14, 30/5/2018] Nik Bu: Puisinya Joos banget 👍🏻👍🏻
[21:16, 30/5/2018] Fitria Linda: 🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺☺
[21:36, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Belum sempurna
[21:36, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: REVISI
Patidusa (4321)
Makhluk ciptaan Sang Pencipta
Khalifah penghuni dunia
Insan mulia
Manusia
Tempatnya
Surga neraka
Vonis akhir manusia
Hasil sidang pengadilan karma
[21:40, 30/5/2018] Nik Bu: 👍🏻👍🏻😊
[22:46, 30/5/2018] Fitria Linda: IKRAR CINTA
Kusambut kanvas cakrawala di hias warna pelagi
Membentang bagai selendang para bidadari
Sang pemuja telah berada di peraduannya
Memadu aksara rindu asmara
Meminang bidadari berselendang jingga
Cinta…
Sudah tiba di dermaga asa
Bernaung indah di tepi telaga
Membasuh gundah dan segala muram durja
Membuai bagi penikmat sucinya
Cinta…
Secawan rindu melepas dahaga
Yang terpasung dari emosi jiwa
Manja merayu bagi jiwa yang merana
Menyungging senyum senada dawai sang dewa
Cinta…
Kubaringkan keabadian tanpa raga
Menghias rumbai-rumbai surga
Yang bergelayut penuh makna
Seelok titah Sang Pencipta
Ikrar Cinta…
Sumpah diagungnya mayapada
Menggenggam erat seluruh rasa
Menelan getir candu asmara
Ikrar Cinta…
Penobat titah janji palawa
Tertulis dedaunan lontar arjuna
Bertandu elok warna kencana
Inilah singgasana megahnya
Ikrar cinta…
Bersemayam dalam relung dalam samudera
Begitu luas dan dalamnya
Hingga hamba mencarinya tak kuasa
Ijinkan asmara tetap memanggul keabadian
Memikul beratnya kadar kemurnian
Sehingga tak sebatas imaji kesunyian
Fitria Linda#30-05-2018#
[22:49, 30/5/2018] Hj Neneng Hen: Permohonan
By: hjnenenghendrayati
Aku bertanya pada rembulan
Tentang sebuah pertanyaan
Aku bicara pada sang awan
Tentang sebuah angan-angan dan pengharapan….
Angin gemersik dibalik hujan
Memberi arti dengan senyuman
Keluh kesah berkepanjangan
Berselebung…
Tertutup bersembunyi tak punya arti….
Aku berdiri menghitung jari
Telapak melangkah setapak
Aku berkhayal dalam kerinduan
Rinduku yang penuh arti
Bertemu sepenggal ridho Illahi
Untuk mewujudkan satu pinta
dengan kekuatan do’a…
Ya Rabb kabulkanlah….
SMI, 30-05-18
[22:49, 30/5/2018] Rubaidarose: 👏👏👏👏👏👏👏👏
[22:50, 30/5/2018] Rubaidarose: Tambah😊😊😊😊
[22:58, 30/5/2018] Ababnkz: Ketika kamu memecutku dengan duri cambukmu
aku akan tersenyum menahan perihnya Ketika kamu menorehku dengan tajam sembilumu
Aku akan tersenyum menahan sayatannya
Ketika kamu merajamku dengan hujanan batumu
aku akan tersenyum menahan lukanya
Bahkan Ketika kamu menancapkan pedangmu di ulu hatiku, silakan lakukan saja!
Aku mau lihat sampai dimana kekejamanmu!
Nabire, 31 Mei 2018# 00:58WIT
[23:02, 30/5/2018] Fitria Linda: Jangan menyerah dikau saudara
Manusia bukan semuanya durjana
Jika Allah hendak merubah jiwa
Pastilah pertobatan dari segala dosa
Hidup janganlah hanya menerima luka
Tapi lawanlah segala dengan doa
Yakin pada yang kuasa
Akan ada perubahan yang nyata
Salam rinjani utk saudaraku di Nabire.
🙏🏻🙏🏻🙏🏻☺☺
[23:09, 30/5/2018] Ababnkz: Mulakala dari sebuah kenisbian…
[23:35, 30/5/2018] Erni Ekawati: Malam ini
Malam yang syahdu dan aku masih terjaga
Dalam alunan simfoni kehidupan
Tanpa hidangan ataupun segelas kopi
Entah sampai jam berapa lagi harus menemanimu
Seharusnya enak menikmati kamar begitu luas
Serasa kasur memanggil-manggil mata ini
Untuk bersua memadu kasih
Menikmati si Bintang Lima
Namun tahukah ini masih tugas
Demi mutiara yang tak pernah terlihat kilaunya
Apakah kamu akan menyerah
Setelah sampai sini dalam anyaman bingkai perjuangan
Apakah kamu rela mereka tak mendapatkan haknya
Ohhh bersabarlah dan bagilah setiap kemanfaatan darimu
Tersenyumlah dan tunjukkan kamu bisa
Merajut mimpi-mimpimu untuk memperjuangkan mereka
Anak-anak yang luar biasa
Yang dipandang dengan pandangan mata tertutup
Dibilanglah tidak waras
Ah andai mereka mau bercengkerama betapa nikmatnya hidup untukmu
😅😅😅😅😅✌
[23:36, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ketika kau acuhkan diriku, aku mulai menderita
Ketika kau campakkan kehadiranku, aku mulai sengsara
Sampai ketika kau diamkan aku, serasa aku kini tiada
[23:38, 30/5/2018] Cucu Khodijah: 👍👍👍
[23:40, 30/5/2018] Ababnkz: Mulakala dari sebuah kenisbian rasa
Kemunafikan itu datang
Hinadina tak lagi jadi tabu
Membuat menumpuknya sebuah kenistaan
[23:52, 30/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Waspada akan membawa keselamatan
Rela hati saat menerima semua ujian
Tulus ikhlas dalam setiap tindakan
Bertanggung jawab atas semua keputusan
Pribadi bijak jadikan tujuan
Selamat bertugas untukmu kawan
[00:00, 31/5/2018] Erni Ekawati: Tengkyuuu Mr Pujo🙏👍
[00:04, 31/5/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sama” jeng
[03:50, 31/5/2018] Dedi Puisi: Selamat semua
Semua bisa
Itulah karya kita
Jangan pernah putus asa
Jangan pernah berpuas diri itu hanya sementara
Teruslah berkarya
Sampai nyawa tiada
[04:11, 31/5/2018] Rita Nurunnisa: Subhanalloh
[11:27, 31/5/2018] Nasrullah: http://mynewbiogdde.blogspot.com/2018/05/puisi_28.html
[07:37, 1/6/2018] Fitria Linda: DALAM PELUKAN IBU
Seandainya aku mengingat saat itu
Tak ingin aku membuang waktu
Merangkai hari bersama ibu
Seandainya aku mengingat saat itu
Kau dicipta untuk membuaiku
Bermunajad untuk halau rasa sendu
Bagi aku anakmu
Seandainya aku mengingat saat itu
Aku bersemayam dalam ragamu
Menahan berat beban tubuhku
Yang semakin besar dan mendesak perutmu
Seandainya aku mengingat saat itu
Merasakan derita melahirkanku
Menitihkan tangis bahagia melihat kemunculanku
Dan merasakan peluk pertama darimu
Ibu…
Bila aku mampu
Kan kuuntai kata dan jutaan ucap terima kasihku
Memelukmu selalu
Berucap maaf untukmu
Ibu…
Selalu kau gantung senandung doa
Sejengkal nafas agar aku bahagia
Kau selalu dan selalu menahan derita
Ibu…
Andai saja aku bisa
Ku gores dengan pena
Dari seluruh samudera tinta
Kan kutulis aksara di lembar muka alam semesta
Ibu…
Kau tertatih karena renta
Gurat keriput di ujung senja
Namun kau selalu hadirkan surya
Menjinjing surya untuk anakmu mengukir asa
Ibu…
Sujudku
Pelukku
Senyumku
Untukmu
Ya Allah…
Berikan titian mengantar surga
Untuknya yang selalu menghujani doa
Ya Allah…
Peluklah selalu dengan cinta
Agar ibu selalu bahagia
Dan ijinkan aku selama bernyawa
Menjaga dan menerima titah untuk membalas jasa
Walaupun sebesar gunung intan permata
Tak cukup untuk membalas seluruh bakti jiwa raga
Bagi aku anaknya
Fitria Linda#01-06-2018#
[08:32, 1/6/2018] Nik Bu: Kerren 👍🏻👍🏻
[08:34, 1/6/2018] Fitria Linda: Terima kasih Bunda 🙏🏻☺
[08:37, 1/6/2018] Nik Bu: Kembali kasih 😊
[08:39, 1/6/2018] Dedi Puisi: Elegi Senja
Tujuh tahun lamanya
Telah ditinggal ayah mertua
Ayah mertua yg bersahaja
Orangnya sederhana
Cukup lama aku mengenalnya
Sekitar delapan tahun lamanya
Ia pergi membawa duka nestapa
Bagi keluarga kami semua
Orangnya tak banyak bicara
Banyak sekali pengalaman yg ku dapatkan darinya
Entah bila
Dapat berjumpa
Semoga saja di surga
Hanya doa ku kirimkan untuknya
Tempat terbaik di surga
Tempàt terakhir kita
[08:40, 1/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ibumu bukan ibuku
Ibuku juga bukan ibumu
Tapi kita sama sama beribu jari
Tapi kita sama sama satu ibu pertiwi
Ibu bagi anak anak negeri
[08:49, 1/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Ayah, rama, bapak, abi, papa
Alias sama semuanya
Pada akhirnya tinggal nama saja
Pada akhirnya tiada juga
Saat ini mungkin semua punya
Saat ini sebutannya berbeda
Tapi kita punya satu nama yang sama
Tapi kita berasal dari yang sama
Adam as bapak umat manusia
Asal muasal kita semua
Kecuali tiga yang tidak sama
Adam, Hawa dan Isa
[08:50, 1/6/2018] Dedi Puisi: 👍👍👍
[09:47, 1/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Selamat hari Pancasila
Haiku Pancasila
Sekarang ini
Bangga falsafah negri
Pancasilais
Patidusa cemara Pancasila
Pancasila
Pandangan hidup
Pedoman warga negara
Panutan kita rakyat Indonesia
Berbeda tetapi satu jua
Bhineka tunggal ika
Semboyan bangsanya
Indonesia
[13:12, 1/6/2018] Rubaidarose: Tetap di sini bersama ambulance
Banyak hati yang bakal menikmati
Asiknya dalam ambulance
Biar bebas dari bahaya opname
Mari mari siapsiap di kamar emergence
Hahhahahaha
Buat yang hanyut
Ambulance siap menanti😂
[13:18, 1/6/2018] Fitria Linda: Semoga…
Kita tetap berada di bumi
Saat puisi Pak Jeng-got membuai kami
Ayo siap2 kuatkan kini
Agar tidak rontok dan luluh hati
Menahan derai indah puisi para sahabat sejati
Termasuk dikau
Wahai Kak Rose-ku
😍👍🏻
[13:19, 1/6/2018] Dwi Farida: Bagai panas terik matahari menjalar sampai ke muka.
Pak jenggot membawa kesejukan dalam dahaga.
Tersebar kabar berita.
Kelas puisi akan di buka.
Semua teman menyambut dengan bersuka.
Selesai lebaran itulah waktunya
😘😘😘
Kk ida
[13:24, 1/6/2018] Dedi Puisi: Aku hanya manusia biasa
Dengan jurusan yang tak sama
Sewaktu di bangku kuliah zaman dahulu kala
Aku bukanlah apa-apa
Tidak punya ilmu seperti sastrawan ternama
Aku terus berkarya
Aku tak peduli orang berkata apa
Berkarya hingga nyawa tiada
Itu saja
[13:28, 1/6/2018] Dwi Farida: Selalu khan ku rindu.
Bujuk rayu untukmu sayangku.
Selalu khan ku tunggu.
Nafas hidupmu melalui alunan syairmu.
Terimalah kasih ku padamu.
😘😘😘
[13:35, 1/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Apalah dayaku
Aku bukan yg lalu
Asal kau tahu
Alam hatiku untukmu
[14:09, 2/6/2018] Rubaidarose: ☙🍃Rubaidarose☙🍃:
☙🍃Rubaidarose☙🍃:
💝 Tahi lalat 💝
Oleh : Rubaida Rose
Hitam pekat
Bulat memikat
Merekat di tempat berpusat
Kadang berderet, berserak, dan rapat
Mencatut
Asal muasal tahi lalat
Menyergap belasan tempat
Sebagai isyarat cerminan sifatsifat
Bersikut
Di atas mulut, tumit dan perut
Mematri pasti mengikat erat
Tak mampu menyulut
menahan rasa menyerat hebat
Tahi lalat
Mendera penuh tanda tanya
Terkadang merengut jiwa tanpa katakata
Segera meredam asa
Melerai tandatandà dihitam pekat merona
Nervus pigmentosus
Dokter menyapanya
Kuansing.01062018
[15:12, 2/6/2018] Fitria Linda: PARA ARJUNA DI ANTARA SRIKANDI PENCIPTA AKSARA
Gegayuh kami sama
Melangkahkan kaki merangkai mimpi
Mencari berkah di ladang ibadah
Mengenadah tangan menanti ilmu tiada gundah
Gurindam ini bukan hanya sebuah elegi
Bukan pula sebuah intuisi
Tapi kami di sini berikhrar janji
Mengais ilmu yang akan kita dapati
Aksara kami adalah percikan jiwa
Jiwa seorang pengabdi aksara
Diantara jutaan bahkan milyaran manusia
Yang hanya diam tak melahirkan karya
Kami para arjuna…
Perbusur kertas beranak panah pena
Hendak kutembus cakrawala
Hingga jauh di seluruh penjuru dunia
Kami para srikandi
Dengan tekad dan berani
Menggurat pena sebagai panah kami
Siap melintasi seluruh negeri
Kami berikhrar janji
Sebagai para putra putri pertiwi
Tidak hanya berpuas hati
Sampai kutorehkan pena emas atas nama kami
Fitria Linda#02-06-2018#
[15:41, 2/6/2018] Dwi Farida: Aku di sini hanya menyapa.Hai adik comel yang aku suka.Selalu berhayal tiada tara.tentang indahnya dunia.Adik comel yang aku suka .Selalu belajar tentang bahasa cinta.Dan kakak ida pendukungnya.😘😘😘
[15:44, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Aselole
[15:46, 2/6/2018] Dwi Farida: Berkerudung menambah cantik parasmu.
Gincu merah merona menghiasi senyum manismu.
Suka beecelotek itulah dirimu.
Si comel cantik. Orang memanggilmu.
KICSM..😘😘😘
[16:26, 2/6/2018] Dwi Farida: Mr Dedi..
Ki pujo jeng..got
Kalian satria perkasa.
Yang mengusung aksara menjadi bermakna.
Dan kami pun terkesima.
Trimakasih tak terhingga.
Dari kami semua untuk sobat berdua.
😊😊😊🙏
[16:29, 2/6/2018] Cucu Khodijah: Sapa hangat menyertai parasmu
Semakin besar hasrat mengenalmu
Jumpa daratpun kuharap selalu
Semoga tuhan mengabulkan doaku
[16:29, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Tiada kata terangkai sempurna
Tiada bait tersusun rata
Tiada syair hadir tercipta
Tanpa restu sahabat semua
[16:33, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Aduhai srikandi pujaan hati
Asa menanti sepanjang hari
Akan kusemai cinta di hati
Aku pertahankan sampai mati
[16:36, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Senyum manismu mengundang jiwa
Selalu terbayang di kala senja
Sembari sembahyang aku meminta
Segenap hati aku memuja
[16:38, 2/6/2018] Cucu Khodijah: Waaaaww…..rayuan mulai menggoyang pena
Membuat hati terbawa suasana
Entah mengapa hati terasa
Bagai melayang ke udara
#baper
[16:41, 2/6/2018] Dwi Farida: Bagai menari nari di taman bunga.
Bekejar kejaran bermain bersama.
Sungguh indah di pandang mata.
Pesona teman teman menyejukan jiwa.
Walau hanya melalui goresan pena.
[16:44, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Kemilau batu permata jingga
Kerling matamu sungguh mengoda
Ketika rindu makin mendera
Kutatap fotomu duhai adinda
[16:48, 2/6/2018] Erni Ekawati: Semoga ada takdir pertemukan kita
Bertatap muka dihiasi canda tawa
Sungguh aku terkesima Bunda pemupuk cinta
Bersegeralah waktu hingga sampai padanya
😍😍😍😘😘😘
[16:52, 2/6/2018] Dwi Farida: Pastilah mimpi akan terjadi.
Bila sang Ilahi meridhoi.
Jangan kecilkan hati.
Akan ada waktunya nanti.
Saling bertemu berseri seri.
Ungkapkan segala cerita di hati.
[17:15, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Debar hati ingin bersua
Derita hasrat untuk bercerita
Di bawah sinar bulan purnama
Dendangkan syair penuh pesona
[17:25, 2/6/2018] Erni Ekawati: Sahabat sang penyair
Semoga sakitmu lekas sembuh
Hingga engkau kembali pada kami
Dendangkan puisi hati lewat aksara
Pembangkit penyemangat
Semoga Allah lekas angkat penyakitmu
Sehingga timbul wajah berseri
Sembuhnya sahabat kami nantikan
[17:25, 2/6/2018] Dedi Puisi: Sakit
Di seluruh tubuh ini
Di musim hujan tahun ini
Aku pasrah pada Illahi
Waktu istirahat perlu ku miliki
Dari rutinitas harian yg tak pernah berhenti
Tapi aku tak pernah berhenti menulis puisi ini
Hingga ajal menjemput diri yg hina ini
[17:48, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Kepala 5 baru kulewati
Kerudung pun mulai berganti
Kelopak mata tak terhiasi
Kulit muka tak lagi berseri
Kecantikanku kini terhenti
[17:55, 2/6/2018] Dedi Puisi: Sakit kepala
Sakit influenza
Sakit batuk tak terkira
Sakit perut juga sama
Sakit seluruh badan tiada beda
Sakit ini reda entah bila
Hanya Allah saja obatnya
Hanya satu tiada dua
Penghapus dosa2 hamba
Sejak dulu hingga hari ini tetap ada
Ku pasrahkan diri pada Allah yg esa
[18:00, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: SAKIT
S erasa raga lara
A lamat datang derita
K eluh kesah mendera
I nginkan sehat segera
T erapi saja ke dokter cinta
[18:03, 2/6/2018] Dedi Puisi: Rangkaian kata
Pengobat derita
Dari sang pujangga
Menyapa saudara di ujung nusa
Walau tak dapat bertemu muka
Semoga lekas sembuh kiranya
Terima kasih yg tak terhingga
Doa dari seluruh sahabat guru Indonesia
[18:21, 2/6/2018] Dwi Farida: Inilah rinduku.
Kepadamu.
Adik sayangku.
Pautan hatiku.
Seraya bertambah gairah hidupku.
Alunkan puisi untukmu.
Sebagai penawar rindu.
Kelak kita khan bertemu.
Dalam nuansa syadu.
Teruslah merindu.
Akan daku.
Kakakmu.
KICSM😘😘😘😘
[19:44, 2/6/2018] Eulis: Cucok pk pujo👍👍😄😄
[22:24, 2/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Back
[23:43, 2/6/2018] Fitria Linda: TERPEJAM
Kurebah raga tak bertingkah
Penat yang menjamu tak berkilah
Kuletakkan jiwa dari segalanya
Dari hiruk pikuk rona dunia
Kucoba terpejam netra
Menghembus nafas datar bernada
Lelah…
Tungkai kaki serasa lemah
Sendi-sendi seakan letih
Sepanjang hari bergulat waktu
Seakan waktu tak hentikan itu
Hingga diri lupa akan sesuatu
Surau itu memanggil jelang diujung senja
Mengingatkan untuk menepis raga
Dari segala beban dosa
Andai saja…
Kita mampu rajut keabadian
Tentu manusia sang abdi keserakahan
Memporak-poranda kehidupan fana
Yang hanya berhias maya
Andai saja…
Tak kita lupakan sesaat saja
Siapa pemberi detak di dada
Menyulam urat dan nadi raga
Mengalirkan warna merah menghembuskan nyawa
Andai saja…
Seluruh umatNya bijaksana
Membagi waktu yang sudah ada
Untuk ibadah dan mengais pahala
Agar hidup tidaklah sia-sia
Cukup empat yang ditanya
Jabatanmu untuk meraup apa?
Hartamu kau gunakan di jalan mana?
Waktumu kau habiskan untuk mengapa?
Umurmu kau sisakan apa kau buat bijaksana
Terpejam…
Renungkan lebih dalam
Sebelum bumi siap menelan
Dan tertutup keridhoan Tuhan
Terpejam…
Hitung segala dengan rinci
Sebelum kita sudah tak percaya mimpi
Karena kita sudah tak ada di sini
Telah terbenam dan sepi
Mari kita kuatkan imani
Dari renggut dunia yang tak manusiawi
Selamat Malam Sahabatku
Mari renungkan hari ini
Sebelum detik berganti
Agar kita tak menyesal nanti
Fitria Linda#02~06~2018#
[00:16, 3/6/2018] Fitria Linda: KAU KARAM ASA
Bingkai itu bukan milikmu
Miris aku melihatmu di situ
Kisah akhirmu hanya itu
Sampai kau lupa siapa penciptamu
Asa itu bukan benda mati
Yang senantiasa mudah kau beli
Atau merengek meminta pada mami
Hentikan itu Nak…
Andai engkau tau
Ucapan apa yang akan kau pertangggung jawabkan
Saat malaikat menanyakan
Sadarlah Nak…
Ini bukan tentangmu atau harapan ayah ibu
Karena kesuksesanmu bukanlah nomor satu
Tapi kuatkan akidahmu
Menahan getir racun dunia
Yang membuatmu ikut korbankan nyawa
Kumohon Nak…
Jangan lakukan itu
Ayah ibu hanya berharap sesuatu
Kebahagian bukan hanya cuma itu
Berukir prestasi yang bergelut tak menentu
Marilah peluk ayah ibu
Tanya apa yang engkau mau
Kami sudah lama berbicara ini itu
Dan merenggut segala keinginanmu
Saatnya ayah ibu mendengar kamu
Mendengar keinginan dari dalamnya kalbu
Hingga hilangkan depresimu
Hancurkan semua tekanan batinmu
Ya Nak…
Berbicaralah…
Ayah ibu sudah tahu itu
Dirimu bukan boneka milik ayah ibu
Dirimu adalah dirimu
Ukir segala yang kau mau
Tapi tolong jangan lupakan sesuatu
Yaitu kuatkan akhlak dan imanmu
(Saya dedikasikan puisi dari peristiwa bunuh diri di Kabupaten saya yaitu dua orang anak yang meregang nyawa diikat tali gantung diri.)
Astaghfirullah…
Astaghfirullah…
Astaghfirullahalazim…
Fitria Linda_02*06*2018
[10:26, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: ULTAH “575”
Di akhir pekan
Meniup nyala lilin
Dirgahayu jeng
[10:27, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Pas ada Muach”, aku lewat. Hehehehehehe
[10:28, 3/6/2018] Erni Ekawati: 🎂🎂🎂 tengkyuuu Mr😃
[10:28, 3/6/2018] Erni Ekawati: Hehehehe
[10:29, 3/6/2018] Erni Ekawati: “575”???
[10:29, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Kunci, haiku.
[10:30, 3/6/2018] Erni Ekawati: Oghhhh
Password nya
Dari kemarin bingung “575” itu apa ternyata kunci😁
[10:30, 3/6/2018] Dedi Puisi: Memandang fotomu
Memandang wajahmu
Mengingat dirimu
Mengingat kisahmu
Mengenang kasih sayangmu
Begitu tulus ibu
[10:33, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Jumlah suku kata tiap baris
[10:37, 3/6/2018] Erni Ekawati: Ga gedhok kuping🤭
[11:27, 3/6/2018] Dedi Puisi: SEBELUM DAN SESUDAH
Menulislah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi menulis
Membacalah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi membaca
Mendengarlah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi mendengar
Berbicaralah engkau
Sebelum engkau tak bisa lagi berbicara
Karimun,03062018
Pukul 11.28 wib
[11:58, 3/6/2018] Eulis: Barokallah neng smg semua impiannya bisa tercapai aamiin
[12:10, 3/6/2018] Erni Ekawati: Aamiin aamiin aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal’aalamiin 😘 terimakasih bunda Elis😍😍😍😘😘😘
[12:11, 3/6/2018] Fitria Linda: Trakkktiiirrr Donk…yg lagi ultah sambil bukber…👏🏻👏🏻👏🏻🤪🤪😍😍😍
[12:16, 3/6/2018] Erni Ekawati: Hehehehe😍😍😍
[12:19, 3/6/2018] Fitria Linda: Ya sudah deh…
Cukup senyummu luluhkan hatiku…😃☺
[12:20, 3/6/2018] Erni Ekawati: 😘😘😘
[12:29, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: SESAL
Karya : Pujo jenggot
Sedih
Mengapa mulutku tak terkontrol
Meski sekadar terucap kata hambar
Serasa lenyap seketika tanpa kuduga
Senyum manis berubah muka masam
Luka
Mungkin kataku membuatmu terluka
Luka batin seorang wanita
Menu istimewa tercemar saat berbuka
Sungguh engkau sangat berduka
Sesak
Selera hilang suasana pun rusak
Terdiam tanpa berkata kata
Tersudut di bangku pojok
Termanggu sambil membisu
Sakit
Jiwa tergores tanpa sengaja
Batin merintih tiada terkira
Pikiran melayang entah kemana
Maaf
Hanya ini yang mampu kuucap
Hapuslah rasa sedihmu sayang
Hambar, bukan maksudku mencela masakanmu
Hanya lidahku terlampau jujur saja sayang
Hilangkan asam raut mukamu sayang
Hentikan rasa kesalmu bersandarlah padaku sayang
Hatiku selalu abadi untukmu
Hari tuaku juga untuk bersamamu
Probolinggo, 3-06-2018
[12:30, 3/6/2018] Dedi Puisi: 👍👍👍👍
[12:30, 3/6/2018] Erni Ekawati: 👏👏👏👏👏👍
[13:08, 3/6/2018] Dedi Puisi: Dedi Wahyudi:
Ku hanya bisa menginsprasi
Sesama insani
Untuk saling berbagi dan bersilaturahmi
Agar lekas datangnya rezeki
Agar diperpanjang umur insani
Untuk seluruh pelosok negeri
Mari menulis puisi
Buktikan setiap diri
Punya potensi
Jadikan dgn karya tulis sendiri
Sebagai warisan utk anak dan cucu serta cicit kita nanti
Sebelum pulang menghadap Illahi Robbi
[13:28, 3/6/2018] Rubaidarose: Mau ambulance‼
Siap membantu😊
[13:30, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Yang mana mau di terapi
[13:30, 3/6/2018] Rubaidarose: Yang lagi sedih
Kesal
Atau
Keluhan lain
[13:31, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Giliran kesuntik dong
[13:31, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Hahahaha
[13:31, 3/6/2018] Rubaidarose: Iya obatnya…lanjutkan
[13:32, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Back
[13:57, 3/6/2018] Khadijah: 👍👍👍🤧
[14:09, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Pengalaman ya bu
[14:12, 3/6/2018] Rubaidarose: Dia lagi
Oleh Rubaida Rose
Ingin berlari
Membungkus tipis jeritan hati
Tak nyaman itu membaring lemah menatap penuh arti
Muntah berdarah serasa mati
Melumat halus getir sinergi
Menyisisri jalan berlubang penuh duri
Hati itu penuh misteri
Jika boleh janganlah menarinari
Sisa waktu mu hampir tak ku kenali
Melintas di atas lukisan bergerigi
Meleoleo unjuk gigi
Hebatlah hai diri
Mengumbar kreasi membunuh mimpi
Jika kau punya nyali
Aku siap di sini
Menemani
Sampai hati mu itu mengerti
Bahwa rasa iri mencurangi
Kuansing,03052018
[14:16, 3/6/2018] Fitria Linda: Kak Rosss….
Jangan hanya bergusar hati
Karena waktu tak akan berhenti
Mari semangat meniti hari
Sampai kita kenyam asa dan kita nikmati
🚑🚑🚑🚑… ui… ui… ui…
[14:20, 3/6/2018] Fitria Linda: Suami bukan bak seorang raja
Yang berharap istri siap sedia melayaninya
Seandainya semua suami lebih peka
Akan perannya sebagai tulang rusuknya
Pak Jenggot
Jangan bermuram durja
Karena sang istri ingin merajuk rasa
Bersama suami yang selalu setia
👍🏻👍🏻😃😃
[14:29, 3/6/2018] Rubaidarose: Pulantung
Oleh Rubaida Rose
Rumah antahberantah berkabung
Memulai muncul kekang mengekang
Tak butuh wajah ku diukir penuh bintang
Sederhana itu lebih gemilang
Tak butuh pemerah buatan tukang
Sejak kemarau aku telah hengkang
Apalagi yang membuatmu semakin curang
Mencaricari alasan dalam berkubang
Pandai sungguh diraja datang
Membawa petuah tak pernah lekang
Jika ada memang harus ada perang
Pena ku udah siapsiap terbang melayang
Bukan hanya sekedar bualan hai pulan jalang
Pasti datang
Bau busuk bangkai di kerumuni lalat belatung
Apakah
Hanya bisa mematung
Saat nya anjing melolong
Meski tak lagi tertolong
Long
Long
Kuansing,03052018
[14:30, 3/6/2018] Rubaidarose: Pengen masuk ambulance
Ninut ninut
Datangggg
Lahhh
Ambulance sayanggg
[14:35, 3/6/2018] +62 813-3399-9975: 🔥
Waouw … !
Pengen deh bisa nulis spt tu
[14:45, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Sabar
Karya : Pujo jenggot
Lima aksara sakti
Berfungsi kala hati gundah gulana
Terasa sejuk nyaman di jiwa
Sebentar
Bukan menunda demi usia
Bukan pula karna menumpuk harta
Tak lebih karena masa belum saatnya
Tak lebih karena belum pada takdirnya
Takut
Apakah berani jika semua harus hancur
Apakah ragu jika harus terbujur
Bukan itu yang kutakutkan
Bukan pula keranda kematian
Sabar
S emua pasti terjadi
A da saatnya berhenti
B ersama berkat illahi
A da mukjijat terjadi
R encana dari Robul izati
Probolinggo, 3-6-2018
[14:47, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Maaf, ban ambulance kempos
[14:54, 3/6/2018] Rubaidarose: Ayuuk terbangkan penanya
Berdiam saja tak memberi makna
Melangkahlah penuh ceria
Merangkai aksara
Berbagi asa
Tanpa kata hela
[14:57, 3/6/2018] Prapto Pujo Yuwono: Canva mania
[15:00, 3/6/2018] +62 813-3399-9975: Penaku belum lagi bersayap
Sekali gores sudahlah ujarku lenyap
Pada pinsil usanglah kutaruh harap
Namun diamnyapun menetap
Cieee….
Gitu tah caranya?
[15:05, 3/6/2018] Rubaidarose: Keren…aku rela berbagi sayap asal dirimu tak lagi tiarap
Merayap dalam gelap
Jemputlah sayap di atas atap
Telah ku lebarkan segera lah sebelum lelap
Ada banyak pilihan buat sayap
Sayap ayam untuk di lalap
Sayap lalat untuk cicak yang lahap
Hap
Hap
Apa kata pak lahap
😂😂😂💝